Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 9 SMP/MTs

mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang guru Prakarya berdiri di kebun sekolah, mengajak siswanya menanam sayuran sambil membuka aplikasi digital untuk memantau pertumbuhan tanaman.

Siswa tidak hanya belajar menanam, tapi juga menganalisis data suhu, kelembapan, dan tingkat kesuburan tanah. Inilah wajah baru pembelajaran Prakarya Budidaya di era Kurikulum Merdeka: antara keterampilan tangan dan kecerdasan digital.

Kurikulum Merdeka menempatkan Prakarya bukan sekadar pelajaran keterampilan, tetapi juga sarana menumbuhkan kemandirian, tanggung jawab, dan jiwa kewirausahaan.

Dengan pendekatan Deep Learning, pembelajaran ini menjadi lebih bermakna karena siswa memahami mengapa dan bagaimana mereka melakukan suatu proses, bukan sekadar apa yang harus dilakukan.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 9 SMP/MTs

Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya untuk Kelas 9 SMP/MTs, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 9 SMP/MTs

Apa Itu Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya?

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Budidaya adalah dokumen pembelajaran yang dirancang untuk membantu guru menciptakan proses belajar mendalam berbasis proyek dan refleksi.

Deep Learning di sini bukan sekadar istilah teknologi, tetapi pendekatan pedagogis yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan berbasis data dalam kegiatan budidaya.

Melalui perangkat ini, siswa tidak hanya belajar cara menanam dan merawat makhluk hidup, tetapi juga memahami ekosistem, siklus hidup, serta penerapan teknologi cerdas dalam bidang pertanian.

Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa agar mampu mengaitkan teori dengan praktik secara nyata.

Komponen Utama Perangkat Ajar

Dalam Kurikulum Merdeka, perangkat ajar terdiri dari beberapa komponen penting yang saling berkaitan:

  1. Identitas Modul Ajar
    Berisi nama modul, alokasi waktu, fase (Fase D untuk kelas 9), dan profil pelajar Pancasila yang dituju seperti gotong royong, mandiri, dan kreatif.
  2. Capaian Pembelajaran (CP)
    Misalnya, siswa mampu menerapkan teknik budidaya tanaman hortikultura secara berkelanjutan dan memanfaatkan teknologi sederhana dalam perawatan.
  3. Tujuan Pembelajaran (TP)
    Dirumuskan dalam bentuk operasional, contohnya: Siswa mampu menjelaskan faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan tanaman dan menggunakan alat digital untuk memantau kondisi tersebut.
  4. Materi Ajar Kontekstual
    Materi dikaitkan dengan lingkungan sekitar siswa. Misalnya, budidaya sayuran lokal, ikan lele, atau tanaman obat keluarga yang dapat mereka temukan di rumah.
  5. Metode Deep Learning dan Integrasi Teknologi
    Menggabungkan pendekatan ilmiah, reflektif, dan berbasis proyek. Misalnya, siswa membuat sistem irigasi sederhana berbasis sensor kelembapan tanah dengan bantuan aplikasi ponsel.
  6. Asesmen dan Refleksi
    Penilaian berbasis proses, hasil, dan sikap. Siswa juga diajak menulis jurnal refleksi berisi pengalaman mereka selama melakukan budidaya dan apa yang mereka pelajari dari kesalahan atau keberhasilan.

Mengapa Deep Learning Penting dalam Prakarya Budidaya?

Pendekatan Deep Learning menekankan pemahaman yang mendalam, bukan hafalan. Dalam konteks Prakarya Budidaya, ini berarti siswa memahami alasan ilmiah di balik tindakan mereka.

Misalnya, mengapa tanaman layu ketika disiram terlalu banyak, atau bagaimana mikroorganisme tanah membantu menyuburkan lahan.

Menurut penelitian UNESCO tahun 2024, pembelajaran berbasis proyek dan reflektif seperti Deep Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa hingga 40%.

Selain itu, laporan dari Stanford Graduate School of Education menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan pendekatan berbasis pengalaman lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja dan wirausaha.

Belajar dari Kebun Digital Sekolah

Di sebuah SMP negeri di Yogyakarta, guru Prakarya bernama Pak Adi mencoba menerapkan perangkat ajar Deep Learning dalam topik “Budidaya Tanaman Hidroponik”.

Ia tidak lagi memulai dengan teori panjang, melainkan mengajak siswanya membuat miniatur sistem hidroponik dari botol bekas. Setelah itu, siswa memasang sensor kelembapan tanah dan menghubungkannya dengan aplikasi monitoring sederhana di ponsel mereka.

Setiap hari, mereka mencatat pertumbuhan tanaman, mengatur jadwal penyiraman otomatis, dan membandingkan hasilnya dengan tanaman tanpa sensor.

Di akhir proyek, siswa menulis laporan reflektif tentang apa yang mereka pelajari: bukan hanya tentang tanaman, tetapi juga tentang kesabaran, ketelitian, dan kerja sama.

Pendekatan seperti ini tidak hanya membangun pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai karakter seperti tanggung jawab dan gotong royong.

Integrasi Teknologi dan AI dalam Pembelajaran Budidaya

Meski terdengar futuristik, penerapan AI dalam pembelajaran Prakarya sangat memungkinkan. Guru bisa memanfaatkan teknologi sederhana, misalnya:

  • Sensor IoT (Internet of Things): Untuk mengukur suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya di area budidaya.
  • Aplikasi AI seperti ChatGPT atau Perplexity: Sebagai asisten belajar yang membantu siswa mencari informasi atau menganalisis data tanaman.
  • Data Logging Digital: Menggunakan spreadsheet online untuk mencatat hasil pengamatan harian dan membuat grafik pertumbuhan.

Dengan cara ini, siswa belajar memahami bahwa pertanian dan teknologi bukan dua hal yang terpisah, melainkan bagian dari inovasi yang bisa saling mendukung.

Contoh Proyek Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 9

Berikut contoh proyek pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru di kelas:

  1. Proyek “Tanaman Pintar di Rumahku”
    Siswa menanam sayuran seperti sawi atau kangkung menggunakan sistem hidroponik sederhana. Mereka memantau pertumbuhan menggunakan aplikasi sensor atau data manual.
  2. Proyek “Budidaya Ikan Lele Ramah Lingkungan”
    Mengintegrasikan prinsip ekonomi sirkular dengan memanfaatkan air limbah dapur yang telah disaring untuk pemeliharaan ikan.
  3. Proyek “Kebun Digital Sekolah”
    Kolaborasi antar kelas dalam membuat kebun sekolah berbasis data, di mana setiap kelompok bertanggung jawab pada satu jenis tanaman dan melaporkan perkembangannya secara digital.

Hubungan dengan Profil Pelajar Pancasila

Pendekatan Deep Learning membantu guru mencapai keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu:

  • Beriman dan Berakhlak Mulia: Menghormati alam dan makhluk hidup sebagai ciptaan Tuhan.
  • Berkebinekaan Global: Menghargai berbagai praktik budidaya dari budaya lain.
  • Gotong Royong: Kolaborasi dalam proyek kelompok.
  • Mandiri: Mengatur proses belajar dan tanggung jawab sendiri.
  • Bernalar Kritis: Menggunakan data dan refleksi untuk pengambilan keputusan.
  • Kreatif: Menciptakan inovasi budidaya sederhana berbasis teknologi.

Dengan cara ini, pembelajaran tidak hanya berfokus pada hasil tanam, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kompetensi masa depan.

Tantangan di Lapangan dan Solusi Praktis

Beberapa guru mungkin merasa kesulitan menerapkan konsep Deep Learning karena keterbatasan alat atau akses teknologi. Namun, esensi dari pendekatan ini bukan pada alat canggih, melainkan pada cara berpikir mendalam.

Solusi sederhana bisa dilakukan dengan:

  • Menggunakan bahan bekas untuk proyek (botol, kaleng, ember).
  • Mengajak siswa menggunakan ponsel untuk mendokumentasikan hasil belajar.
  • Melakukan refleksi bersama setelah proyek selesai untuk memperkuat makna belajar.

Guru dapat memanfaatkan sumber daya dari platform Mengajar Merdeka yang menyediakan contoh modul, panduan asesmen, serta forum berbagi praktik baik antar pendidik.

Data Ilmiah Pendukung

Menurut laporan Balitbang Kemendikbud 2023, pembelajaran berbasis proyek dalam Kurikulum Merdeka meningkatkan motivasi belajar siswa hingga 35% dibandingkan metode ceramah tradisional.

Sementara itu, riset dari FAO (Food and Agriculture Organization) menunjukkan bahwa pelatihan budidaya berbasis teknologi digital meningkatkan hasil panen hingga 20% dalam skala pendidikan.

Fakta ini membuktikan bahwa inovasi pembelajaran tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan literasi teknologi dan ketahanan pangan.

Belajar Budidaya dengan Cara Baru

Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka bukan sekadar alat bantu guru, tetapi jembatan menuju pembelajaran yang lebih hidup, relevan, dan berdampak.

Melalui perpaduan antara sains, teknologi, dan nilai karakter, siswa tidak hanya belajar menanam, tetapi juga memahami filosofi kehidupan: bahwa setiap proses butuh waktu, ketekunan, dan refleksi.

Dengan dukungan platform pendidikan seperti mengajarmerdeka.id, para guru dapat terus berinovasi menciptakan ruang belajar yang memerdekakan di mana setiap siswa bisa tumbuh menjadi pembelajar sejati yang kreatif, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan serta masa depan.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.