mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang guru Prakarya berdiri di kebun sekolah, mengajak siswanya menanam sayuran sambil membuka aplikasi digital untuk memantau pertumbuhan tanaman.
Siswa tidak hanya belajar menanam, tapi juga menganalisis data suhu, kelembapan, dan tingkat kesuburan tanah. Inilah wajah baru pembelajaran Prakarya Budidaya di era Kurikulum Merdeka: antara keterampilan tangan dan kecerdasan digital.
Kurikulum Merdeka menempatkan Prakarya bukan sekadar pelajaran keterampilan, tetapi juga sarana menumbuhkan kemandirian, tanggung jawab, dan jiwa kewirausahaan.
Dengan pendekatan Deep Learning, pembelajaran ini menjadi lebih bermakna karena siswa memahami mengapa dan bagaimana mereka melakukan suatu proses, bukan sekadar apa yang harus dilakukan.
Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya untuk Kelas 9 SMP/MTs, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 9 SMP/MTs
Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Budidaya adalah dokumen pembelajaran yang dirancang untuk membantu guru menciptakan proses belajar mendalam berbasis proyek dan refleksi.
Deep Learning di sini bukan sekadar istilah teknologi, tetapi pendekatan pedagogis yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan berbasis data dalam kegiatan budidaya.
Melalui perangkat ini, siswa tidak hanya belajar cara menanam dan merawat makhluk hidup, tetapi juga memahami ekosistem, siklus hidup, serta penerapan teknologi cerdas dalam bidang pertanian.
Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa agar mampu mengaitkan teori dengan praktik secara nyata.
Dalam Kurikulum Merdeka, perangkat ajar terdiri dari beberapa komponen penting yang saling berkaitan:
Pendekatan Deep Learning menekankan pemahaman yang mendalam, bukan hafalan. Dalam konteks Prakarya Budidaya, ini berarti siswa memahami alasan ilmiah di balik tindakan mereka.
Misalnya, mengapa tanaman layu ketika disiram terlalu banyak, atau bagaimana mikroorganisme tanah membantu menyuburkan lahan.
Menurut penelitian UNESCO tahun 2024, pembelajaran berbasis proyek dan reflektif seperti Deep Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa hingga 40%.
Selain itu, laporan dari Stanford Graduate School of Education menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan pendekatan berbasis pengalaman lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja dan wirausaha.
Di sebuah SMP negeri di Yogyakarta, guru Prakarya bernama Pak Adi mencoba menerapkan perangkat ajar Deep Learning dalam topik “Budidaya Tanaman Hidroponik”.
Ia tidak lagi memulai dengan teori panjang, melainkan mengajak siswanya membuat miniatur sistem hidroponik dari botol bekas. Setelah itu, siswa memasang sensor kelembapan tanah dan menghubungkannya dengan aplikasi monitoring sederhana di ponsel mereka.
Setiap hari, mereka mencatat pertumbuhan tanaman, mengatur jadwal penyiraman otomatis, dan membandingkan hasilnya dengan tanaman tanpa sensor.
Di akhir proyek, siswa menulis laporan reflektif tentang apa yang mereka pelajari: bukan hanya tentang tanaman, tetapi juga tentang kesabaran, ketelitian, dan kerja sama.
Pendekatan seperti ini tidak hanya membangun pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai karakter seperti tanggung jawab dan gotong royong.
Meski terdengar futuristik, penerapan AI dalam pembelajaran Prakarya sangat memungkinkan. Guru bisa memanfaatkan teknologi sederhana, misalnya:
Dengan cara ini, siswa belajar memahami bahwa pertanian dan teknologi bukan dua hal yang terpisah, melainkan bagian dari inovasi yang bisa saling mendukung.
Berikut contoh proyek pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru di kelas:
Pendekatan Deep Learning membantu guru mencapai keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu:
Dengan cara ini, pembelajaran tidak hanya berfokus pada hasil tanam, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kompetensi masa depan.
Beberapa guru mungkin merasa kesulitan menerapkan konsep Deep Learning karena keterbatasan alat atau akses teknologi. Namun, esensi dari pendekatan ini bukan pada alat canggih, melainkan pada cara berpikir mendalam.
Solusi sederhana bisa dilakukan dengan:
Guru dapat memanfaatkan sumber daya dari platform Mengajar Merdeka yang menyediakan contoh modul, panduan asesmen, serta forum berbagi praktik baik antar pendidik.
Menurut laporan Balitbang Kemendikbud 2023, pembelajaran berbasis proyek dalam Kurikulum Merdeka meningkatkan motivasi belajar siswa hingga 35% dibandingkan metode ceramah tradisional.
Sementara itu, riset dari FAO (Food and Agriculture Organization) menunjukkan bahwa pelatihan budidaya berbasis teknologi digital meningkatkan hasil panen hingga 20% dalam skala pendidikan.
Fakta ini membuktikan bahwa inovasi pembelajaran tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan literasi teknologi dan ketahanan pangan.
Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka bukan sekadar alat bantu guru, tetapi jembatan menuju pembelajaran yang lebih hidup, relevan, dan berdampak.
Melalui perpaduan antara sains, teknologi, dan nilai karakter, siswa tidak hanya belajar menanam, tetapi juga memahami filosofi kehidupan: bahwa setiap proses butuh waktu, ketekunan, dan refleksi.
Dengan dukungan platform pendidikan seperti mengajarmerdeka.id, para guru dapat terus berinovasi menciptakan ruang belajar yang memerdekakan di mana setiap siswa bisa tumbuh menjadi pembelajar sejati yang kreatif, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan serta masa depan.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com