Perangkat Ajar Deep Learning PJOK Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka

mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang guru PJOK membuka kelas hari itu dengan senyum – siswa kelas 8 SMP/MTs masuk kelas sambil berbincang ringan, tidak seperti suasana sekolah yang biasa “langsung lari, lompat, latihan”.

Guru tersebut membawa gagasan yang agak berbeda: bukan sekadar rutinitas gerak tapi sebuah sesi pembelajaran bermakna yang mengajak siswa memahami mengapa gerak itu penting, bagaimana tubuh dan pikiran bisa berpadu, dan bagaimana aktivitas jasmani dapat membentuk karakter serta kebugaran seumur hidup.

Inilah inti dari pendekatan Deep Learning dalam pendidikan bukan istilah teknologi, tetapi “pembelajaran mendalam” yang dimaknai secara pendidikan.

Dalam konteks mata pelajaran PJOK untuk kelas 8 di Kurikulum Merdeka, perangkat ajar dengan pendekatan deep learning menawarkan jalan menuju pengalaman belajar yang lebih aktif, reflektif, dan relevan.

Artikel ini akan mengajak Anda menelusuri bagaimana menyusun perangkat ajar tersebut, mengapa penting, dan bagaimana menerapkannya secara praktis di lapangan. Kita akan menggunakan gaya santai dan storytelling agar mudah dicerna oleh guru maupun praktisi pendidikan.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning PJOK Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PJOK untuk Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 8 SMP/MTs

Apa Itu Deep Learning dalam Konteks Pendidikan?

Sebelum kita masuk modul ajar PJOK, alangkah baiknya kita memahami dulu konsep. Kata “deep learning” sering kali diasosiasikan dengan kecerdasan buatan, jaringan neuronnya, dan pengolahan big data. Namun dalam pendidikan di Indonesia, maknanya berbeda.

Menurut dokumen – deep learning pendidikan diartikan sebagai pembelajaran yang:

  • Menekankan pemahaman konsep secara mendalam, bukan sekadar menghafal.
  • Mendorong siswa untuk mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata, berpikir kritis dan reflektif.
  • Menjadikan siswa sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran (aktif, bukan pasif).
  • Tidak dimaksudkan sebagai kurikulum baru, melainkan sebagai pendekatan dalam pembelajaran – yang bisa diterapkan bersama Kurikulum Merdeka.

Lebih lanjut, beberapa elemen kunci yang sering disebut: Meaningful Learning (pembelajaran bermakna), Mindful Learning (pembelajaran dengan kesadaran), dan Joyful Learning (pembelajaran yang menyenangkan).

Jadi, ketika kita bicara “perangkat ajar deep learning PJOK”, kita berarti: rancangan pembelajaran PJOK yang memuat aktivitas-aktivitas di mana siswa benar-benar memahami mengapa melakukan gerak, bagaimana implikasinya terhadap kesehatan, bagaimana menginternalisasikan nilai-nilai sosial dan karakter, bukan hanya “latihan lompat jauh, lompat tinggi, selesai”.

Hubungan dengan Kurikulum Merdeka & PJOK Kelas 8

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, terdapat penekanan pada fleksibilitas, relevansi kontekstual, serta penguatan profil pelajar Pancasila.

Sebagai contoh, dalam PJOK kelas 8/ SMP/MTs (fase D) dokumen capaian pembelajaran mengarah ke pengurangan cakupan materi yang terlalu luas agar proses pembelajaran dapat berlangsung mendalam.

Untuk PJOK sendiri, kompetensi inti dan dasar sudah lama menekankan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, perilaku sehat, dan nilai-nilai olahraga.

Dengan menggabungkan kedua hal tersebut, maka perangkat ajar PJOK kelas 8 yang kita susun harus:

  1. Memuat capaian pembelajaran sesuai fase dan kelas.
  2. Menyediakan unit pembelajaran yang terfokus (tidak terlalu banyak topik sekaligus) agar mendalam.
  3. Merancang aktivitas gerak yang relevan dan bermakna bagi siswa (tidak sekadar rutin) misalnya gerak kombinasi, permainan lapangan, kebugaran fungsional.
  4. Mencakup penilaian formatif dan refleksi sehingga siswa merenung dan memahami prosesnya.
  5. Menghubungkan aktivitas dengan nilai karakter, kesehatan, dan kehidupan sehari-hari.

Sebagai guru yang ingin membuat perangkat ajar, Anda bisa mulai dari modul atau unit seperti “Permainan Lapangan – Lompat Jauh” atau “Gerak Kebugaran Fungsional” yang sudah sesuai fase D kelas 8. Contohnya ditemukan dalam modul ajar yang berbasis konsep ini.

Struktur Perangkat Ajar Deep Learning PJOK Kelas 8

Mari kita uraikan bagaimana struktur perangkat ajar yang ideal dengan pendekatan deep learning untuk PJOK kelas 8. Anda bisa menyesuaikan nama file, sekolah, alokasi waktu sesuai kebutuhan.

1. Identitas & Profil Pelajar

  • Nama sekolah, kelas/semester, mapel PJOK, alokasi waktu.
  • Profil Pelajar Pancasila (misalnya: beriman dan bertakwa, bergotong-royong, bernalar kritis, kreatif, mandiri, berkebhinekaan global) yang menjadi orientasi.

2. Capaian Pembelajaran

Tulis capaian pembelajaran sesuai fase D kelas 8 (misalnya: siswa mampu mempraktikkan variasi gerak, menganalisis kondisi kebugaran tubuh, memahami nilai aktivitas jasmani).

3. Pemahaman Bermakna

Sediakan bagian yang mengajak siswa menyadari mengapa aktivitas gerak ini penting. Misalnya: “Siswa menyadari bahwa dengan mempelajari lompat jauh atau permainan lapangan, mereka akan meningkatkan kebugaran, memahami konsep tolakan/awalan, dan mampu menerapkan dalam kegiatan sehari-hari.” Contoh ada di modul ajar.

4. Pertanyaan Pemantik (“Hook”)

Gunakan pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu dan keterlibatan siswa. Contoh: “Mengapa kita melakukan awalan dalam lompat jauh?” atau “Bagaimana perasaanmu setelah melakukan aktivitas kebugaran di luar ruangan?”

5. Kegiatan Pembelajaran

Bagilah ke dalam tahap: pendahuluan (pemanasan, apersepsi), inti (praktik gerak, eksplorasi, variasi aktivitas, tantangan kelompok), penutup (refleksi, evaluasi diri, umpan balik).

Contoh modul untuk lompat jauh: awalan, tolakan, sikap badan di udara, mendarat; lalu variasi melalui melompati tali, bangku, lomba kecil.

Penting untuk memilih aktivitas yang relevan untuk siswa kelas 8, bukan hanya mengulang gerak standar, tetapi memberikan opsi kreatif: siswa bisa merancang variasinya, bereksperimen dengan kondisi berbeda, lalu mengevaluasi hasilnya. Hal ini sesuai spirit deep learning: siswa aktif, eksploratif, berdiferensiasi.

6. Penilaian dan Refleksi

Sediakan lembar kerja/lembar cek diri/self-check sheet yang memungkinkan siswa melakukan pengecekan sendiri atas penguasaan gerak, kemudian guru memberikan umpan balik.

Dalam modul disebutkan: peserta didik melakukan gerak, memeriksa keberhasilannya sendiri (sesuai indikator).

Refleksi: ajak siswa menulis atau berdiskusi, misalnya: “Apa tantangan yang saya hadapi saat melakukan tolakan? Bagaimana saya bisa memperbaikinya?” Hal ini menguatkan transfer pemahaman dan fungsi gerak bagi kehidupan sehari-hari.

7. Penguatan Karakter dan Kebugaran

Karena PJOK bukan sekadar olahraga, tetapi juga pengembangan karakter, maka perangkat ajar harus menyertakan unsur strategi hidup sehat, kerja sama tim, kreatifitas, tanggung jawab terhadap sarana prasarana, dan nilai sportifitas. Buku PJOK menyebut hal ini sebagai bagian dari tujuan pembelajaran.

8. Diferensiasi dan Kontekstualisasi

Manfaatkan konteks lokal sekolah, budaya, dan karakter siswa. Misalnya, aktivitas gerak-outdoor di halaman sekolah dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, atau permainan tradisional muatan lokal yang dikaitkan dengan gerak kebugaran. Ini sesuai dengan fleksibilitas Kurikulum Merdeka.

Mengapa Pendekatan Deep Learning Penting untuk PJOK Kelas 8?

Cerita kecil berikut mungkin menggambarkan: di sebuah SMP di Klaten, guru PJOK kelas 8 – sebut saja Bu Ani – merasa selama ini pembelajaran gerak cenderung “sesuai buku” dan siswa sering keluh “kok kita cuma latihan terus ya, nggak tahu kenapa”.

Lalu Bu Ani memutuskan mengubah pendekatannya: pada unit lompat jauh, ia tidak langsung menugaskan latihan tombak tolakan dan mendarat. Ia mulai dengan cerita: “Bayangkan kamu akan ikut lomba lompat jauh.

Bentuk tolakanmu akan mempengaruhi seberapa jauh kamu melayang. Setelah itu, mendaratmu menentukan hasil akhirnya. Tapi lebih dari itu: gerak ini mengajarkan kita tentang keberanian, kecepat-an, kontrol tubuh, dan kerja sama teman sebagai pengukur jarak.”

Hasilnya: siswa lebih antusias, saling memberi masukan, mencoba variasi tolakan, membandingkan hasil, bahkan membuat video gerak mereka menggunakan ponsel, lalu menganalisis bersama. Hal ini menunjukkan beberapa manfaat dari implementasi deep learning dalam PJOK:

  • Siswa tidak hanya melakukan gerak tapi memahami alasan di balik gerak.
  • Siswa aktif mengeksplorasi dan bereksperimen, bukan hanya mengikuti instruksi.
  • Siswa terlibat secara sosial (teman memberi masukan) dan reflektif (apa yang bisa saya perbaiki?).
  • Nilai karakter seperti keberanian, tanggung jawab, kerja sama terinternalisasi bersama aktivitas jasmani.
  • Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna, bukan sekadar rutinitas.

Dari sisi ilmiah, studi mengenai deep learning dalam pendidikan menyebut bahwa pendekatan ini membantu meningkatkan penguasaan kompetensi, kemampuan berpikir kritis, dan motivasi belajar.

Karena itu, perangkat ajar yang dirancang dengan mindset deep learning akan jauh lebih efektif untuk siswa SMP/MTs kelas 8 daripada perangkat ajar yang sekadar menurunkan kompetensi dasar menjadi daftar aktivitas tanpa kaitan makna.

Tips Praktis Guru untuk Implementasi yang Sukses

Berikut beberapa tips yang bisa jadi “teman baik” bagi guru PJOK yang ingin menerapkan perangkat ajar deep learning di kelas 8:

  1. Mulai dengan cerita atau konteks nyata: Misalnya “Bagaimana olahraga lompat jauh bisa membantu kita lari cepat menyeberang lapangan saat permainan bola?” Atau “Bagaimana kebugaran jasmani membantu kita aktif di ekstrakurikuler setelah sekolah?”
  2. Gunakan model pembelajaran aktif dan kolaboratif: Siswa bisa bereksperimen, merekam gerak, memberi masukan, kemudian memperbaiki.
  3. Fokus pada segmen gerak dan variasi: Alih-alih langsung ke bentuk sempurna, biarkan siswa menguasai langkah demi langkah (awalan, tolakan, udara, pendaratan) dan mengulang sesuai kemampuannya. Contoh modul menyebut urutan itu secara eksplisit.
  4. Link ke karakter dan kesehatan: Sisipkan refleksi atau diskusi: “Apa arti tubuh sehat? Bagaimana gerak ini membantu kesehatan jantung atau otot kita?”
  5. Penilaian yang bermakna: Gunakan cek-diri, peer feedback, dan rubrik yang tidak hanya melihat hasil akhir (jarak lompat) tetapi juga proses (kesigapan, usaha, kreatifitas dalam variasi).
  6. Kontekstualisasi ke lingkungan siswa: Gunakan sarana sekolah atau lingkungan sekitar (halaman, lapangan, tali, bangku) sebagai media pembelajaran–menjadi kreatif sesuai kondisi lokal.
  7. Refleksi & tindak lanjut: Di akhir unit, ajak siswa menulis atau berbagi: “Apa yang saya capai? Apa yang saya tantang untuk minggu depan?” Ini membantu pemahaman mendalam dan transfer ke kehidupan sehari-hari.
  8. Evaluasi dan revisi: Guru melakukan review perangkat ajar setelah implementasi apa berhasil, apa yang perlu disesuaikan. Pendekatan deep learning menuntut adaptasi.

Contoh Skema Perangkat Ajar – Singkat

TahapKegiatanCapaian/Refleksi
PendahuluanGuru memulai dengan kisah guru lama yang lompat jauh di sekolah dan menghubungkan ke aktivitas siswa sehari-hari. Siswa berdiskusi singkat: “Apa yang membuat lompat jauh berhasil?”Siswa memahami koneksi antara gerak, tubuh, dan konteks.
Inti pertemuan 1Aktivitas: Pemanasan dinamis (lari pendek, skipping), lalu eksplorasi awalan dan tolakan‐tolakan kecil secara berpasangan. Siswa merekam gerak tolakan lalu berdiskusi: “Apa yang saya rasakan berbeda jika awalan saya pendek?”Siswa mulai menguasai awalan & tolakan, memahami perbedaannya.
Inti pertemuan 2Aktivitas: Eksperimen variasi tolakan dan sikap badan di udara, kemudian mendarat. Setiap kelompok merancang tantangan sendiri (misalnya: jarak awalan berbeda, tolakan kaki berbeda). Guru menyediakan lembar checklist/self-check.Siswa bereksplorasi, peer-feedback terjadi, proses aktif.
PenutupRefleksi tertulis: “Saya merasa… karena… Kegiatan minggu depan saya ingin memperbaiki…” Siswa berbagi secara singkat.Pemahaman mendalam dan rencana tindak lanjut muncul.
PenilaianGuru menggunakan rubrik yang menilai: pemahaman siswa terhadap konsep (mengapa awalan penting), keterampilan gerak (tolakan, pendaratan), serta nilai karakter (sportifitas, kerja sama).Penilaian bukan hanya jarak lompat tapi proses dan makna.

Membuat perangkat ajar untuk PJOK kelas 8 dengan pendekatan deep learning bukan hanya “mengubah template”, tapi mengubah mindset: dari sekadar mengajar gerak ke mengajar pemahaman gerak, mengajak siswa menjadi penjelajah gerak, bukan hanya pelaksana gerak.

Dengan perangkat ajar yang dirancang dengan struktur seperti di atas, guru mendapatkan alat yang lebih kuat untuk menghadirkan pembelajaran yang bermakna, relevan, dan menyenangkan.

Untuk website mengajarmerdeka.id, Anda bisa menyajikan artikel ini sebagai panduan lengkap bagi guru PJOK, lengkap dengan link internal ke artikel-lain seperti “Contoh Modul Ajar Kurikulum Merdeka PJOK”, “Refleksi Aktivitas Gerak untuk Siswa SMP”, atau “Penilaian Autentik dalam Pembelajaran PJOK”. Ini membantu struktur internal link yang baik untuk SEO dan pengalaman pengguna.

Semoga artikel ini menjadi inspirasi untuk Anda sebagai guru PJOK dan membantu proses pembelajaran di kelas 8 SMP/MTs menjadi lebih hidup, mendalam, dan bermakna. Selamat mengajar!

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.