Perangkat Ajar Deep Learning PJOK Kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka

mengajarmerdeka.id – Bayangkan Anda memasuki ruang kelas di sebuah SD / MI pada Jumat pagi. Siswa kelas 6 sudah berkumpul, tampak antusias karena hari ini bukan sekadar pelajaran olahraga biasa, melainkan sesi pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan deep learning pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).

Dengan senyum, Anda mengajak mereka: “Hari ini kita tidak hanya bermain bola, kita akan merefleksikan, merancang, dan menggerakkan tubuh kita dalam tim. Kita akan belajar bersama.”

Di konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar untuk PJOK kelas 6 SD/MI harus lebih dari sekadar “lempar-tangkap”, melainkan mencakup aspek gerak dasar, kolaborasi, kesehatan, dan nilai-nilai karakter.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif bagaimana guru dapat menyusun dan menerapkan perangkat ajar deep learning untuk PJOK kelas 6, dengan struktur yang jelas, bahasa santai, storytelling ringan, dan tetap berbasis data serta prinsip pembelajaran terkini.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning PJOK Kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PJOK untuk Kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 6 SD/MI

Apa itu Deep Learning dalam Konteks PJOK?

Istilah “deep learning” di sini bukanlah yang berkaitan dengan kecerdasan buatan, melainkan pendekatan pembelajaran yang mendalam, bermakna, dan menyenangkan (Mindful, Meaningful, Joyful Learning) dalam kerangka Kurikulum Merdeka.

Sebagaimana diungkapkan dalam salah satu modul ajar: “Deep Learning fokus pada pendekatan atau strategi pembelajaran Mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning yang saling terkait.”

Dengan pendekatan ini, siswa kelas 6 didorong tidak sekadar melakukan gerakan olahraga, tetapi juga menyadari mengapa gerakan tersebut dilakukan (kesadaran), mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari (makna), dan merasakan kesenangan serta kebersamaan dalam proses pembelajarannya.

Menurut dokumen modul ajar untuk PJOK kelas 6 mencakup identifikasi kesiapan peserta didik, karakteristik materi, tujuan pembelajaran, hingga langkah-langkah pembelajaran yang terstruktur.

Mengapa penting? Karena pembelajaran gerak yang hanya bersifat fisik saja mudah menjadi rutinitas. Dengan pendekatan deep learning, aspek psikomotorik, afektif (sikap) dan kognitif (pemahaman) bersinergi dan ini sesuai dengan salah satu tujuan Kurikulum Merdeka yaitu mengembangkan profil pelajar seperti penalaran kritis, kolaborasi, kreativitas, dan kemandirian.

Struktur Perangkat Ajar PJOK Kelas 6 SD/MI

Mari kita lihat unsur-unsur perangkat ajar yang ideal untuk PJOK kelas 6 dengan pendekatan deep learning:

1. Capaian Pembelajaran (CP)

CP adalah kompetensi yang harus dicapai oleh siswa di akhir fase. Untuk PJOK kelas 6 SD/MI fase C (kelas 6) bisa berupa: aplikasi variasi gerak dasar (lokomotor, non-lokomotor, manipulatif), kerja sama tim, gaya hidup aktif dan sehat.

2. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

ATP menjabarkan bagaimana CP tersebut dicapai, misalnya: latihan mengoper bola, permainan tim kecil, menganalisis strategi bermain, dan refleksi diri.

3. Modul Ajar / Perangkat Pembelajaran

Modul ini memuat identitas (sekolah, kelas, semester), karakteristik siswa, materi inti, struktur kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, penutup), asesmen, dan nilai karakter. Contoh: modul untuk PJOK Kelas 6 SD/MI menekankan gerak dasar melalui permainan invasi.

4. Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes)

Prota dan Promes membantu guru mengorganisir tema serta alokasi waktu untuk semester atau tahun ajaran. Contoh: Prota semester 1 bisa fokus permainan bola besar, kebugaran, tema kesehatan.

5. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)

KKTP merupakan rubrik atau indikator yang menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap CP. Misalnya: “Siswa mampu melakukan dribble bola dengan kontrol baik” atau “Menyebutkan tiga contoh makanan bergizi seimbang secara jelas”.

Dengan struktur tersebut, guru memiliki panduan yang lengkap: dari tujuan sampai asesmen. Ini sangat membantu dalam menyusun pembelajaran yang terarah dan bermakna.

Mengapa Pendekatan Deep Learning Penting dalam PJOK?

Pada era sekarang, siswa tidak hanya butuh olahraga rutin mereka butuh pembelajaran yang berkembang dalam dimensi fisik, sosial, dan emosional. Berikut beberapa alasan kuat:

  • Data menunjukkan bahwa pembelajaran fisik yang hanya bersifat rutinitas tanpa refleksi dan makna sering kali tidak meningkatkan motivasi atau karakter siswa. Pendekatan yang menyeluruh akan mengoptimalkan potensi siswa.
  • Dalam modul yang ada disebutkan bahwa pembelajaran diferensiasi memungkinkan guru menyesuaikan kurikulum, proses dan produk dengan kebutuhan tiap siswa.
  • Dengan strategi pembelajaran berbasis proyek atau permainan, siswa kelas 6 dapat menumbuhkan kolaborasi dan kreativitas, misalnya merancang turnamen mini atau kampanye gaya hidup sehat. (Contoh ini terdapat pada modul perangkat ajar yang menyebut “Pembelajaran Berbasis Proyek” dan “Desain Program Kebugaran Pribadi”).
  • Nilai-nilai karakter seperti sportivitas, tanggung jawab, dan kerja sama terintegrasi dalam pembelajaran PJOK deep learning. Contohnya: dalam modul dijelaskan bahwa nilai-nilai karakter diintegrasikan.

Jadi, pendekatan ini membantu mengubah kelas PJOK dari sekadar “aktif bergerak” menjadi “aktif berpikir, aktif bergerak, aktif bermakna”.

Panduan Praktis Menyusun Perangkat Ajar Deep Learning PJOK Kelas 6

Mari kita lewatkan langkah-demi-langkah dengan kisah ringan: Bayangkan Bu Guru Anita, guru PJOK di SD “Merdeka Jaya”. Ia hendak menyusun modul ajar untuk kelas 6 semester ganjil. Begini perjalanan-nya:

Langkah 1: Kenali Siswa Anda

Bu Anita mengamati bahwa sebagian siswa suka sepak bola, sebagian lainnya kurang aktif gerak. Dalam modul tersedia bagian “Identifikasi Kesiapan Peserta Didik” yang mengajak guru mengenali latar belakang siswa, minat, serta kebutuhan belajarnya.

Langkah 2: Tentukan Capaian Pembelajaran yang Relevan

Untuk semester ganjil, Bu Anita memilih CP yang mencakup: “Menerapkan variasi gerak dasar dalam permainan invasi” serta “Menunjukkan kerja sama dan sportivitas dalam tim.” Ia merujuk ke contoh CP perangkat ajar lainnya.

Langkah 3: Susun Alur Tujuan dan Modul Ajar

Ia menyiapkan modul ajar dengan:

  • Pendahuluan (ice-breaking, pemanasan)
  • Inti (latihan gerak dasar + permainan invasi + refleksi)
  • Penutup (evaluasi dan refleksi diri)
    Contoh modul sebagaimana ditemukan: “Eksplorasi gerak dasar → latihan berpasangan atau formasi → permainan sederhana → refleksi”.

Langkah 4: Terapkan Diferensiasi

Karena siswanya heterogen, Bu Anita menyiapkan dua jalur: jalur utama untuk kelompok yang sudah mahir, dan jalur pendukung untuk yang butuh penguatan gerak dasar. Modul menyebut bahwa “Pembelajaran diferensiasi adalah bentuk pendekatan … menyesuaikan kurikulum, proses belajar, dan produk hasil belajar.”

Langkah 5: Integrasikan Nilai Karakter dan Refleksi

Dalam sesi penutup, Bu Anita mengajak siswa menuliskan refleksi: “Apa yang saya pelajari hari ini?” atau “Bagaimana saya bisa bekerja lebih baik dengan teman?” Ini selaras dengan modul yang menyebut nilai sportivitas, tanggung jawab, kerja sama.

Langkah 6: Siapkan Alat Penilaian (KKTP)

Ia membuat rubrik sederhana: misalnya gerak dasar (skala 1-4), strategi bermain tim, sikap sportivitas. Nilai baik jika siswa menunjukkan kerja sama, kontrol gerak, dan refleksi mandiri. Contoh rubrik dari modul ajar: “Gerak Dasar | Strategi | Kerja Sama (Skor 1-4)”.

Langkah 7: Gunakan Media dan Lingkungan yang Mendukung

Bu Anita memanfaatkan lapangan sekolah, kerucut sebagai penanda, bola, dan juga video demonstrasi. Modul menyebut “Lingkungan fisik: Lapangan … Penanda (cone, kapur) … Ruang virtual: Video contoh gerakan …”

Dengan langkah-langkah ini, perangkat ajar yang disusun oleh Bu Anita menjadi sangat relevan dan siap dijalankan.

Data Ilmiah dan Fakta Pendukung

Agar pembelajaran Anda lebih kuat dasar ilmiahnya:

  • Penelitian dalam bidang pembelajaran aktif menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam aktivitas fisik yang terstruktur dengan refleksi menunjukkan peningkatan motivasi dan hasil belajar (meskipun dalam konteks pendidikan jasmani masih sedikit, data menunjukkan positif).
  • Dalam sumber perangkat ajar PJOK kelas 6, ditemukan bahwa model pembelajaran menggunakan pendekatan variatif (misalnya game-based learning) untuk meningkatkan pengalaman belajar gerak.
  • Model diferensiasi dan pembelajaran berbasis proyek yang disebut dalam modul ajar selaras dengan prinsip pengajaran modern yang mendorong keterlibatan siswa, sesuai dengan literatur pedagogi terkini.

Meskipun data numerik spesifik untuk PJOK dan Kurikulum Merdeka masih terbatas, penerapan elemen-elemen yang disarankan (gerak, refleksi, kolaborasi, diferensiasi) memberi landasan yang kokoh secara pedagogis.

Tips untuk Guru Agar Perangkat Ajar Lebih Efektif

Beberapa tips yang bisa membantu Anda agar perangkat ajar deep learning PJOK kelas 6 berjalan optimal:

  • Ceritakan kisah atau konteks di awal pembelajaran: misalnya “Bayangkan kalian adalah tim penjelajah lapangan yang mencari harta tersembunyi lewat gerakan bola.” Ini meningkatkan meaningful learning.
  • Gunakan variasi permainan: lebih dari satu jenis bola, atau modifikasi aturan, agar siswa tertantang dan tidak jenuh.
  • Berikan kesempatan refleksi: setelah sesi aktivitas fisik, minta siswa berbagi “apa yang saya pelajari / apa yang perlu saya perbaiki”. Ini menguatkan mindfulness dan metakognisi.
  • Lakukan diferensiasi ringan: kelompok siswa dengan kemampuan berbeda tetap sama tujuan akhir, tetapi prosesnya bisa berbeda (lebih banyak latihan, tantangan ekstra).
  • Integrasikan nilai karakter secara eksplisit: misalnya “Sebelum kita mulai, siapa yang akan menjadi ‘kapten tim’ dan menjaga sportivitas?”
  • Manfaatkan lingkungan luar kelas: lapangan, taman sekolah, bahkan ruang virtual (video gerakan) ketika memungkinkan.
  • Jangan lupa dokumentasi dan evaluasi: gunakan rubrik sederhana, catat perkembangan siswa, dan gunakan hasil refleksi sebagai acuan pembelajaran berikutnya.

Contoh Skenario Singkat Modul untuk 3 Pertemuan

Berikut skema ringan untuk tiga pertemuan awal PJOK kelas 6 dengan pendekatan deep learning:

Pertemuan 1 (2 JP):

  • Pendahuluan: Ice-breaking dengan permainan “kucing-tikus” menggunakan bola kecil.
  • Inti: Demonstrasi gerak dasar melempar dan menangkap; siswa berpasangan menjalankan latihan; lalu permainan “5 operan tanpa direbut”.
  • Penutup: Refleksi: bagaimana rasanya menerima lemparan? Apa yang sulit? Apa yang bisa diperbaiki?

Pertemuan 2 (2 JP):

  • Pendahuluan: Review pertemuan 1, diskusi strategi “bagaimana kita bisa mengoper lebih cepat?”.
  • Inti: Latihan formasi segitiga dalam operan dan tangkapan; kemudian permainan tim kecil dengan penekanan pada kerja sama.
  • Penutup: Siswa menulis satu hal yang mereka lakukan dengan teman agar kerja sama jadi lebih baik.

Pertemuan 3 (2 JP):

  • Pendahuluan: Pemanasan + briefing turnamen mini.
  • Inti: Turnamen mini gabungkan melempar, menangkap, menggiring bola dengan aturan sederhana. Selama permainan, guru mengamati dan memberikan umpan-balik.
  • Penutup: Refleksi tertulis: “Jika saya menjadi pelatih tim saya, apa yang akan saya ubah agar tim jadi lebih baik?” Penilaian via rubrik KKTP.

Skema ini bisa Anda sesuaikan dengan alokasi waktu, fasilitas sekolah, dan karakter siswa.

Hubungan dengan Artikel Lain di Situs Anda

Untuk memperkuat SEO internal link (yang juga bagus untuk pemahaman pengguna), Anda dapat menautkan artikel ini dengan konten terkait di situs mengajarmerdeka.id seperti:

  • Artikel tentang “Cara menerapkan pembelajaran berbasis proyek di jenjang SD”
  • Artikel “Nilai karakter dalam pembelajaran PJOK”
  • Artikel “Kurikulum Merdeka: Profil Pelajar Pancasila dalam mapel PJOK”

Dengan internal linking yang relevan, pembaca akan mendapatkan pengalaman yang lebih dalam dan Google akan melihat struktur situs Anda sebagai rangkaian konten bermutu.

Perangkat ajar deep learning untuk PJOK kelas 6 SD/MI dalam Kurikulum Merdeka bukan hanya sekadar daftar aktivitas olahraga. Ia adalah kerangka menyeluruh yang menggabungkan gerak fisik, refleksi, nilai karakter, kolaborasi, dan fun learning.

Dengan menyusun CP, ATP, modul ajar, Prota, Promes, dan KKTP secara terpadu seperti yang telah dijabarkan guru dapat menghadirkan pengalaman belajar yang bermakna dan efektif bagi siswa.

Ingat kisah Bu Anita: dengan mengenali siswa, menyusun aktivitas yang kontekstual, memberikan ruang refleksi, dan memanfaatkan lingkungan, pembelajaran PJOK menjadi momen yang memicu perubahan bukan hanya kondisi fisik, tetapi sikap dan pemahaman siswa terhadap pentingnya gerak dalam hidup mereka.

Semoga artikel ini membantu Anda dalam menyusun perangkat ajar PJOK kelas 6 yang inspiratif. Jika Anda ingin template siap edit atau contoh modul lengkapnya, silakan beri tahu saya saya siap membantu!

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.