
mengajarmerdeka.id – Pembelajaran seni teater di sekolah bukan hanya tentang menghafal naskah atau tampil di panggung, tetapi juga tentang mengembangkan kreativitas, kerja sama, komunikasi, dan empati.
Dengan pendekatan deep learning dalam Kurikulum Merdeka, modul ajar seni teater dapat menjadi sarana luar biasa untuk menumbuhkan keterampilan abad 21.
Artikel ini akan membahas secara detail bagaimana menyusun modul ajar deep learning seni teater untuk SD, SMP, dan SMA dengan bahasa yang santai namun tetap ilmiah.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Seni Teater untuk SD, SMP, SMA Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Modul ajar deep learning seni teater adalah rancangan pembelajaran yang menuntun siswa mengeksplorasi konsep, praktik, dan nilai-nilai seni teater secara mendalam.
Deep learning dalam konteks pendidikan berarti mengajak siswa berpikir kritis, menemukan makna, dan menghubungkan pengalaman belajar dengan kehidupan nyata.
Dalam seni teater, ini bisa berarti memahami latar belakang cerita, mempelajari emosi karakter, hingga menciptakan karya baru berdasarkan refleksi pribadi.
Modul ajar ini biasanya memuat komponen seperti tujuan pembelajaran, pemetaan capaian pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, media dan alat, asesmen formatif-sumatif, serta pengayaan.
Dengan pendekatan deep learning, semua komponen ini diarahkan untuk menciptakan pengalaman belajar yang aktif dan bermakna.
Seni teater adalah media ekspresi yang melibatkan pikiran, emosi, dan tubuh secara bersamaan. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis seni meningkatkan kemampuan komunikasi, empati sosial, serta keterampilan kolaboratif siswa (Robinson, 2021).
Dengan deep learning, guru dapat menciptakan proses belajar yang tidak hanya melatih keterampilan teknis seperti akting, tetapi juga mengasah kecerdasan emosional dan berpikir reflektif.
Selain itu, teater mendorong siswa memahami beragam perspektif. Dalam satu pementasan, mereka bisa memerankan tokoh yang berbeda latar belakang, budaya, dan kepribadian.
Ini membantu mereka mengembangkan toleransi, rasa hormat, dan keterbukaan terhadap perbedaan.
Membuat modul ajar yang baik memerlukan kerangka yang jelas. Berikut komponen utama yang dapat dimasukkan:
Pada tingkat SD, guru sebaiknya menggunakan permainan dan cerita sebagai pintu masuk. Misalnya, siswa diminta memerankan hewan favoritnya, lalu bercerita tentang petualangan hewan itu. Aktivitas ini mengajarkan empati, imajinasi, serta keberanian tampil di depan teman-teman.
Gunakan media yang sederhana, seperti topeng kertas atau boneka tangan. Pastikan suasana belajar menyenangkan agar siswa merasa aman bereksplorasi.
Siswa SMP mulai mampu berpikir abstrak sehingga guru bisa mengenalkan analisis karakter dan konflik cerita. Misalnya, setelah membaca drama pendek, siswa diminta mendiskusikan motivasi tokoh utama dan membuat alternatif akhir cerita.
Guru dapat memfasilitasi latihan improvisasi, yang melatih kecepatan berpikir dan kreativitas. Improvisasi juga mengajarkan siswa menerima ide orang lain dan membangunnya menjadi cerita bersama.
Di SMA, siswa siap mengerjakan proyek teater skala besar. Guru bisa membagi peran seperti sutradara, aktor, penata artistik, penata musik, hingga tim publikasi. Dengan demikian, mereka belajar manajemen produksi, kepemimpinan, serta kerja sama tim.
Diskusi tema teater juga dapat dihubungkan dengan isu sosial yang relevan, seperti keberagaman, lingkungan, atau hak asasi manusia.
Dengan begitu, siswa belajar kritis terhadap realitas sosial sekaligus mengekspresikannya dalam karya seni.
Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran berbasis projek dan profil Pelajar Pancasila. Modul ajar seni teater bisa dirancang sebagai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema misalnya Kebinekaan Global atau Gotong Royong.
Sebagai contoh, proyek pementasan teater tentang cerita rakyat Nusantara dapat membantu siswa memahami nilai budaya lokal sekaligus meningkatkan rasa kebangsaan.
Rencana ini bisa disesuaikan dengan durasi pertemuan dan jenjang pendidikan.
Modul ajar deep learning seni teater bukan hanya panduan teknis, tetapi juga jembatan untuk membangun karakter siswa.
Dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran teater dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan, mendidik, dan bermakna bagi siswa SD, SMP, hingga SMA.
Guru diharapkan dapat terus berinovasi, mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, dan memberikan ruang bagi siswa untuk berkreasi. Hasilnya, siswa tidak hanya menjadi aktor di panggung sekolah, tetapi juga aktor dalam kehidupan mereka sendiri – kreatif, percaya diri, dan peduli pada sesama.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com