mengajarmerdeka.id – Perangkat ajar merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran di Kurikulum Merdeka, terutama ketika sekolah mulai menerapkan pendekatan berbasis deep learning.
Pada mata pelajaran Seni Rupa Kelas 10 SMA/MA, guru dituntut untuk menyusun perangkat ajar yang tidak hanya memenuhi Capaian Pembelajaran (CP) 2025/2026, tetapi juga memfasilitasi pengalaman belajar mendalam melalui observasi, analisis, kreasi, refleksi, serta apresiasi karya seni.
Artikel ini membahas secara komprehensif perangkat ajar Deep Learning Seni Rupa untuk peserta didik kelas 10, mulai dari karakteristik mata pelajaran, strategi pedagogis, struktur perangkat ajar, hingga asesmen autentik.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning Seni Rupa untuk Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 10 SMA/MA
Seni Rupa dalam Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan kreativitas, kepekaan estetika, kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, serta komunikasi visual.
Melalui pembelajaran berbasis deep learning, peserta didik diarahkan untuk memahami konsep visual secara mendalam, mengeksplorasi teknik dan media, serta menghasilkan karya yang merefleksikan identitas, budaya, dan lingkungan sosial.
Proses pembelajaran Seni Rupa dalam Kurikulum Merdeka menempatkan peserta didik sebagai subjek aktif. Mereka tidak hanya memproduksi karya seni, tetapi juga melakukan analisis terhadap karya sendiri maupun karya seniman lintas daerah dan budaya.
Model pembelajaran ini didukung oleh data empiris UNESCO (2023) yang menunjukkan bahwa integrasi praktik seni dalam pendidikan dapat meningkatkan kreativitas hingga 35 persen, kemampuan pemecahan masalah hingga 27 persen, serta peningkatan komunikasi visual sebesar 22 persen pada siswa usia 15–17 tahun.
Capaian Pembelajaran (CP) 2025/2026 untuk Seni Rupa kelas 10 menekankan empat domain utama, yaitu:
Keempat area CP tersebut menjadi dasar dalam penyusunan perangkat ajar berbasis deep learning agar pembelajaran memiliki kedalaman konsep, relevansi kontekstual, serta mendorong keterlibatan aktif siswa.
Pembelajaran deep learning adalah pendekatan yang menekankan pemahaman yang mendalam, keterhubungan gagasan, dan kemampuan aplikatif pada situasi baru. Dalam konteks Seni Rupa, deep learning dapat dilakukan melalui proses:
Penelitian dari American Educational Research Association (AERA, 2024) menunjukkan bahwa pembelajaran seni yang berbasis deep learning meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) hingga 31 persen, terutama dalam analisis visual dan refleksi kritis.
Perangkat ajar yang lengkap untuk Seni Rupa Kelas 10 SMA/MA meliputi beberapa dokumen berikut.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara spesifik berdasarkan CP sehingga guru dapat memfasilitasi proses pembelajaran yang terukur. Setiap tujuan memuat kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kreatif.
Materi Pembelajaran
Materi yang digunakan harus relevan, kontekstual, dan memperhatikan perkembangan teknologi seni visual. Materi inti meliputi:
Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran yang sesuai untuk pendekatan deep learning di antaranya:
Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat berupa alat gambar tradisional, bahan kriya, teknologi digital, aplikasi seni seperti Adobe Fresco, Ibis Paint, dan Krita, serta platform kolaboratif Google Workspace atau LMS sekolah.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberi ruang eksplorasi dan pemikiran kreatif. Contoh alur aktivitas yang terstruktur adalah sebagai berikut:
Tahap Observasi
Siswa mengamati karya seni rupa melalui galeri virtual, museum, atau contoh karya lokal.
Analisis visual dilakukan menggunakan rubrik unsur dan prinsip seni rupa.
Tahap Eksplorasi
Siswa mencoba berbagai teknik, menguji media, dan mengidentifikasi karakter visual dari setiap media.
Guru menyediakan ruang diskusi tentang kelebihan dan kelemahan teknik tertentu.
Tahap Kreasi
Siswa membuat karya seni berdasarkan ide personal maupun isu sosial.
Guru memberikan pendampingan untuk memastikan proses kreatif berjalan sistematis.
Tahap Refleksi
Setiap siswa mempresentasikan karya, menjelaskan konsep, teknik, dan makna di balik visual.
Peserta didik lain memberi umpan balik konstruktif sesuai rubrik.
Tahap Publikasi
Karya dipamerkan dalam bentuk pameran kelas, katalog digital, atau portofolio visual.
Asesmen dalam Deep Learning Seni Rupa tidak menekankan hafalan, melainkan kualitas proses dan hasil karya. Bentuk asesmen yang dapat digunakan antara lain:
Asesmen Formatif
Asesmen Sumatif
Asesmen Projek
Untuk projek besar, asesmen dilakukan dengan menilai aspek-aspek berikut:
Seni Rupa sangat memungkinkan penerapan diferensiasi untuk mengakomodasi keberagaman siswa. Penyesuaian dapat dilakukan melalui:
Pembelajaran Seni Rupa CP 2025/2026 mengintegrasikan literasi visual dan numerasi.
Literasi visual: Pemahaman simbol, gaya, komposisi, dan makna visual.
Numerasi: Pengukuran proporsi, skala, perspektif, dan geometri bentuk.
Integrasi literasi dan numerasi terbukti meningkatkan kualitas karya siswa serta menumbuhkan pemahaman konseptual yang lebih mendalam.
Teknologi menjadi bagian penting dalam pembelajaran seni modern. Guru dapat memanfaatkan aplikasi desain, AI art tools, hingga platform kolaborasi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Penggunaan teknologi juga membantu siswa memahami perkembangan seni digital yang saat ini mendominasi industri kreatif global.
Beberapa teknologi yang dapat digunakan antara lain:
Modul Ajar terdiri dari komponen yang selaras dengan CP, alur tujuan pembelajaran, media, metode, asesmen, serta aktivitas siswa. Modul ditulis secara sistematis untuk mempermudah guru mengimplementasikan deep learning secara efektif.
Agar perangkat ajar dapat berjalan optimal, guru dapat menerapkan strategi berikut:
Perangkat ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka CP 2025/2026 dirancang untuk membangun pemahaman mendalam, kreativitas tinggi, serta kemampuan apresiasi seni yang kuat pada siswa.
Melalui perangkat ajar yang terstruktur, pembelajaran menjadi lebih bermakna, relevan dengan kebutuhan zaman, dan mendukung perkembangan identitas visual peserta didik.
Penerapan strategi deep learning dalam seni rupa tidak hanya memperkuat aspek estetika, tetapi juga membentuk kecakapan abad ke-21 seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, serta komunikasi visual yang efektif.
Dengan demikian, perangkat ajar ini berperan penting dalam mempersiapkan generasi kreatif yang mampu berkontribusi dalam dunia seni dan industri kreatif masa depan.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com