Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 9 SMP/MTs

mengajarmerdeka.id – Bayangkan suasana kelas Prakarya di sebuah SMP yang berbeda dari biasanya. Alih-alih hanya membuat rangkaian listrik sederhana, siswa sedang merancang purwarupa alat penyiram otomatis menggunakan sensor.

Mereka berdiskusi, mencoba, gagal, dan mencoba lagi bukan karena disuruh, tapi karena penasaran. Itulah semangat pembelajaran Deep Learning dalam Kurikulum Merdeka: belajar dengan makna, berlandaskan pengalaman nyata, dan berorientasi pada inovasi.

Prakarya Rekayasa bukan lagi sekadar mata pelajaran keterampilan. Ia menjadi ruang bagi siswa untuk berpikir kritis, berkreasi, dan beradaptasi dengan teknologi.

Kurikulum Merdeka menghadirkan pendekatan baru yang memungkinkan setiap siswa memahami bagaimana teknologi bekerja sekaligus menggunakannya untuk menyelesaikan masalah nyata.

Dan di balik itu semua, perangkat ajar Deep Learning menjadi panduan utama guru agar pembelajaran tetap terarah, bermakna, dan berdampak.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 9 SMP/MTs

Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa untuk Kelas 9 SMP/MTs, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 9 SMP/MTs

Apa Itu Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa?

Perangkat ajar Deep Learning adalah rancangan pembelajaran yang memadukan prinsip pembelajaran mendalam dengan kecerdasan buatan (AI thinking).

Artinya, siswa tidak hanya belajar “apa” dan “bagaimana”, tetapi juga “mengapa” mengapa suatu teknologi diciptakan, bagaimana dampaknya, dan bagaimana mereka bisa berkontribusi melalui inovasi sederhana.

Dalam konteks Prakarya Rekayasa Kelas 9 SMP/MTs, perangkat ajar ini meliputi:

  • Modul ajar berbasis proyek (Project-Based Learning)
  • Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) digital
  • Asesmen formatif dan sumatif berbasis observasi dan refleksi
  • Panduan guru yang mengintegrasikan literasi teknologi dan karakter

Dengan perangkat ajar ini, guru tidak hanya menjadi pengajar, tapi juga fasilitator kreativitas dan eksplorasi ilmiah siswa.

Struktur Perangkat Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 9

Perangkat ajar dalam Kurikulum Merdeka selalu berpijak pada Capaian Pembelajaran (CP) yang menekankan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menciptakan solusi rekayasa sederhana. Berikut struktur umumnya:

  1. Identitas Modul Ajar
    Memuat informasi dasar seperti mata pelajaran, fase (Fase D untuk Kelas 9), alokasi waktu, dan elemen profil pelajar Pancasila yang ingin dicapai misalnya kreatif, bernalar kritis, dan mandiri.
  2. Capaian Pembelajaran (CP)
    Misalnya, siswa mampu menerapkan konsep rekayasa sederhana untuk membuat produk teknologi tepat guna.
  3. Tujuan Pembelajaran (TP)
    Contoh: Siswa dapat merancang dan membuat alat rumah tangga sederhana dengan memanfaatkan prinsip mekanika dasar.
  4. Materi Pembelajaran Kontekstual
    Materi tidak hanya teori, tapi juga eksperimen nyata: membuat rangkaian listrik, sensor otomatis, atau model energi terbarukan dengan bahan sederhana.
  5. Kegiatan Pembelajaran Berbasis Deep Learning
    Setiap kegiatan didesain dengan siklus “Eksplorasi – Eksperimen – Refleksi – Evaluasi”. Guru mendorong siswa untuk berpikir layaknya seorang peneliti muda.
  6. Asesmen dan Refleksi Nilai
    Penilaian mencakup keterampilan teknis, kemampuan berpikir sistematis, serta refleksi nilai seperti kerja sama dan tanggung jawab sosial.

Prinsip Deep Learning dalam Pembelajaran Rekayasa

Deep Learning dalam konteks pendidikan tidak berarti menggunakan jaringan neural atau coding AI, tetapi lebih ke metode berpikir seperti AI: analitis, reflektif, dan berbasis data. Ada lima prinsip utama yang diterapkan pada pembelajaran Prakarya Rekayasa:

  1. Exploration-Based Learning
    Siswa diajak mencari tahu sendiri melalui eksperimen. Guru memberikan masalah terbuka, seperti “Bagaimana membuat alat penghemat air di rumah?”
  2. Collaborative Problem Solving
    Siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan solusi. Mereka membagi peran: perancang, teknisi, pencatat data, dan presenter.
  3. Design Thinking Process
    Setiap proyek dimulai dari tahap empati, ideasi, prototipe, hingga evaluasi. Ini menumbuhkan kemampuan berpikir sistematis dan kreatif.
  4. Reflective Learning
    Setelah proyek selesai, siswa menulis jurnal refleksi digital: apa yang mereka pelajari, kesalahan apa yang terjadi, dan bagaimana memperbaikinya.
  5. AI-Enhanced Feedback
    Guru bisa memanfaatkan aplikasi pembelajaran berbasis AI (seperti ChatGPT atau Merdeka Mengajar) untuk memberikan umpan balik otomatis dan personal.

Contoh Implementasi di Kelas 9

Mari bayangkan kegiatan belajar nyata di ruang Prakarya SMP.
Guru, Pak Bayu, memulai kelas dengan tantangan: “Bagaimana jika kita membuat alat penyiram tanaman otomatis yang bisa bekerja tanpa diawasi?”

Langkah-langkah pembelajaran berlangsung seperti ini:

  • Pendahuluan:
    Siswa menonton video singkat tentang sistem sensor kelembapan tanah. Mereka mencatat prinsip kerjanya.
  • Eksplorasi:
    Kelompok siswa mengamati alat sederhana di sekolah, lalu berdiskusi bagaimana prinsip kerja alat itu bisa ditiru.
  • Eksperimen:
    Dengan panduan LKPD digital, mereka mulai merakit alat menggunakan bahan bekas, kabel, dan sensor sederhana.
  • Refleksi:
    Setelah alat berfungsi, siswa menganalisis kelemahannya dan menuliskan solusi perbaikan di jurnal refleksi.
  • Presentasi:
    Tiap kelompok mempresentasikan alatnya, menjelaskan konsep, dan menilai keberlanjutan produk dari sisi lingkungan.

Proses seperti ini mendorong siswa memahami konsep rekayasa bukan dari hafalan, melainkan dari pengalaman langsung.

Integrasi Profil Pelajar Pancasila

Melalui perangkat ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa, guru dapat menanamkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila secara alami:

  • Kreatif: Siswa menciptakan produk teknologi yang bermanfaat.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis efektivitas alat yang dibuat dan mencari cara memperbaikinya.
  • Gotong Royong: Bekerja dalam kelompok dengan pembagian peran yang seimbang.
  • Mandiri: Mengelola proyek dan waktu pengerjaan dengan tanggung jawab.
  • Beriman dan Berakhlak Mulia: Mengaitkan inovasi dengan nilai moral dan kepedulian sosial.
  • Berkebinekaan Global: Terbuka terhadap teknologi baru dan menghargai ide dari berbagai sumber.

Data Ilmiah: Efektivitas Pembelajaran Rekayasa Berbasis Deep Learning

Menurut penelitian dari Journal of STEM Education (2024), siswa yang belajar menggunakan pendekatan deep learning menunjukkan peningkatan 42% dalam kemampuan berpikir sistematis dan 37% dalam kemampuan kolaboratif dibandingkan pembelajaran konvensional.

Sementara laporan UNESCO tahun 2023 menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dan refleksi nilai meningkatkan motivasi belajar siswa hingga 30%.

Hal ini menunjukkan bahwa integrasi teknologi dan kreativitas dalam pembelajaran Prakarya membawa dampak signifikan terhadap keterampilan abad 21.

Tantangan dan Solusi bagi Guru

Penerapan perangkat ajar Deep Learning memang memerlukan adaptasi. Tidak semua sekolah memiliki peralatan rekayasa lengkap atau akses teknologi yang merata.

Namun, semangat Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitas. Guru dapat menyesuaikan alat dan bahan sesuai kondisi lokal.

Misalnya, jika sensor sulit didapat, proyek bisa dialihkan ke pembuatan alat manual berbasis prinsip rekayasa, seperti sistem tuas atau katrol sederhana. Yang terpenting adalah proses berpikir rekayasanya, bukan tingkat kecanggihannya.

Guru juga dapat memanfaatkan platform Merdeka Mengajar untuk mengunduh contoh modul ajar, menilai proyek siswa, dan berdiskusi dengan guru lain.

Peran Teknologi dan AI dalam Prakarya

AI dapat menjadi mitra belajar, bukan pengganti guru. Misalnya:

  • ChatGPT atau Perplexity bisa digunakan untuk membantu siswa mencari ide rekayasa.
  • Google AI Tools dapat membantu simulasi rancangan alat sederhana.
  • Platform digital seperti Tinkercad bisa digunakan untuk membuat prototipe virtual sebelum praktik nyata.

Dengan dukungan ini, pembelajaran menjadi lebih adaptif, aman, dan relevan dengan dunia nyata siswa.

Membangun Generasi Rekayasawan Muda

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka bukan hanya panduan teknis mengajar, tetapi juga jembatan menuju masa depan pendidikan berbasis inovasi. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga penciptanya.

Mereka belajar dari pengalaman, berani gagal, dan terus mencoba. Itulah esensi pembelajaran mendalam yang sesungguhnya.
Guru berperan sebagai pemandu yang menyalakan rasa ingin tahu, bukan sekadar pemberi instruksi.

Dengan dukungan situs pendidikan seperti mengajarmerdeka.id, para pendidik dapat terus berinovasi, berbagi pengalaman, dan membangun ekosistem belajar yang berakar pada karakter dan berpuncak pada kecerdasan digital.

Karena di masa depan, bangsa ini tidak hanya membutuhkan siswa yang tahu cara membuat alat, tetapi juga memahami nilai-nilai yang membuat alat itu berguna bagi kehidupan manusia.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.