
mengajarmerdeka.id – Pernahkah Anda melihat siswa yang pemalu berubah percaya diri setelah ikut pementasan teater sederhana? Itulah kekuatan seni teater. Bagi anak kelas 4 SD/MI, seni teater bukan hanya sekadar bermain peran, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran mendalam atau deep learning.
Seni teater melatih siswa untuk bekerja sama, berpikir kritis, dan mengekspresikan diri dengan berani. Di era Kurikulum Merdeka, kemampuan ini sangat relevan karena mendukung Profil Pelajar Pancasila, terutama dalam aspek gotong royong, kreatif, dan bernalar kritis.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Seni Teater untuk Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Modul ajar adalah perangkat pembelajaran yang dirancang guru untuk memandu proses belajar di kelas. Berbeda dengan RPP konvensional, modul ajar lebih fleksibel, detail, dan menekankan pembelajaran aktif.
Deep learning di sini bukan sekadar teknologi kecerdasan buatan (AI), tetapi pendekatan belajar mendalam.
Artinya, siswa tidak hanya menghafal teori teater, tetapi benar-benar memahami, mempraktikkan, dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Contohnya, ketika siswa memerankan tokoh dalam drama rakyat Nusantara, mereka tidak hanya membaca dialog, tetapi juga memahami nilai moral, budaya, dan pesan yang terkandung di dalamnya.
Modul ajar deep learning seni teater dirancang untuk mencapai beberapa tujuan:
Siswa mampu mengeksplorasi seni teater sederhana dengan menampilkan ekspresi, dialog, dan kerja sama kelompok sesuai dengan nilai budaya Indonesia.
Guru membuka pembelajaran dengan cerita singkat tentang tokoh wayang atau cerita rakyat. Siswa diajak berdiskusi: apa yang mereka rasakan jika memerankan tokoh tersebut?
Guru mengajak siswa melakukan refleksi. Apa yang mereka pelajari dari bermain teater? Nilai apa yang bisa dibawa ke kehidupan sehari-hari?
Untuk mengintegrasikan deep learning, guru bisa menggunakan cerita rakyat Nusantara seperti “Timun Mas”, “Malin Kundang”, atau “Sangkuriang”.
Misalnya, dalam cerita Timun Mas, siswa tidak hanya memainkan tokoh, tetapi juga menganalisis pesan moral tentang keberanian, kecerdikan, dan kasih sayang.
Guru dapat mengaitkan dengan Profil Pelajar Pancasila: siswa belajar mandiri, bergotong royong dalam tim, serta kreatif menyusun dialog tambahan sesuai imajinasi mereka.
Asesmen dilakukan secara formatif dan sumatif.
Dengan asesmen autentik ini, guru tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi juga proses pembelajaran.
Kurikulum Merdeka memberi ruang luas bagi pembelajaran berbasis proyek. Modul ajar seni teater bisa diintegrasikan dengan tema-tema lintas mata pelajaran, seperti:
Dengan integrasi ini, siswa belajar secara utuh, bukan terkotak-kotak.
Di sebuah SD di Yogyakarta, ada seorang siswa bernama Raka yang awalnya sangat pemalu. Ia jarang bicara di kelas. Namun setelah diberi peran kecil dalam pementasan drama Timun Mas, kepercayaan dirinya meningkat.
Awalnya ia hanya memainkan tokoh penjaga hutan dengan satu kalimat dialog. Tetapi ketika tampil, semua teman bertepuk tangan. Raka tersenyum lebar. Sejak itu, ia berani mengangkat tangan saat diskusi.
Cerita ini membuktikan bahwa seni teater bukan sekadar hiburan, melainkan sarana pendidikan karakter yang nyata.
Modul Ajar Deep Learning Seni Teater Kelas 4 SD/MI adalah panduan praktis bagi guru untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui pembelajaran aktif.
Dengan pendekatan mendalam, siswa tidak hanya belajar akting, tetapi juga nilai moral, komunikasi, kerja sama, dan apresiasi budaya.
Melalui pementasan sederhana, anak-anak belajar menjadi pribadi percaya diri, kreatif, dan gotong royong. Inilah esensi pembelajaran seni teater dalam Kurikulum Merdeka: belajar dengan hati, mendalam, dan bermakna.