Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 7 SMP/MTs Kurikulum Merdeka

mengajarmerdeka.id – Di suatu pagi yang cerah di sebuah sekolah menengah pertama di pinggiran kota, Bu Dewi membuka kelas PPKN untuk siswa kelas VII.

Namun alih-alih sekadar membuka buku, ia mengajak murid-muridnya berjalan dalam “jelajah nilai” bukan hanya hafalan pasal dan norma, tetapi penghayatan: apa makna di balik Pancasila, bagaimana nilai kerja sama dan gotong-royong terasa dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Itulah intisari dari pendekatan yang saat ini semakin populer dalam pendidikan Indonesia: pembelajaran mendalam atau deep learning.

Pada tulisan ini, kita akan menyelami bagaimana guru PPKN kelas 7 SMP/MTs yang menerapkan Deep Learning bukan sebagai istilah teknologi AI, tetapi sebagai pedagogi yang bermakna dapat merancang perangkat ajar sesuai Kurikulum Merdeka.

Kita akan membahas struktur perangkat ajar, kaitannya dengan capaian pembelajaran (CP) fase D, serta bagaimana membuat kegiatan pembelajaran yang bermakna, reflektif, dan durable (bertahan lama).

Download contoh Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 7 SMP/MTs Kurikulum Merdeka

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PPKN untuk Kelas 7 SMP/MTs Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning PPKN Kelas 7 SMP/MTs

Apa Itu Deep Learning dalam Konteks Pendidikan?

Sebelum kita ke perangkat ajar, mari kita singgah dulu dan pahami istilah “deep learning” dalam ranah pendidikan. Banyak yang mengenalnya sebagai bagian dari kecerdasan buatan (AI) benar, tapi di sini kita berbicara versi pendidikan.

  • Deep Learning pendidikan menekankan pemahaman mendalam terhadap materi, bukan sekadar hafalan.
  • Siswa diajak untuk mengaitkan konsep dengan konteks nyata, berpikir kritis, dan menerapkan pengetahuan dalam berbagai situasi.
  • Beberapa pilar yang sering disebut adalah mindful learning (kesadaran belajar), meaningful learning (arti pembelajaran), dan joyful learning (kegembiraan belajar).

Dalam kebijakan nasional pendidikan, pendekatan ini disampaikan sebagai paradigma yang harus diadopsi agar pembelajaran tidak hanya “melintas” di permukaan, tetapi berlangsung secara bermakna dan berdampak.

Dengan demikian, ketika kita mendesain perangkat ajar PPKN untuk kelas 7, maka pendekatan yang kita pilih bukan hanya “mengajar bab ini, bab itu”, tetapi bagaimana murid betul-betul memahami nilai, norma, sejarah, dan konstitusi sebagai bagian hidup mereka.

Hubungan Deep Learning dengan Kurikulum Merdeka dalam PPKN Kelas 7

Segera setelah kita memahami konsep, kita perlu melihat bagaimana hal itu diintegrasikan ke dalam Kurikulum Merdeka, khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) kelas 7 SMP/MTs.

Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi guru untuk memilih dan mengembangkan perangkat ajar yang sesuai konteks sekolah dan peserta didik.

Dalam usaha tersebut, perangkat ajar PPKN kelas 7 meliputi modul ajar, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.

Deep learning sebagai pendekatan pas menjadi “teman” Kurikulum Merdeka: karena Kurikulum Merdeka menuntut pembelajaran yang bermakna, relevan, serta memfasilitasi pengembangan profil pelajar Pancasila dan kompetensi abad ke-21 (kreatif, kritis, komunikatif, kolaboratif). Deep Learning pun menekankan pemahaman mendalam, keterlibatan aktif, dan penerapan nyata. Jadi, sinerginya sangat tinggi.

Komponen Perangkat Ajar PPKN Kelas 7 dengan Pendekatan Deep Learning

Mari kita uraikan komponen-komponen utama yang harus ada dalam perangkat ajar PPKN kelas 7 berdasarkan Kurikulum Merdeka, dan bagaimana masing-masing bisa dibumbui elemen deep learning.

1. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

ATP adalah dokumen yang memetakan capaian pembelajaran (CP), kompetensi, alokasi waktu, dan urutan pembelajaran.

Dalam konteks deep learning, ATP bukan sekadar “apa yang akan diajarkan”, tetapi “bagaimana siswa akan memahami dan mengaplikasikan”.

Contoh: siswa tidak hanya memahami sejarah kelahiran Pancasila, tetapi mampu merefleksikan dan mengaitkannya dengan pengalaman hidup mereka, kemudian merancang kegiatan kerjasama di kelas yang mencerminkan nilai Pancasila.

2. Modul Ajar / Bahan Ajar

Modul ajar berisi identitas, bab, sub-bab, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media, dan asesmen.

Dengan pendekatan deep learning, modul ini harus berisi: tugas proyek, diskusi interaktif, simulasi, refleksi, dan penilaian autentik.

Contohnya: setelah mempelajari “Keragaman Bangsa Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika”, siswa melakukan mini-proyek: wawancara teman yang berbeda suku/agama dan membuat video pendek tentang kerjasama dalam keberagaman.

3. Program Tahunan (Prota) & Program Semester (Promes)

Dokumen ini menetapkan alokasi waktu dan urutan tema/bab selama satu tahun atau satu semester. Dalam kerangka deep learning, kita memastikan bahwa urutan pembelajaran memungkinkan revisi ulang, refleksi antar bab, pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kolaboratif, bukan hanya selesai satu bab lalu langsung ke bab lain tanpa koneksi.

4. Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran (KKTP) / Pengukuran

Sebagai bagian dari perangkat ajar di Kurikulum Merdeka, guru menentukan pengukuran apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.

Kita mendesain asesmen yang mencakup tidak hanya tes tertulis, tetapi portofolio, presentasi, hasil proyek, dan refleksi siswa agar sesuai deep learning.

5. Kalender Pendidikan dan Rincian Pekan Efektif

Untuk memastikan semua perangkat dijadwal dengan baik.
Dengan deep learning, guru juga perlu fleksibilitas waktu agar siswa bisa mengeksplorasi topik lebih mendalam, tidak sekedar “satu kali lalu lanjut”.

Contoh Alur Pembelajaran Deep Learning untuk PPKN Kelas 7

Untuk membuat lebih konkret, berikut skenario singkat alur pembelajaran dengan pendekatan deep learning:

Tema: “Keberagaman Bangsa Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika” (Bab 4 kelas 7)

  1. Pendahuluan (Mindful Learning): Guru membuka dengan cerita nyata dari siswa – teman yang berbeda suku atau agama – lalu bertanya: “Bagaimana kamu merasa ketika berbeda?” Siswa merenung dan berbagi.
  2. Eksplorasi (Meaningful Learning): Siswa dibagi kelompok heterogen, masing-masing diwawancarai teman atau keluarga tentang pengalaman keberagaman. Kemudian mereka membuat infografis atau video pendek yang menunjukkan bentuk kerjasama lintas budaya.
  3. Refleksi dan Diskusi: Kelas berdiskusi: apa saja tantangan dalam keberagaman? Bagaimana nilai-nilai Pancasila seperti gotong-royong, toleransi, keadilan diterapkan?
  4. Aplikasi (Durable Learning): Siswa merancang proyek kelas: “Minggu Gotong Royong Antar Kelompok” – di mana masing-masing kelompok melakukan kegiatan positif di sekolah atau komunitas selama satu minggu.
  5. Asesmen Autentik: Penilaian dilakukan melalui presentasi kelompok, refleksi pribadi tertulis (“apa yang saya pelajari, apa yang bisa saya lakukan”), serta rubrik sikap terkait kerjasama, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap perbedaan.
  6. Revisi & Transfer: Guru kemudian mengaitkan hasil proyek dengan materi selanjutnya – misalnya wilayah NKRI, norma, dan gotong ro­yong – agar siswa melihat kesinambungan pembelajaran dan transfer pengetahuan antar topik.

Dengan skenario ini, siswa tidak hanya “mempelajari teks” tetapi benar-benar melakukan, berpikir, dan merefleksi kunci deep learning.

Mengapa Pendekatan Ini Efektif untuk PPKN Kelas 7?

Beberapa alasan ilmiah dan praktis menguatkan kenapa perangkat ajar PPKN yang berbasis deep learning patut diterapkan:

  • Pendekatan deep learning memungkinkan siswa menjadi peserta aktif dalam pembelajaran, bukan hanya objek yang menerima materi.
  • Hal ini selaras dengan tujuan mata pelajaran PPKN untuk membentuk warga negara yang kritis, kreatif, dan berkarakter bukan sekadar “hafal undang-undang”.
  • Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi guru untuk merancang kegiatan kontekstual, relevan dengan siswa dan lingkungan mereka (sekolah, masyarakat) mendukung transfer dan penghayatan.
  • Penelitian menunjukkan bahwa ketika pembelajaran bermakna (meaningful) dan melibatkan refleksi serta aktivitas riil, maka pemahaman dan retensi siswa lebih baik dibanding pembelajaran hafalan saja.

Tips Praktis untuk Guru Saat Menyusun Perangkat Ajar

Agar perangkat ajar Anda benar-benar “hidup” dan bukan hanya dokumen administratif, berikut beberapa tips praktis:

  • Mulailah dari konteks siswa Anda: kenali karakteristik, latar belakang, pengalaman keberagaman mereka. Hal ini akan mempercepat “mindful” dalam pembelajaran.
  • Gunakan kegiatan yang memungkinkan siswa melakukan eksplorasi, diskusi, presentasi, proyek nyata. Tidak cukup hanya ceramah guru.
  • Hubungkan materi PPKN dengan pengalaman nyata siswa (keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat). Misalnya, norma sekolah, nilai keberagaman di lingkungan, gotong-royong di rumah atau komunitas.
  • Desain asesmen yang variatif: presentasi, diskusi, proyek, refleksi tertulis, sikap. Jangan hanya tes pilihan ganda.
  • Sisipkan momen revisi dan transfer: setelah satu bab selesai, berikan tugas kecil atau pertanyaan yang mengaitkan dengan bab sebelumnya atau bab selanjutnya. Ini meningkatkan retensi dan integrasi konsep.
  • Pantau dan dokumentasikan: kumpulkan portofolio siswa, foto kegiatan proyek, video. Dokumentasi akan membantu Anda merefleksi bagaimana pembelajaran berjalan juga sebagai bahan laporan.
  • Ajak kolaborasi: baik antara guru di mapel PPKN dengan guru mapel lain (misalnya IPS, Bahasa) serta antara siswa. Kerjasama ini mendukung 4C (creative, critical thinking, communicative, collaborative) yang selaras dengan Kurikulum Merdeka.
  • Jadikan pembelajaran menyenangkan: sisipkan permainan peran, simulasi sidang BPUPK mini, debat ringan, presentasi kreatif. Keterlibatan emosional dan estetika juga bagian dari pembelajaran mendalam.

Rangka Umum Contoh Perangkat Ajar PPKN Kelas 7

Berikut garis besar format perangkat ajar yang bisa Anda kerjakan:

  1. Cover & Identitas: Nama sekolah, nama guru, mapel PPKN kelas 7, semester, tahun pelajaran, penyusun.
  2. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP): Tabel yang berisi bab, sub-bab, capaian pembelajaran (CP), kompetensi, alokasi waktu, kegiatan pembelajaran.
  3. Program Tahunan & Program Semester: Rancangan besar alokasi waktu, tema, bab, media, asesmen.
  4. Modul Ajar
    • Identitas modul
    • Bab/Sub-bab
    • Tujuan pembelajaran
    • Materi pokok, media, metode pembelajaran
    • Kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, penutup) dengan pendekatan deep learning (diskusi, proyek, refleksi)
    • Asesmen & rubrik (tertulis, proyek, sikap)
    • Sumber/Media: buku, video, internet, kondisi lapangan
  5. Jurnal Mengajar & Alokasi Waktu (Rincian Pekan Efektif)
  6. KKTP / Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran
  7. Dokumentasi Penilaian & Portofolio Siswa

Dengan format ini, Anda dapat menyusun perangkat ajar yang tidak hanya memenuhi administrasi tetapi juga efektif dalam praktik pembelajaran.

Tantangan dan Solusi dalam Implementasi

Tentunya menerapkan perangkat ajar dengan pendekatan deep learning bukan tanpa tantangan. Berikut beberapa tantangan yang sering dihadapi serta solusi praktis:

  • Tantangan: Waktu terbatas untuk kegiatan proyek, diskusi, dan refleksi.
    Solusi: Pilih satu topik besar dalam semester untuk proyek utama, lalu sisipkan micro-proyek di bab lainnya. Atur alokasi waktu dengan fleksibel dalam Prota/Promes.
  • Tantangan: Siswa masih terbiasa dengan pembelajaran hafalan/ceramah.
    Solusi: Mulailah dengan kegiatan pemecahan es batu ringan: ice-breaking, diskusi kelompok kecil. Bertahap alihkan ke metode aktif.
  • Tantangan: Guru merasa perangkat ajar terlalu banyak dokumentasi.
    Solusi: Gunakan template Word atau Excel yang bisa diedit ulang setiap tahun. Gunakan perangkat ajar yang sudah tersedia sebagai referensi lalu modifikasi sesuai kebutuhan sekolah.
  • Tantangan: Mengukur kompetensi sikap, nilai Pancasila, dan karakter.
    Solusi: Buat rubrik sederhana untuk sikap/karakter, dokumentasikan perilaku siswa dalam kegiatan proyek, presentasi, kerja kelompok, dan buat penilaian reflektif siswa sendiri (“apa yang saya pelajari, bagaimana saya akan menerapkannya”).
  • Tantangan: Menjaga keterkaitan antar bab/topik agar siswa tidak “lulus bab” lalu melompat tanpa hubungan.
    Solusi: Sisipkan “checkpoint” di setiap bab: misalnya “ingat proyek keberagaman yang kamu lakukan? Sekarang kita lihat bagaimana nilai ini diterapkan di norma dan konstitusi”. Menghubungkan bab bab dengan konsep besar PPKN.

Menyusun perangkat ajar untuk mata pelajaran PPKN kelas 7 SMP/MTs dalam kerangka Kurikulum Merdeka dengan pendekatan deep learning berarti kita sebagai guru tidak sekadar “mengajarkan” tetapi membantu siswa mengalami, memahami, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, norma, dan konstitusi dalam kehidupan nyata mereka.

Dengan struktur yang rapi (ATP, modul ajar, Prota/Promes, asesmen autentik), dan kegiatan pembelajaran yang interaktif dan reflektif, kita dapat menciptakan pembelajaran yang tidak hanya efektif tapi juga bermakna dan berkesan.

Di era di mana informasi melimpah dan tantangan global makin kompleks, pendekatan ini menjadi sangat relevan untuk membentuk generasi yang tidak hanya tahu, tetapi mampu bertindak, bersama, dan berkarakter.

Semoga artikel ini bisa menjadi inspirasi dan panduan bagi Bapak/Ibu guru di situs mengajarmerdeka.id dalam menyusun perangkat ajar PPKN kelas 7 yang jitu, kreatif, dan berdaya guna. Selamat merancang dan menjalankan pembelajaran mendalam yang mendalam bukan sekadar memadai!

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.