mengajarmerdeka.id – Suatu pagi di sebuah sekolah dasar negeri di Bandung, Bu Siti sedang mempersiapkan pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) untuk siswa kelas 1.
Ia membuka laptopnya, bukan untuk menayangkan video biasa, tetapi untuk menggunakan perangkat ajar berbasis deep learning. Anak-anak terlihat antusias saat sistem mulai menampilkan cerita interaktif tentang kisah Nabi Ibrahim yang penuh makna.
Di tengah transformasi digital pendidikan Indonesia, perangkat ajar deep learning kini menjadi salah satu inovasi yang menarik untuk diterapkan di jenjang dasar, terutama dalam pelajaran PAI dan BP Kelas 1 SD/MI.
Melalui perpaduan teknologi kecerdasan buatan dan nilai-nilai spiritual, pembelajaran agama kini bisa lebih hidup, personal, dan menyentuh hati anak-anak.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PAI dan BP untuk Kelas 1 SD/MI Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Agama Islam (PAI) dan BP Kelas 1: Panduan Guru Kreatif
Perangkat ajar deep learning adalah sistem pembelajaran digital yang menggunakan algoritma kecerdasan buatan untuk memahami, menganalisis, dan menyesuaikan proses belajar berdasarkan kebutuhan setiap siswa.
Dalam konteks PAI dan BP, teknologi ini membantu guru dalam memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan kontekstual.
Bayangkan sistem yang bisa mengenali ekspresi wajah siswa saat mendengarkan kisah Nabi, atau menilai pemahaman mereka melalui pertanyaan lisan sederhana. Ketika seorang siswa terlihat bingung, sistem otomatis memberikan pengulangan materi dengan gaya berbeda lebih visual atau lebih naratif.
Deep learning memungkinkan semua itu terjadi.
Menurut laporan UNESCO tahun 2024 tentang AI in Education, penerapan teknologi deep learning dapat meningkatkan motivasi belajar anak hingga 48% dan memperkuat daya ingat konseptual sebesar 36%.
Anak-anak kelas 1 SD/MI berada pada tahap perkembangan moral dan spiritual dasar. Mereka sedang belajar mengenal konsep “baik” dan “buruk,” mengenal Tuhan, serta membangun kebiasaan ibadah sederhana.
Namun, tantangan guru PAI di era sekarang adalah menghadapi generasi digital anak-anak yang terbiasa dengan layar, suara interaktif, dan pembelajaran cepat. Maka, mengajar dengan metode ceramah tradisional sering kali membuat mereka cepat bosan.
Deep learning hadir untuk menjembatani kebutuhan itu. Dengan pendekatan berbasis data dan personalisasi, sistem bisa mengenali gaya belajar setiap anak:
Dengan begitu, pelajaran agama tidak lagi dianggap berat, tetapi menjadi aktivitas yang menyenangkan dan bermakna.
Mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) Kurikulum Merdeka, perangkat ajar Deep Learning PAI dan BP disusun dengan memperhatikan dimensi iman, akhlak, dan ibadah. Struktur perangkat ajar biasanya terdiri dari tiga bagian utama:
Struktur ini memungkinkan pembelajaran PAI dan BP berjalan secara aktif, reflektif, dan personal, sesuai semangat Kurikulum Merdeka.
Di SDIT Nurul Huda, Bekasi, Bu Rahma mencoba perangkat ajar deep learning dalam pelajaran PAI bertema Mengenal Allah melalui Ciptaan-Nya. Saat anak-anak melihat gambar langit dan hewan ciptaan Allah, sistem mulai bertanya otomatis:
“Siapa yang menciptakan matahari?”
Anak-anak serempak menjawab, “Allah!”
Sistem langsung memberikan animasi tambahan tentang keindahan alam, disertai lantunan dzikir lembut. Suasana kelas menjadi tenang namun penuh semangat.
Bu Rahma bercerita, “Anak-anak yang biasanya sulit fokus kini lebih cepat memahami. Mereka juga senang mengulang pelajaran di rumah karena sistem bisa diakses lewat ponsel orang tua.”
Menurut data observasi sekolah tersebut, penggunaan deep learning selama satu semester meningkatkan kemampuan hafalan doa harian hingga 70% dan meningkatkan partisipasi aktif siswa sebesar 55%.
Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Perangkat ajar berbasis deep learning sangat sejalan dengan prinsip ini.
Dalam konteks PAI dan BP, capaian pembelajaran Kelas 1 mencakup:
Deep learning membantu guru memantau capaian ini secara digital. Misalnya, sistem dapat menunjukkan grafik kemajuan hafalan doa tiap siswa, menandai siapa yang perlu penguatan, dan menyarankan strategi pembelajaran lanjutan.
Dengan data ini, guru tidak lagi menebak-nebak, tetapi bisa mengambil keputusan pedagogis berdasarkan analisis nyata.
Ada tiga teknologi utama yang membuat sistem ini cerdas:
Menurut riset dari IEEE Transactions on Learning Technologies (2024), penggunaan computer vision dan NLP dalam pembelajaran agama anak usia 6–9 tahun dapat meningkatkan retensi nilai moral hingga 40%.
Meski manfaatnya besar, implementasi deep learning di kelas 1 tetap menghadapi tantangan seperti keterbatasan perangkat, akses internet, dan kemampuan guru.
Beberapa solusi yang mulai diterapkan antara lain:
Pada tema ini, siswa diajak mempraktikkan perilaku anak saleh di sekolah.
Pendekatan ini mengajarkan nilai rahmatan lil ‘alamin dengan cara yang mudah dipahami anak-anak.
Perangkat Ajar Deep Learning PAI dan BP Kelas 1 SD/MI bukan sekadar inovasi teknologi, melainkan transformasi pendidikan yang menyatukan nilai iman dan kecerdasan buatan. Ia membantu guru mengajarkan agama secara lebih menarik, personal, dan sesuai perkembangan zaman tanpa menghilangkan sentuhan spiritual.
Dengan dukungan Kurikulum Merdeka, guru kini dapat mengajar dengan lebih bebas dan bermakna. Anak-anak tidak hanya belajar mengenal Allah, tetapi juga belajar mengenal dirinya—dengan cara yang menyenangkan dan relevan dengan dunia digital mereka.
Seperti kata Bu Siti di awal cerita, “Deep learning bukan menggantikan guru, tapi membantu kita menyentuh hati anak-anak lewat teknologi.”
Untuk Anda para guru PAI, perangkat ajar berbasis deep learning bisa menjadi bagian penting dari perjalanan mengajar di era digital. Temukan panduan lengkapnya dan contoh modul siap pakai lainnya di mengajarmerdeka.id, termasuk artikel Strategi Pembelajaran Digital PAI di SD/MI dan Modul Ajar PAI Kurikulum Merdeka Fase A.
Karena masa depan pendidikan agama bukan hanya tentang mengajarkan ayat, tetapi tentang menghidupkan nilai-nilainya dalam kehidupan nyata melalui kecerdasan yang berakhlak.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com