
mengajarmerdeka.id – Pagi itu, Pak Arif membawa sebuah keranjang berisi biji-bijian kecil ke kelas 1 SD. Dengan senyum hangat, ia berkata, “Hari ini kita akan belajar tentang menghargai kehidupan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.” Anak-anak langsung penasaran, bertanya-tanya apa hubungannya biji-bijian dengan pelajaran Pendidikan Kepercayaan Tuhan YME dan Budi Pekerti.
Kegiatan yang ia rancang adalah perpaduan antara cerita, praktik, dan refleksi. Siswa tidak hanya belajar tentang ajaran, tetapi juga mengalami langsung nilai-nilai yang diajarkan. Inilah esensi pembelajaran berbasis deep learning: menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman hidup nyata.
Deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar teknologi kecerdasan buatan, tetapi pembelajaran mendalam yang fokus pada pemahaman, penghayatan, dan penerapan nilai-nilai kehidupan. Dalam Pendidikan Kepercayaan Tuhan YME, ini berarti:
Penelitian Biggs & Tang (2011) menunjukkan bahwa pembelajaran yang bermakna dapat meningkatkan retensi pengetahuan hingga 70 persen lebih lama dibandingkan pembelajaran hafalan.
Siswa mampu menunjukkan sikap menghargai dan merawat ciptaan Tuhan YME melalui tindakan sederhana di sekolah dan rumah.
Pak Arif bercerita tentang seekor anak kucing yang terlantar dan kemudian dirawat oleh seorang anak bernama Raka. Raka memberi makan, membersihkan, dan bermain dengan kucing itu setiap hari. Anak-anak mendengarkan dengan mata berbinar.
Setelah cerita, Pak Arif memberikan biji-bijian kepada setiap siswa dan mengajak mereka menanamnya di pot kecil. Ia mengatakan, “Seperti Raka merawat kucing, kita juga merawat tanaman ini dengan kasih sayang.”
Selama beberapa minggu, siswa menyirami tanaman mereka setiap hari. Mereka melihat daun pertama muncul, lalu bunga kecil mekar. Dari pengalaman sederhana ini, anak-anak belajar bahwa merawat kehidupan adalah wujud syukur kepada Tuhan YME.
1. Kontekstualisasi
Hubungkan ajaran dengan aktivitas nyata siswa, seperti merawat hewan peliharaan atau menjaga kebersihan taman.
2. Refleksi
Ajak siswa menulis atau menggambar hal-hal yang mereka syukuri dari ciptaan Tuhan.
3. Kolaborasi
Libatkan siswa bekerja sama dalam kegiatan menjaga lingkungan sekolah.
4. Aksi Nyata
Dorong siswa mempraktikkan perilaku peduli di rumah, misalnya membantu menyiram tanaman atau menghemat air.
Hattie (2018) mencatat bahwa pembelajaran berbasis refleksi memiliki efek ukuran 0,79 terhadap hasil belajar, jauh di atas rata-rata 0,4. Penelitian Lickona (1991) menegaskan bahwa pendidikan karakter efektif ketika siswa dilibatkan dalam praktik nyata.
Kegiatan | Tujuan | Media |
---|---|---|
Cerita “Raka dan Anak Kucing” | Memahami nilai kasih sayang | Buku cerita, gambar |
Doa syukur bersama | Mengucapkan rasa syukur | Buku doa |
Menanam biji-bijian | Menginternalisasi nilai | Pot, tanah, biji |
Menyanyi lagu alam | Menumbuhkan rasa cinta alam | Speaker, musik |
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Pendidikan Kepercayaan Tuhan YME dan BP kelas 1 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Kepercayaan Tuhan YME dan Budi Pekerti untuk kelas 1 SD adalah sarana membentuk karakter sejak dini.
Dengan strategi kontekstual, reflektif, kolaboratif, dan berbasis aksi, siswa belajar bukan hanya di kepala, tetapi juga di hati dan tindakan.
Seperti pengalaman Pak Arif, pembelajaran yang menyentuh hati akan membekas dan membentuk kepribadian anak seumur hidup.