Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka

mengajarmerdeka.id – Bayangkan sebuah kelas yang bukan hanya penuh siswa yang duduk mendengarkan guru berbicara, tetapi siswa yang aktif berdiskusi, mengeksplorasi nilai-nilai kehidupan, lalu akhirnya mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dalam dunia nyata.

Inilah tujuan perangkat ajar berbasis “deep learning” pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di kelas 6 SD/MI dalam Kurikulum Merdeka.

Istilah deep learning di sini bukan berarti kecerdasan buatan, melainkan pembelajaran mendalam: siswa tidak hanya tahu, tapi juga memahami dengan tafsiran sendiri, mengevaluasi, dan menerapkan.

Modul-modul ajar yang ditemukan menunjukkan bahwa pendekatan seperti ini mulai diterapkan di PPKn kelas 6 SD/MI.

Sebagai guru atau tenaga kependidikan yang mengunjungi situs seperti mengajarmerdeka.id, Anda pasti ingin perangkat ajar yang tidak hanya “ada” tetapi juga “berfungsi”: menggerakkan siswa untuk berpikir kritis, bertanggung jawab, dan menjadi bagian aktif dari masyarakat.

Download contoh Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PPKN untuk Kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning PPKN Kelas 6 SD/MI

Memahami Komponen Utama Perangkat Ajar Deep Learning PPKn Kelas 6

Dalam merancang perangkat ajar berbasis deep learning untuk PPKn Kelas 6 SD/MI, ada beberapa komponen kunci yang perlu diperhatikan. Mari kita jelajahi satu-per-satu.

1. Capaian Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran

Perangkat ajar idealnya diawali dengan Capaian Pembelajaran (CP) yang konkret dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang jelas. Untuk PPKn kelas 6 fase C, modul yang tersedia menunjukkan bahwa materi mencakup nilai-nilai Pancasila, norma, hak dan kewajiban, musyawarah, keberagaman, dan persatuan.

Contoh: Siswa mampu “menghubungkan sila-sila dalam Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh” atau “menguraikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi bangsa”.

2. Fokus pada Pemahaman, Analisis, dan Aplikasi

Deep learning menuntut agar siswa tidak sekadar mengenal definisi, tetapi membedah arti dan kemudian menerapkannya. Misalnya dalam konteks norma dan kewajiban: siswa tidak hanya menghafal kewajiban, tetapi berdiskusi mengapa kewajiban itu penting dalam kehidupan sehari-hari, lalu membuat rencana aksi sederhana di rumah atau sekolah.

3. Kegiatan Pembelajaran yang Beragam dan Interaktif

Modul ajar PPKn kelas 6 menyarankan aktivitas seperti diskusi kelompok, presentasi, simulasi, refleksi, dan proyek kecil.

Hal ini sangat selaras dengan penelitian pembelajaran aktif yang menyebut bahwa siswa lebih memahami materi jika terlibat dalam kegiatan bermakna (Bransford, Brown & Cocking, 2000; dalam konteks internasional).

4. Penilaian yang Holistik: Kognitif, Afektif dan Psikomotorik

Perangkat ajar deep learning juga mengakomodasi aspek karakter (afektif) dan keterampilan (psikomotorik) selain aspek kognitif. Modul ajar disebutkan “tidak hanya menekankan pada aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik” untuk kelas 6 SD.

5. Konteks Keberagaman, Kebangsaan dan Profil Pelajar Pancasila

Materi penting lainnya adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila dipraktikkan di kehidupan nyata: menghormati perbedaan budaya dan agama, gotong-royong, persatuan.

Modul ajar menyebutkan Bab seperti “Menghormati Perbedaan Budaya dan Agama dalam Kehidupan Sehari-hari” dan “Provinsiku Bagian dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Cerita Nyata di Kelas: “Pak Guru Andi dan Kelas 6B”

Saya ingin mengajak Anda masuk ke suasana sebuah kelas: Pak Andi mengajar PPKn di SD Negeri X, kelas 6B. Awalnya, siswa tampak biasa saja duduk, mencatat, lalu menghafal nilai pada Pancasila.

Namun ketika dia menyampaikan, “Bagaimana kalau kita buat proyek mini: ‘Bekerjasama dalam keberagaman di lingkungan sekolah’?”, suasana berubah.

Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil. Setiap kelompok memilih satu area di sekolah (kantin, lapangan, kelas lain) untuk melakukan refleksi: “Nilai Pancasila mana yang bisa kita perkuat di situ?” Kemudian mereka merancang poster, diskusi, dan presentasi ke teman-teman siswa lain.

Ketika refleksi selesai, Pak Andi mengajak siswa berbagi pengalaman: “Apa yang kalian pelajari?” Seorang siswa berkata: “Saya dulu kurang peduli kalau teman beda agama makan di meja saya. Tapi setelah diskusi kelompok saya jadi sadar bahwa persatuan itu di mulai dari hal kecil.”

Inilah esensi deep learning: siswa menyentuh nilai, kemudian menginternalisasi dan menerapkan. Dan sebagai guru, perangkat ajar yang Anda susun akan memfasilitasi perubahan tersebut.

Langkah Praktis Menyusun Perangkat Ajar Deep Learning PPKn Kelas 6

Sekarang mari kita susun langkah-langkah praktis agar Anda bisa membuat atau menyesuaikan perangkat ajar untuk kelas Anda.

Langkah 1: Tentukan Capaian Pembelajaran
Mulailah dengan CP yang jelas: contohnya “Siswa dapat menjelaskan makna setiap sila Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan kelompok”. Pastikan CP sesuai dengan fase C kelas 6 SD/MI.

Langkah 2: Susun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Buat ATP yang mengurut:

  • Tujuan pemahaman (mengenal sila-sila)
  • Tujuan analisis (menghubungkan satu sila dengan yang lain, serta implikasi norma)
  • Tujuan aplikasi (merancang aktivitas atau proyek)

Langkah 3: Rancang Kegiatan Pembelajaran yang Mendalam
Buat kegiatan yang mendorong siswa aktif, misalnya:

  • Diskusi kelompok: “Apa arti ‘kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan’ dalam kehidupan kita?”
  • Simulasi: Bermusyawarah memilih kegiatan kelas, kemudian merefleksi proses.
  • Proyek mini: Buat kampanye mini tentang tanggung-jawab sebagai warga sekolah atau masyarakat.

Langkah 4: Integrasikan Penilaian Beragam
Penilaian kognitif: tes singkat/nilai refleksi.
Penilaian afektif: observasi sikap siswa dalam diskusi dan proyek.
Penilaian psikomotorik: evaluasi presentasi atau poster kelompok.

Langkah 5: Adaptasi dengan Konteks Lokal dan Keberagaman Siswa
Karena PPKn sangat terkait dengan nilai-nilai kebangsaan dan lokalitas, Anda bisa menyesuaikan dengan kondisi sekolah Anda: budaya lokal, keragaman agama, karakter sekolah. Modul ajar menyebut bahwa penyesuaian lokal penting.

Langkah 6: Refleksi dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan, ajak siswa refleksi: “Apa yang saya pelajari?”, “Bagaimana saya bisa menerapkannya di rumah/sekolah?”, “Apa yang akan saya lakukan minggu depan?” Ini mendukung pembelajaran mendalam yang berkelanjutan.

Mengapa Pendekatan Deep Learning Menjadi Penting dalam PPKn?

  1. Konteks nilai yang hidup
    Menurut salah satu artikel, modul ajar PPKn kelas 6 Kurikulum Merdeka memuat nilai-nilai Pancasila yang diterapkan dalam proyek hidup sehari-hari dan bukan sekadar teori.
  2. Persiapan warga negara abad ke-21
    Siswa tidak hanya dituntut menghafal, tetapi juga berpikir kritis, mampu berkolaborasi, dan memiliki karakter. Hal ini sangat relevan dengan profil pelajar Pancasila.
  3. Meningkatkan retensi dan makna pembelajaran
    Penelitian pembelajaran aktif menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam kegiatan bermakna akan lebih paham dan mengingat materi lebih lama dibanding hanya mendengarkan. Pendekatan deep learning mengadopsi hal tersebut.
  4. Menghadapi tantangan keberagaman dan globalisasi
    Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila seperti persatuan dalam keberagaman, siswa kelas 6 sudah mulai dipersiapkan menjadi warga yang toleran dan adaptif.

Tantangan Umum dan Solusinya dalam Implementasi

Tantangan 1: Waktu terbatas dalam pembelajaran
Banyak guru menemukan bahwa kelas PPKn memiliki alokasi waktu yang terbatas, sehingga sulit melaksanakan proyek besar.
Solusi: Pilih satu kegiatan utama per semester dan lakukan micro-projek yang bisa diselesaikan dalam beberapa pertemuan.

Tantangan 2: Ketidaksiapan siswa dalam pembelajaran aktif
Siswa mungkin terbiasa pasif mendengarkan guru.
Solusi: Mulailah dengan kegiatan kecil seperti “ice-breaker” berdiskusi, lalu tingkatkan ke proyek. Bangun budaya kelas di mana siswa merasa aman berbicara dan bereksplorasi.

Tantangan 3: Keterbatasan sumber daya dan alat peraga
Kadang sekolah tidak memiliki banyak alat atau fasilitas untuk kegiatan praktis.
Solusi: Gunakan alat sederhana (kertas poster, peta lokal, foto budaya lokal), gunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai “laboratorium” nilai.

Tantangan 4: Penilaian afektif dan psikomotorik terasa subjektif
Penilaian selain tes kognitif sering dianggap sulit dan tidak objektif.
Solusi: Gunakan rubrik yang jelas (misalnya rubrik sikap kerjasama, rubrik presentasi) dan ajak siswa melakukan self-assessment atau peer-assessment agar lebih transparan.

Contoh Mini-Proyek Perangkat Ajar untuk PPKn Kelas 6

Judul proyek: “Keragaman Budaya Kita, Persatuan Kita”
Durasi: 3 pertemuan (masing-masing 40 menit)
Langkah-langkah:

  1. Pertemuan 1 — Diskusi: Kelompok siswa mencari contoh keberagaman budaya atau agama di lingkungan sekolah atau desa.
  2. Pertemuan 2 — Kelompok membuat poster atau video pendek yang menggambarkan bagaimana nilai Pancasila (misalnya sila ke-3 “Persatuan Indonesia” atau sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab”) bisa diwujudkan dalam keberagaman tersebut.
  3. Pertemuan 3 — Presentasi kelompok ke seluruh kelas, refleksi bersama: apa yang berubah dalam sikap kita? Bagaimana kita menerapkannya di minggu mendatang?

Penilaian:

  • Kognitif: refleksi tertulis tentang makna persatuan dalam keberagaman.
  • Afektif: observasi sikap kelompok dalam kegiatan apakah saling menghargai, mendengarkan ide teman.
  • Psikomotorik: kualitas poster/video dan presentasi.

Proyek seperti ini memberikan pengalaman nyata kepada siswa, bukan hanya teori di buku.

Integrasi dengan Platform Pendidikan dan Penerapan Digital

Di era digital dan di era di mana siswa sering terpapar teknologi, ada beberapa cara untuk menambahkan lapisan digital ke perangkat ajar PPKn berbasis deep learning:

  • Gunakan forum daring (misalnya Google Classroom atau aplikasi sejenis) untuk diskusi kelompok sebelum atau setelah kegiatan tatap muka.
  • Ajak siswa membuat vlog pendek atau presentasi digital tentang hasil proyek mereka.
  • Gunakan platform kuis interaktif untuk penilaian formatif: misalnya quiz tentang norma dan hak-kewajiban.
  • Monitoring progres melalui rubrik online yang bisa diakses siswa dan guru untuk refleksi bersama.

Dengan cara ini, perangkat ajar Anda menjadi lebih relevan dan menyenangkan bagi siswa generasi sekarang.

Mengapa Anda Harus Memilih Perangkat Ajar Deep Learning untuk PPKn Kelas 6

Jika Anda membaca hingga di sini, Anda telah memahami bahwa perangkat ajar deep learning untuk PPKn kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka bukanlah sekadar modul atau lembar kerja.

Ia adalah kerangka pembelajaran yang menggerakkan siswa untuk memahami, menganalisis, dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka. Dengan pendekatan seperti ini:

  • Pembelajaran menjadi bermakna dan kontekstual.
  • Siswa jadi lebih aktif dan memiliki pengalaman nyata.
  • Anda sebagai guru turut membentuk karakter dan kompetensi warga negara masa depan.
  • Modul ajar yang Anda susun akan lebih relevan dengan kebutuhan abad ke-21 dan kondisi lokal sekolah Anda.

Mulailah dengan satu bab, satu proyek sederhana, dan satu refleksi bersama siswa. Dari sana Anda bisa mengembangkan perangkat ajar yang lebih kaya dan adaptif.

Semoga panduan ini membantu Anda di mengajarmerdeka.id dalam menciptakan pembelajaran PPKn kelas 6 yang mendalam, kontekstual, dan berdampak. Selamat berkarya!

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.