Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kelas 11 SMA/MA

mengajarmerdeka.id – Bayangkan sebuah ruang kelas di mana siswa tidak hanya membuat produk kerajinan, tetapi juga menganalisis tren pasar dengan bantuan kecerdasan buatan. Di sinilah konsep Deep Learning dalam mata pelajaran Prakarya memainkan peran penting.

Prakarya bukan lagi sekadar pelajaran membuat karya, tetapi juga pembelajaran berpikir, berinovasi, dan memahami dunia nyata. Kurikulum Merdeka menempatkan Prakarya sebagai wadah bagi siswa untuk mengasah kreativitas dan kemandirian melalui proyek kontekstual.

Dengan pendekatan Deep Learning, pembelajaran ini menjadi lebih reflektif, data-driven, dan relevan dengan kebutuhan masa depan.

Kelas 11 menjadi tahap penting karena siswa mulai diarahkan untuk berpikir layaknya wirausaha muda mampu merancang, menguji, dan memasarkan produk berdasarkan pemahaman mendalam terhadap lingkungan dan teknologi.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kelas 11 SMA/MA

Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya untuk Kelas 11 SMA/MA, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:

Apa Itu Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya?

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya adalah dokumen pembelajaran yang dirancang untuk mengintegrasikan konsep kecerdasan buatan dan pembelajaran mendalam (deep learning) dalam kegiatan praktik Prakarya.

Tujuannya bukan mengajarkan AI secara teknis, tetapi menanamkan cara berpikir analitis, reflektif, dan kreatif seperti sistem cerdas yang belajar dari pengalaman.

Perangkat ini terdiri dari modul ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), asesmen formatif-sumatif, bahan refleksi, serta panduan proyek berbasis masalah (project-based learning).

Setiap komponennya membantu guru menciptakan pembelajaran yang tidak hanya mengasah keterampilan tangan, tetapi juga kecerdasan berpikir dan kolaborasi.

Struktur Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kelas 11

Dalam Kurikulum Merdeka, setiap perangkat ajar memiliki struktur yang berorientasi pada Capaian Pembelajaran (CP) dan Tujuan Pembelajaran (TP). Untuk Prakarya Kelas 11, struktur tersebut meliputi:

  1. Identitas Modul Ajar
    Mencakup nama mata pelajaran, fase (Fase F), alokasi waktu, dan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai, seperti mandiri, kreatif, dan gotong royong.
  2. Capaian Pembelajaran (CP)
    Contoh CP: Siswa mampu merancang produk atau jasa berdasarkan potensi daerah dengan memperhatikan keberlanjutan dan nilai ekonomi.
  3. Tujuan Pembelajaran (TP)
    Misalnya: Siswa dapat mengidentifikasi potensi lokal, mengolah data konsumen, dan menghasilkan karya yang memiliki nilai tambah ekonomi.
  4. Materi Pembelajaran Kontekstual
    Materi disusun berdasarkan tema aktual seperti green entrepreneurship, inovasi produk daur ulang, atau pengembangan bisnis digital.
  5. Pendekatan Deep Learning dan AI Thinking
    Guru memfasilitasi siswa agar mampu berpikir seperti sistem AI mengamati pola, menganalisis data, dan membuat keputusan berdasarkan refleksi dan pembelajaran berulang.
  6. Asesmen Otentik dan Refleksi
    Penilaian dilakukan melalui portofolio proyek, observasi kolaborasi tim, dan refleksi nilai.

Prinsip Deep Learning dalam Pembelajaran Prakarya

Deep Learning dalam konteks pendidikan tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana siswa belajar secara mendalam melalui pengalaman nyata. Ada beberapa prinsip utama yang diterapkan dalam perangkat ajar Prakarya Kelas 11:

  1. Learning by Doing (Belajar Melalui Pengalaman Nyata)
    Siswa tidak hanya membaca teori, tetapi langsung membuat proyek seperti pembuatan produk olahan pangan lokal, kerajinan berbasis limbah, atau prototipe usaha kecil digital.
  2. Data-Driven Creativity
    Dengan bantuan AI sederhana atau analisis digital, siswa dapat mencari tren pasar, memprediksi minat konsumen, dan menyesuaikan produknya. Misalnya, menggunakan data dari Google Trends untuk menentukan desain yang diminati pasar.
  3. Collaborative Learning
    Pembelajaran dilakukan dalam kelompok. Setiap siswa memiliki peran dari perancang ide hingga analis data. Kolaborasi ini menumbuhkan empati dan gotong royong.
  4. Reflective Thinking
    Setiap akhir proyek, siswa melakukan refleksi: apa yang berhasil, apa yang perlu diperbaiki, dan bagaimana pengalaman itu membentuk nilai-nilai kewirausahaan.
  5. Integration of AI Tools
    Guru dapat memperkenalkan alat digital seperti ChatGPT atau Canva AI untuk membantu siswa membuat rencana bisnis, memprediksi biaya produksi, atau mendesain kemasan produk secara kreatif.

Contoh Penerapan di Kelas 11

Mari kita bayangkan skenario di kelas Prakarya SMA Negeri 5, di mana Pak Rizky, guru Prakarya, menerapkan perangkat ajar Deep Learning bertema “Inovasi Produk Ramah Lingkungan”.

Langkah-langkah pembelajarannya:

  • Pendahuluan:
    Siswa diajak menonton video dokumenter singkat tentang sampah plastik di laut. Guru lalu memancing diskusi dengan pertanyaan: “Bagaimana jika kita bisa mengubah masalah menjadi peluang ekonomi?”
  • Eksplorasi:
    Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok meneliti bahan daur ulang di sekitar mereka dan mengumpulkan data tentang potensi penggunaannya.
  • Elaborasi:
    Siswa menggunakan ChatGPT untuk mencari ide desain produk ramah lingkungan yang sedang tren. Mereka juga membuat survei sederhana menggunakan Google Form untuk mengetahui minat pasar.
  • Kreasi Produk:
    Dari data dan ide tersebut, kelompok membuat produk nyata, misalnya tas dari kain bekas atau hiasan dari limbah botol plastik.
  • Refleksi dan Penilaian:
    Siswa menulis jurnal refleksi berjudul “Bagaimana Teknologi dan Data Membantu Saya Menjadi Wirausaha Muda?” Guru menilai berdasarkan proses, bukan hanya hasil produk.

Dari aktivitas ini, pembelajaran tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga pengalaman berpikir kritis, kolaboratif, dan bernilai ekonomi.

Mengaitkan dengan Profil Pelajar Pancasila

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Kelas 11 sangat selaras dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.

  • Beriman dan Berakhlak Mulia: Siswa diajak menghargai sumber daya alam dan memanfaatkan bahan secara bertanggung jawab.
  • Berkebinekaan Global: Produk yang dibuat mengandung nilai budaya lokal, namun bisa bersaing di tingkat global.
  • Gotong Royong: Setiap proyek menekankan kerja tim dan komunikasi efektif.
  • Mandiri: Siswa belajar mengelola waktu, peran, dan tanggung jawab sendiri.
  • Bernalar Kritis: Proses deep learning menuntut siswa untuk menganalisis data dan membuat keputusan berdasarkan bukti.
  • Kreatif: Siswa melahirkan ide baru dengan dukungan teknologi dan riset pasar.

Data Ilmiah: Mengapa Deep Learning Efektif untuk Prakarya?

Penelitian dari OECD Education 2030 Project (2024) menunjukkan bahwa pendekatan project-based deep learning dapat meningkatkan kreativitas siswa sebesar 45% dan keterampilan kolaboratif hingga 35%.

Selain itu, riset UNESCO (2023) menemukan bahwa penerapan AI dalam pembelajaran vokasional dan prakarya mampu meningkatkan efisiensi pembelajaran hingga 28%, terutama dalam tahap eksplorasi ide dan penilaian otomatis.

Data ini memperkuat bahwa integrasi Deep Learning dalam Prakarya bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan pendidikan masa depan.

Tantangan dan Strategi bagi Guru

Meskipun menjanjikan, penerapan perangkat ajar Deep Learning tetap memiliki tantangan. Beberapa guru mungkin belum terbiasa menggunakan alat digital atau AI. Namun, Kurikulum Merdeka memberi ruang fleksibel agar guru bisa beradaptasi secara bertahap.

Beberapa strategi sederhana yang bisa dilakukan guru:

  • Mulai dengan menggunakan AI untuk ide pembelajaran atau evaluasi proyek.
  • Ajak siswa membuat pitch deck usaha kecil menggunakan Canva atau Google Slides.
  • Gunakan platform Merdeka Mengajar untuk berbagi praktik baik dan refleksi pembelajaran.

Langkah kecil seperti ini sudah cukup untuk memulai transformasi pembelajaran menuju model yang lebih cerdas dan kontekstual.

Dampak Nyata bagi Siswa

Siswa yang belajar dengan perangkat ajar Deep Learning Prakarya menunjukkan beberapa perubahan positif, antara lain:

  • Lebih percaya diri mempresentasikan ide.
  • Lebih peka terhadap masalah lingkungan dan sosial.
  • Lebih kritis dalam mengambil keputusan berbasis data.
  • Memiliki kemampuan wirausaha digital yang lebih baik.

Dampak ini membuktikan bahwa Prakarya bukan pelajaran pinggiran, melainkan pintu gerbang menuju ekonomi kreatif dan kewirausahaan masa depan.

Prakarya sebagai Laboratorium Inovasi

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Kelas 11 SMA/MA Kurikulum Merdeka bukan hanya kumpulan dokumen pembelajaran, tetapi panduan membangun generasi kreatif, mandiri, dan berpikir maju.

Melalui integrasi teknologi, refleksi, dan pengalaman nyata, pembelajaran Prakarya menjadi sarana pengembangan potensi siswa secara holistik dari keterampilan teknis hingga karakter kewirausahaan.

Guru memiliki peran penting sebagai fasilitator yang menuntun siswa berpikir seperti inovator, bukan hanya pembuat produk. Sementara itu, platform seperti mengajarmerdeka.id hadir untuk mendukung guru dengan sumber inspirasi, modul ajar, dan contoh praktik pembelajaran terbaik.

Dengan semangat Kurikulum Merdeka dan kekuatan Deep Learning, Prakarya kini bukan hanya tentang membuat karya, tetapi tentang menciptakan masa depan.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.