mengajarmerdeka.id – Bayangkan sebuah kelas terang di pagi hari. Anak-anak kelas 4 di sebuah SD/MI mulai berkumpul, buku dan alat tulis siap, tapi guru tak sekadar membuka buku lalu mengajar satu arah.
Guru itu membawa sebuah kerangka pembelajaran yang kaya, menarik, dan mendalam: perangkat ajar berbasis pembelajaran deep learning untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Ini bukan sekadar lembar kerja atau slide biasa melainkan proses yang mengajak siswa mengeksplorasi nilai, berpikir kritis, bekerja sama dan mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Pendekatan ini sangat relevan dalam kerangka Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis capaian, pengalaman dan refleksi. Sebagaimana disebutkan, deep learning bukanlah kurikulum baru melainkan pendekatan pembelajaran yang “mindful, meaningful, durable”.
Artikel ini akan mengajak Anda sebagai guru atau penyusun perangkat ajar menyelami bagaimana merancang perangkat ajar PPKn kelas 4 SD/MI yang efektif dengan pendekatan deep learning.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PPKN untuk Kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul ajar Deep Learning PPKN kelas 4 SD/MI
Sebelum masuk ke perangkat ajar, kita perlu memahami definisi dan prinsip pembelajaran deep learning. Menurut sumber, pendekatan ini tidak hanya mengubah materi ajar, tetapi juga cara siswa berpikir dan terlibat secara aktif.
Beberapa karakteristik utama:
Secara penelitian, penerapan deep learning di sekolah dasar terbukti menekankan pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kehidupan siswa dan materi ajar. Hal ini menjadi dasar kuat bahwa guru harus menggeser dari “mengajar” ke “membimbing eksplorasi”.
Mari kita bayangkan: siswa kelas 4 SD/MI berada dalam fase perkembangan kognitif di mana mereka mulai berpikir logis konkret dan sedikit abstrak. Mereka tertarik pada dunia sekitar keluarga, sekolah, teman, komunitas.
Mata pelajaran PPKn menjadi wadah yang kaya untuk pengembangan karakter, kecakapan sosial, kerja sama, dan pemahaman tanggung-jawab sebagai warga negara. Dengan Kurikulum Merdeka, guru punya fleksibilitas untuk merancang pengalaman belajar yang bermakna.
Dengan menerapkan deep learning pada perangkat ajar PPKn untuk kelas 4, kita mendapat beberapa keuntungan:
Penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran PPKn berbasis deep learning mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa serta meningkatkan kualitas pembelajaran dibanding model tradisional.
Maka, perangkat ajar berbasis ini sangat tepat diberikan untuk kelas 4 SD/MI yang masih sangat adaptif terhadap metode pembelajaran inovatif.
Mari kita uraikan struktur perangkat ajar yang dirancang khusus untuk PPKn kelas 4 SD/MI dalam Kurikulum Merdeka, dengan pendekatan deep learning.
Guru mencantumkan capaian pembelajaran yang relevan untuk kelas 4, misalnya “mengidentifikasi nilai kerjasama dalam kehidupan sehari-hari”, “menunjukkan sikap rukun dan menghormati perbedaan”, dan lain-lain.
Tentukan berapa jam pelajaran yang dialokasikan untuk unit atau tema pembelajaran ini.
Sebutkan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pembelajaran deep learning, yang mencakup:
Sebutkan buku teks, lembar kerja siswa, media digital (jika ada), poster, video, bahan lokal, dan bahan nyata dari lingkungan sekolah/masyarakat. Mengacu bahwa deep learning mendorong penggunaan konteks nyata dan bahan otentik.
Siswa dan guru bersama-sama melakukan refleksi: apa yang sudah dipelajari, apa yang masih sulit, dan bagaimana nilai PPKn dapat diterapkan selanjutnya dalam kehidupan sehari-hari. Ini mendukung prinsip “durable”.
Mari kita simulasikan satu tema konkret untuk kelas 4 SD/MI dengan perangkat ajar deep learning: Tema “Kerjasama di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat”.
Tema: Kerjasama di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat
Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat (1) menjelaskan arti kerjasama, (2) memberi contoh kerjasama di sekolah dan masyarakat, (3) menampilkan sikap kerjasama melalui aktivitas kelompok, (4) merencanakan tindakan nyata kerjasama di rumah/sekolah.
Langkah Pembelajaran:
Awal: Guru membuka dengan cerita pendek (misalnya siswa A melakukan suatu tugas kelompok, lalu muncul konflik, lalu bagaimana mereka mengatasinya).
Inti: Siswa dibagi kelompok, masing-masing kelompok mengobservasi area sekolah atau lingkungan sekitar sekolah untuk menemukan contoh kerjasama (bisa kebersihan lingkungan, taman sekolah, kegiatan ekstrakurikuler). Mereka mencatat: siapa yang terlibat, bagaimana kerjasama terjadi, mengapa hal itu penting.
Lalu kelompok membuat poster atau video singkat tentang hasil observasi mereka.
Setelah itu, tiap kelompok mempresentasikan hasilnya, kemudian guru memfasilitasi diskusi reflektif: “Apa yang membuat kerjasama berhasil? Apa hambatannya? Bagaimana kita bisa meningkatkan kerjasama di tempat lain?”
Akhir: Siswa membuat rencana mini tindakan kerjasama yang bisa dilakukan dalam satu minggu ke depan (misalnya mengajak teman menjaga kebersihan kelas tanpa disuruh guru). Guru bersama siswa menetapkan indikator sederhana dan waktu evaluasi.
Penilaian: Siswa dinilai berdasarkan observasi kelompok, poster/video hasil kelompok, presentasi, dan rencana tindakan. Siswa juga menulis refleksi singkat: “Hari ini saya belajar bahwa kerjasama … saya akan mulai lakukan di rumah dengan …”.
Refleksi Tindak Lanjut: Guru mengajak siswa merekap apa yang sudah dilakukan, bagaimana kerjasamanya, dan apa dampaknya bagi mereka dan lingkungan.
Aktivitas seperti ini memenuhi prinsip deep learning: eksplorasi konteks nyata, kerja aktif, kolaborasi, refleksi dan transfer nilai ke kehidupan nyata.
Tentunya dalam pelaksanaan ada tantangan. Berikut beberapa tantangan umum dan solusi yang dapat Anda terapkan:
Tantangan 1: Waktu terbatas dan banyak materi yang harus diselesaikan.
Solusi: Fokus pada kedalaman satu atau dua tema penting daripada banyak tema secara superfisial. Karena deep learning menekankan kualitas interaksi dan makna, bukan kuantitas.
Tantangan 2: Siswa belum terbiasa dengan aktivitas yang sangat aktif dan reflektif.
Solusi: Mulai dengan aktivitas ringan yang menyenangkan, beri scaffolding (pendampingan) awal, dan secara bertahap tingkatkan kompleksitas. Ajarkan siswa bagaimana berdiskusi efektif, kerja kelompok, dan refleksi diri.
Tantangan 3: Guru belum familiar dengan pendekatan deep learning atau belum memiliki perangkat yang siap pakai.
Solusi: Manfaatkan modul-modul yang tersedia sebagai inspirasi. Misalnya modul deep learning PPKn sudah tersedia untuk kelas lain dan bisa diadaptasi. Guru dapat menyesuaikan dengan konteks kelas sendiri (kelas 4 SD/MI) dan integrasikan dengan Kurikulum Merdeka.
Tantangan 4: Penilaian yang valid untuk aktivitas yang bersifat terbuka dan kolaboratif.
Solusi: Gunakan rubrik penilaian yang jelas untuk setiap aspek: sikap, pengetahuan, keterampilan. Dokumentasikan proses (foto/video), refleksi siswa, dan hasil produk (poster/video/proyek) sehingga penilaian menjadi holistik.
Dalam kerangka Kurikulum Merdeka, pembelajaran difokuskan pada capaian pembelajaran yang jelas, pengalaman belajar yang bermakna, dan umpan balik cepat (assessment for learning). Perangkat ajar dengan pendekatan deep learning sangat selaras dengan kerangka ini.
Untuk kelas 4 SD/MI, beberapa karakteristik penting siswa yang perlu diperhatikan: mereka mulai lebih mandiri, mulai bisa berpikir lantai konkret hingga beberapa tingkat abstraksi, dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial (teman, keluarga). Oleh karena itu, perangkat ajar PPKn yang baik akan:
Maka perangkat ajar yang Anda susun akan menjadi “jalan cerita” pembelajaran bukan hanya rangkuman materi; siswa bukan hanya menerima, tetapi melakukan, mengeksplorasi, mempresentasikan dan merefleksi.
Berikut beberapa tips agar perangkat ajar deep learning PPKn kelas 4 SD/MI Anda berjalan lancar dan efektif:
Menyusun perangkat ajar berbasis deep learning untuk mata pelajaran PPKn kelas 4 SD/MI dalam kerangka Kurikulum Merdeka adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dengan pendekatan yang mindful, meaningful, dan durable, siswa tidak hanya memahami konsep PPKn, tetapi juga mampu melakukan, merefleksi, dan menerapkan nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai guru atau pendidik, Anda memiliki peluang besar untuk membuat pembelajaran menjadi pengalaman yang menggugah, menyenangkan, dan relevan bagi siswa.
Dengan struktur perangkat ajar yang tepat identitas, capaian pembelajaran, langkah-langkah deep learning, alat/sumber belajar, penilaian, dan refleksi Anda menyiapkan siswa agar bukan hanya “belajar PPKn”, tetapi “hidup PPKn”.
Mari kita bersama-sama menjadikan kelas 4 SD/MI sebagai tempat di mana siswa tidak sekadar tahu, tetapi mampu menjadi bagian aktif dari lingkungan mereka: warga negara yang peduli, bertanggung-jawab, dan bekerja sama.
Perangkat ajar deep learning adalah jembatan yang menghubungkan teori dengan pengalaman nyata, menghubungkan materi dengan kehidupan, dan menghubungkan siswa dengan masa depan mereka.
Terima kasih telah membaca. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda sebagai tenaga pendidik atau penyusun perangkat ajar di situs mengajarmerdeka.id. Selamat menyusun perangkat ajar yang luar biasa dan berdampak!
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com