Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 10 SMA/MA

mengajarmerdeka.id – Bayangkan suasana kelas Prakarya di mana siswa bukan hanya membuat kerajinan tangan, tetapi juga memahami filosofi di balik setiap karya, menganalisis bahan, serta memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain produk yang berkelanjutan. Inilah wajah baru pembelajaran Prakarya Kerajinan di era Kurikulum Merdeka ketika seni, sains, dan teknologi berpadu melalui pendekatan Deep Learning.

Kurikulum Merdeka memberi ruang bagi siswa untuk bereksperimen, berkreasi, dan menemukan makna dari proses belajar.

Melalui perangkat ajar berbasis Deep Learning, guru dapat menuntun siswa agar tidak hanya bisa membuat sesuatu, tetapi juga memahami nilai, proses, dan dampak dari hasil karyanya terhadap lingkungan dan masyarakat.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 10 SMA/MA

Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan untuk Kelas 10 SMA/MA, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 10 SMA/MA

Apa Itu Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan?

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan adalah panduan pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan berpikir mendalam, reflektif, dan kreatif siswa dalam membuat karya kerajinan. Bukan hanya tentang hasil akhirnya, tetapi bagaimana proses berpikir, analisis, dan eksplorasi ide dijalankan secara sistematis dan bermakna.

Perangkat ini mencakup komponen penting seperti modul ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), rubrik penilaian, media pembelajaran, hingga refleksi diri. Pendekatan Deep Learning dalam konteks ini berarti siswa diajak untuk:

  • Menyelami proses pembuatan kerajinan secara analitis dan kontekstual.
  • Menghubungkan nilai-nilai budaya lokal dengan inovasi modern.
  • Menerapkan kecerdasan digital dalam desain dan dokumentasi produk.

Struktur Perangkat Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Agar pembelajaran berjalan efektif dan terarah, perangkat ajar disusun berdasarkan capaian pembelajaran (CP) dan tujuan pembelajaran (TP) yang sudah ditetapkan oleh Kurikulum Merdeka. Secara umum, strukturnya mencakup:

  1. Identitas Modul Ajar
    Menjelaskan mata pelajaran, fase (Fase E), alokasi waktu, serta karakter Profil Pelajar Pancasila yang ingin dikembangkan, seperti kreatif, mandiri, dan bernalar kritis.
  2. Capaian dan Tujuan Pembelajaran (CP dan TP)
    Misalnya, siswa mampu merancang dan membuat produk kerajinan berbasis bahan alam, daur ulang, atau teknologi modern dengan memperhatikan nilai estetika dan fungsionalitas.
  3. Materi Pokok
    Meliputi pengenalan jenis-jenis kerajinan (anyaman, batik, resin, keramik), teknik dasar pembuatan, pengelolaan bahan, hingga strategi pemasaran hasil karya.
  4. Kegiatan Pembelajaran Berbasis Deep Learning
    Disusun dalam tiga tahap besar: eksplorasi ide, pengembangan produk, dan refleksi nilai. Setiap tahap memadukan aktivitas kolaboratif, berpikir kritis, serta pemanfaatan teknologi digital.
  5. Asesmen dan Umpan Balik
    Meliputi penilaian proses dan produk. Siswa dinilai berdasarkan keunikan ide, teknik pengerjaan, serta kemampuan menjelaskan makna dari karya yang dibuat.

Prinsip Deep Learning dalam Pembelajaran Kerajinan

Konsep Deep Learning bukan sekadar istilah teknologi, melainkan pendekatan berpikir yang mendalam, kontekstual, dan reflektif. Dalam pembelajaran Prakarya Kerajinan, ada lima prinsip utama yang digunakan:

  1. Learning by Doing
    Siswa belajar dengan melakukan langsung. Mereka tidak hanya menonton tutorial, tetapi benar-benar membuat produk, menganalisis hasil, dan memperbaikinya berdasarkan masukan.
  2. Reflective Thinking
    Setelah menyelesaikan karya, siswa diajak merefleksikan: Apa inspirasi di balik produk ini? Bagaimana nilai lokal atau budaya tercermin dalam karya saya? Apa dampak produk ini terhadap lingkungan?
  3. Collaborative Innovation
    Deep Learning menekankan kolaborasi. Siswa dapat bekerja dalam kelompok untuk membuat karya bersama, saling berbagi ide, dan menggabungkan berbagai teknik kerajinan tradisional dan modern.
  4. AI-Enhanced Learning Tools
    Guru dapat menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memperkaya pembelajaran. Misalnya, memanfaatkan aplikasi desain berbasis AI seperti Canva, Adobe Firefly, atau ChatGPT untuk merancang ide kerajinan.
  5. Cultural Sustainability
    Pembelajaran tidak hanya meniru bentuk, tetapi menjaga nilai budaya lokal agar terus relevan. Contohnya, mengadaptasi motif batik tradisional ke dalam desain fashion modern dengan tetap mempertahankan maknanya.

Contoh Implementasi di Kelas: Dari Ide ke Karya Nyata

Bayangkan sebuah kelas di SMA Negeri 2 di mana guru Prakarya, Pak Adi, mengajak siswanya membuat proyek bertema “Kerajinan Ramah Lingkungan”.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  • Tahap Eksplorasi: Siswa diminta meneliti limbah di sekitar sekolah, lalu mendiskusikan potensi bahan daur ulang yang bisa dijadikan kerajinan.
  • Tahap Perancangan: Mereka membuat sketsa ide menggunakan bantuan AI design generator, lalu menulis deskripsi produk dan tujuan sosialnya.
  • Tahap Pembuatan: Dalam kelompok, mereka mulai mengolah bahan, membuat prototipe, dan mempresentasikan proses kerja mereka.
  • Tahap Refleksi: Setiap siswa menulis jurnal reflektif tentang nilai yang mereka pelajari, misalnya tanggung jawab terhadap lingkungan atau pentingnya kerja sama.
  • Tahap Evaluasi: Guru memberikan umpan balik berbasis rubrik, mencakup aspek kreativitas, estetika, fungsionalitas, dan nilai moral.

Dari kegiatan tersebut, siswa tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga menginternalisasi nilai keberlanjutan, kepedulian sosial, dan semangat inovasi.

Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran Prakarya

Era digital membuka peluang besar bagi pembelajaran Prakarya. Deep Learning memanfaatkan teknologi bukan hanya untuk mempermudah, tetapi memperkaya proses belajar. Beberapa penerapan teknologi yang bisa dilakukan antara lain:

  • Desain Digital: Siswa menggunakan aplikasi desain 3D atau simulasi visual untuk membuat prototipe sebelum produksi.
  • Virtual Exhibition: Hasil karya siswa dapat ditampilkan dalam pameran daring menggunakan platform interaktif seperti Canva atau Google Sites.
  • Video Tutorial AI: Guru dapat membuat video pembelajaran otomatis dengan bantuan AI untuk menjelaskan teknik kerajinan secara visual dan interaktif.
  • Analisis Produk: AI juga dapat membantu menganalisis keunikan produk dan memberikan saran perbaikan berdasarkan tren desain global.

Data Ilmiah: Mengapa Deep Learning Efektif untuk Prakarya?

Berdasarkan laporan UNESCO (2024), penerapan pembelajaran berbasis Deep Learning meningkatkan retensi pengetahuan praktis siswa hingga 40% dibanding metode konvensional.

Selain itu, penelitian dari Stanford Center for Learning Science menyebutkan bahwa siswa yang terlibat dalam proyek kreatif berbasis refleksi memiliki peningkatan kemampuan berpikir divergen hingga 35%.

Dalam konteks pembelajaran Prakarya, hal ini sangat relevan. Siswa yang diajak berpikir mendalam tidak hanya meniru, tetapi memahami dan menciptakan solusi baru dari permasalahan nyata di sekitarnya.

Profil Pelajar Pancasila dalam Prakarya Kerajinan

Perangkat ajar Deep Learning ini dirancang sejalan dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila:

  • Beriman dan Berakhlak Mulia: Menghargai ciptaan Tuhan melalui karya yang bermanfaat.
  • Berkebinekaan Global: Mengapresiasi kerajinan dari berbagai daerah dengan rasa hormat terhadap perbedaan budaya.
  • Gotong Royong: Bekerja sama dalam kelompok menciptakan karya terbaik.
  • Mandiri: Mengelola proses pembuatan produk dengan tanggung jawab.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis bahan dan teknik agar hasil karya lebih efisien dan ramah lingkungan.
  • Kreatif: Mengembangkan ide baru dari nilai-nilai lokal dan global.

Tantangan Guru dan Solusi di Lapangan

Guru Prakarya sering menghadapi keterbatasan alat dan bahan. Namun, Kurikulum Merdeka memberi kebebasan untuk berinovasi dengan sumber daya yang ada. Guru dapat mengajak siswa memanfaatkan bahan bekas, teknologi sederhana, atau kolaborasi dengan pengrajin lokal.

Selain itu, komunitas guru di platform seperti Mengajar Merdeka menjadi wadah berbagi ide dan perangkat ajar Deep Learning. Dengan berbagi pengalaman, guru bisa menemukan solusi praktis sekaligus memperkaya metode pembelajaran di kelas.

Membentuk Generasi Kreatif dan Berkarakter

Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka bukan hanya tentang membuat produk, tetapi tentang membentuk pola pikir kreatif, reflektif, dan bertanggung jawab.

Melalui perpaduan teknologi, nilai budaya, dan semangat gotong royong, pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk menjadi pelaku inovasi yang tetap berpijak pada kearifan lokal. Guru berperan sebagai fasilitator yang menyalakan rasa ingin tahu, sementara teknologi menjadi jembatan menuju dunia pembelajaran yang lebih luas.

Dengan semangat mengajar merdeka, kita tidak sekadar membentuk pengrajin muda, tetapi mencetak generasi pembelajar sejati yang mampu berpikir mendalam, berkarya penuh makna, dan menjaga budaya di tengah arus digitalisasi.

Dan di sinilah mengajarmerdeka.id hadir sebagai rumah inspirasi bagi para pendidik yang ingin melangkah bersama menuju pendidikan yang memerdekakan, kreatif, dan berkelanjutan.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.