Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka

mengajarmerdeka.id – Bayangkan sebuah kelas di SMA, di mana para siswa tidak lagi sekadar mendengarkan ceramah guru tentang Pancasila, melainkan terlibat dalam simulasi debat kebijakan publik, menganalisis isu global, dan menggunakan teknologi untuk membuat solusi sosial. Inilah wajah baru pembelajaran PPKN di Kurikulum Merdeka, khususnya untuk kelas 12 SMA/MA.

Sebagai mata pelajaran yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan, moral, dan kewarganegaraan, PPKN kini memiliki tantangan baru: bagaimana menanamkan etika dan kepemimpinan di tengah gempuran dunia digital.

Di sinilah perangkat ajar berbasis Deep Learning berperan penting mengubah cara belajar dari sekadar mengetahui menjadi memahami, dari menghafal menjadi merefleksikan, dan dari mendengar menjadi bertindak.

Download contoh Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PPKN untuk Kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning PPKN Kelas 12 SMA/MA

Apa Itu Perangkat Ajar Deep Learning PPKN?

Perangkat ajar Deep Learning PPKN adalah rancangan pembelajaran inovatif yang menggabungkan pendekatan deep learning (pembelajaran mendalam) dengan semangat Kurikulum Merdeka.

Fokusnya bukan hanya pada transfer pengetahuan, tetapi pada penguatan karakter, empati, dan kemampuan berpikir kritis terhadap isu-isu kewarganegaraan modern.

Perangkat ajar ini mencakup komponen penting seperti:

  • Modul ajar PPKN
  • Lembar kerja peserta didik (LKPD) reflektif
  • Panduan proyek sosial
  • Asesmen formatif dan sumatif berbasis nilai
  • Aktivitas berbasis teknologi dan diskusi digital

Dengan pendekatan ini, siswa kelas 12 tidak hanya memahami konstitusi dan sistem pemerintahan, tetapi juga belajar menjadi warga negara yang berintegritas dalam dunia nyata dan dunia maya.

Struktur Perangkat Ajar Deep Learning PPKN Kelas 12

Sesuai prinsip Kurikulum Merdeka, perangkat ajar dibangun berdasarkan capaian pembelajaran (CP) dan tujuan pembelajaran (TP) yang kontekstual. Berikut strukturnya:

  1. Identitas Modul Ajar
    Menyebutkan nama mata pelajaran, fase F (Kelas 12), alokasi waktu, dan dimensi profil pelajar Pancasila yang ingin dicapai seperti bernalar kritis, berakhlak mulia, dan gotong royong.
  2. Capaian Pembelajaran (CP)
    Contohnya: Siswa mampu mengevaluasi penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan publik dan praktik demokrasi digital.
  3. Tujuan Pembelajaran (TP)
    Misalnya: Siswa mampu menganalisis isu-isu kebangsaan dalam konteks global dan digital dengan pendekatan reflektif.
  4. Materi dan Aktivitas Pembelajaran
    Materi disusun secara tematik dan kontekstual, seperti etika digital, korupsi, hak asasi manusia, partisipasi publik, dan keadilan sosial. Aktivitas melibatkan simulasi kebijakan, debat digital, hingga proyek aksi sosial.
  5. Pendekatan Deep Learning dan AI-Based Thinking
    Guru menggunakan model pembelajaran mendalam seperti inquiry learning dan project-based learning untuk mengajak siswa berpikir seperti sistem AI: menganalisis, menyimpulkan, dan mengevaluasi nilai berdasarkan data.
  6. Asesmen dan Refleksi
    Penilaian menekankan kemampuan analitis, argumentatif, dan moral reasoning. Siswa juga menulis refleksi digital atau membuat konten edukatif sebagai bentuk asesmen autentik.

Prinsip Pembelajaran Deep Learning dalam PPKN

Pendekatan Deep Learning membawa filosofi bahwa belajar harus menyentuh hati dan logika sekaligus. Dalam PPKN, prinsip ini diwujudkan melalui lima langkah utama:

  1. Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna)
    Materi tidak berdiri sendiri, tetapi dihubungkan dengan isu aktual seperti konflik sosial, hoaks politik, atau hak digital warga negara. Misalnya, siswa menelusuri bagaimana etika bermedia sosial mencerminkan nilai Pancasila.
  2. Reflective Thinking (Berpikir Reflektif)
    Siswa diajak merenungkan makna setiap tindakan sebagai warga negara. Mereka menulis jurnal reflektif seperti “Apakah saya sudah menjadi warga negara yang bertanggung jawab di dunia digital?”
  3. Collaborative Learning (Pembelajaran Kolaboratif)
    Proyek kelompok seperti “Sekolah Ramah Demokrasi” atau “Kampanye Anti Ujaran Kebencian” menjadi wadah siswa untuk menerapkan gotong royong dan empati sosial.
  4. Critical and Ethical Reasoning (Penalaran Kritis dan Etis)
    Guru menantang siswa untuk menilai kasus nyata, misalnya penyalahgunaan data pribadi atau polarisasi politik. Dari situ, siswa belajar membuat keputusan etis berdasarkan prinsip konstitusi dan nilai moral.
  5. Technology-Integrated Learning (Integrasi Teknologi)
    AI digunakan sebagai alat bantu pembelajaran, misalnya untuk menganalisis opini publik secara data-driven atau menggunakan chatbot pendidikan untuk diskusi nilai. Dengan bimbingan guru, teknologi ini menjadi mitra berpikir, bukan pengganti nilai.

Contoh Implementasi di Kelas 12

Mari kita bayangkan kegiatan belajar di kelas PPKN kelas 12.

Guru, Pak Hendra, memulai pelajaran dengan menampilkan data dari survei nasional tentang kepercayaan publik terhadap lembaga negara.

Siswa kemudian diminta menafsirkan data tersebut dan mendiskusikan kaitannya dengan prinsip demokrasi dan keadilan sosial.

Selanjutnya, kelompok siswa membuat proyek video pendek berjudul “Demokrasi di Era Digital”, di mana mereka menyoroti isu disinformasi politik di media sosial.

Video ini kemudian dipresentasikan dan dikomentari secara terbuka, dengan fokus pada nilai kebangsaan dan solusi etis yang diusulkan.

Di akhir sesi, siswa menulis refleksi pribadi:

“Apa arti tanggung jawab digital bagi saya sebagai calon pemimpin masa depan?”
Melalui kegiatan ini, pembelajaran menjadi hidup, relevan, dan mendalam.

Data Ilmiah: Efektivitas Pendekatan Deep Learning

Berdasarkan riset dari Harvard Graduate School of Education (2023), pembelajaran yang melibatkan refleksi nilai dan kolaborasi aktif meningkatkan retensi konsep hingga 45% dibandingkan metode konvensional.

Penelitian UNESCO (2024) juga mencatat bahwa penerapan teknologi AI dalam pendidikan dapat menghemat waktu guru hingga 30% dan meningkatkan keterlibatan siswa hingga 50%.

Artinya, perangkat ajar Deep Learning bukan sekadar tren, tetapi solusi nyata untuk meningkatkan kualitas pembelajaran karakter dan kewarganegaraan di era digital.

Integrasi dengan Profil Pelajar Pancasila

Semangat Kurikulum Merdeka sangat sejalan dengan pendekatan Deep Learning. Perangkat ajar ini membantu guru membentuk enam dimensi profil pelajar Pancasila melalui pengalaman nyata:

  • Beriman dan Berakhlak Mulia: Refleksi nilai moral dan etika digital.
  • Berkebinekaan Global: Diskusi lintas budaya dan isu global.
  • Gotong Royong: Proyek sosial dan aksi komunitas.
  • Mandiri: Tanggung jawab belajar dan berpikir reflektif.
  • Bernalar Kritis: Analisis isu publik dengan pendekatan data.
  • Kreatif: Produksi konten digital yang edukatif dan beretika.

Dengan cara ini, siswa kelas 12 tidak hanya siap menghadapi ujian akhir, tetapi juga siap menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas dan melek teknologi.

Tantangan Guru dan Solusinya

Beberapa guru mungkin merasa bahwa pendekatan Deep Learning membutuhkan waktu dan pemahaman teknologi yang lebih tinggi. Namun, Kurikulum Merdeka justru memberikan keleluasaan bagi guru untuk bereksperimen.

Guru bisa memulai dari hal sederhana, seperti menggunakan survei digital untuk mengukur pendapat siswa, atau membuat forum diskusi daring tentang nilai Pancasila di era AI. Dengan dukungan platform pendidikan seperti mengajarmerdeka.id, guru dapat berbagi perangkat ajar, template asesmen, dan ide proyek yang telah terbukti efektif.

Selain itu, kolaborasi antar guru lintas sekolah juga penting untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang saling menguatkan.

Belajar PPKN dengan Hati, Data, dan Aksi

Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka adalah langkah maju dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter kuat dan sadar etika digital.

Dengan menggabungkan nilai Pancasila, refleksi diri, kolaborasi sosial, dan teknologi kecerdasan buatan, PPKN menjadi lebih dari sekadar pelajaran moral ia menjadi perjalanan pembentukan jati diri bangsa.

Guru tidak lagi hanya pengajar, tetapi fasilitator nilai dan inspirator karakter. Sementara siswa, melalui perangkat ajar ini, tumbuh menjadi pelajar Pancasila yang siap memimpin dengan hati, berpikir dengan nalar, dan bertindak dengan tanggung jawab.

Dan pada akhirnya, inilah semangat Mengajar Merdeka: menjadikan ruang kelas sebagai laboratorium nilai, tempat teknologi dan kemanusiaan berjalan beriringan demi masa depan pendidikan Indonesia yang beradab dan cerdas.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.