
mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang guru kelas 4 SD/MI yang sedang memulai pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Anak-anak duduk melingkar, bukan sekadar mendengarkan, tetapi berdiskusi, menonton video kisah-kisah inspiratif, hingga membuat proyek kreatif. Itulah gambaran nyata dari modul ajar berbasis deep learning.
Dalam Kurikulum Merdeka, Pendidikan Agama Katolik bukan hanya soal menghafal doa, melainkan juga mendidik anak agar mengenal iman, menghayati kasih, serta mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Modul ajar Deep Learning hadir sebagai panduan sistematis yang memudahkan guru mengajak siswa berpikir mendalam, terlibat aktif, dan membangun karakter Kristiani.
Modul ajar deep learning adalah perangkat pembelajaran yang dirancang untuk membawa siswa ke tahap pemahaman mendalam.
Tidak hanya berhenti di level “mengingat” atau “memahami”, tetapi mengajak mereka menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.
Dalam konteks Pendidikan Agama Katolik kelas 4 SD/MI, modul ini berisi:
Penerapan deep learning dalam modul ajar ini tidak lepas dari data ilmiah dan pedagogis. Menurut penelitian John Hattie (Visible Learning), strategi pembelajaran mendalam terbukti meningkatkan hasil belajar hingga lebih dari 0,7 effect size—angka yang signifikan dalam dunia pendidikan.
Selain itu, filsafat pendidikan Katolik menekankan integrasi antara pengetahuan, iman, dan tindakan. Dengan kata lain, deep learning selaras dengan tujuan membentuk pribadi utuh: cerdas, beriman, dan berbelarasa.
Agar mudah diterapkan guru, modul ajar ini disusun dengan kerangka sistematis:
Berisi kelas, mata pelajaran, tema, dan alokasi waktu. Misalnya:
Capaian pembelajaran yang ditetapkan Kurikulum Merdeka, misalnya:
Dirumuskan secara operasional, contohnya:
Terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Guru bisa memadukan metode storytelling, project based learning, hingga refleksi pribadi.
Meliputi:
Untuk memastikan pembelajaran benar-benar mendalam, ada beberapa strategi yang bisa digunakan guru:
Siswa diajak mendiskusikan pertanyaan terbuka seperti: “Bagaimana kamu merasakan kasih Allah dalam keluarga?” Diskusi ini merangsang berpikir kritis dan pribadi.
Anak-anak membuat proyek sederhana, misalnya menulis surat kasih kepada orang tua atau membuat video pendek tentang membantu teman.
Guru menceritakan kisah Yesus menyembuhkan orang sakit, lalu mengajak siswa membandingkannya dengan pengalaman nyata di sekolah.
Penilaian dilakukan dengan rubrik yang jelas, bukan sekadar angka. Contoh: tingkat partisipasi dalam doa bersama atau keaktifan membantu teman.
Misalnya, pada tema “Mengasihi Sesama”:
Menggunakan modul ajar ini membawa banyak manfaat:
Tentu ada tantangan, misalnya keterbatasan waktu atau kesulitan siswa memahami konsep abstrak. Solusinya:
Modul ajar deep learning ini juga mendukung Profil Pelajar Pancasila, terutama dimensi:
Dengan begitu, Pendidikan Agama Katolik tidak hanya membentuk siswa religius, tetapi juga manusia Indonesia yang berkarakter Pancasila.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Pendidikan Agama Katolik untuk Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Modul ajar Deep Learning Pendidikan Agama Katolik kelas 4 SD/MI adalah inovasi penting dalam Kurikulum Merdeka.
Dengan pendekatan mendalam, siswa tidak hanya belajar pengetahuan iman, tetapi juga menghidupinya dalam sikap dan tindakan nyata.
Guru yang menggunakan modul ini akan lebih mudah membimbing anak-anak menuju pribadi yang beriman, berkasih, dan berkarakter.