Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 8 SMP/MTs

mengajarmerdeka.id – Bayangkan sebuah kelas di pinggiran kota, di mana para siswa sedang sibuk membuat kerajinan dari bahan daur ulang. Namun kali ini, mereka tidak hanya sekadar menempel dan memotong.

Mereka juga mendiskusikan proses produksi, menghitung efisiensi bahan, dan bahkan mendesain ulang hasil karyanya menggunakan aplikasi desain sederhana.

Inilah wujud nyata dari pembelajaran Prakarya Kerajinan berbasis Deep Learning di bawah Kurikulum Merdeka. Bukan sekadar membuat benda, tetapi melatih siswa untuk berpikir mendalam, kreatif, dan inovatif.

Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, di mana setiap anak memiliki ruang untuk bereksplorasi sesuai minat dan potensinya.

Melalui pendekatan Deep Learning, pembelajaran Prakarya Kerajinan menjadi lebih dari sekadar keterampilan tangan ia menjadi wadah untuk menumbuhkan kecerdasan berpikir, empati terhadap lingkungan, dan semangat wirausaha sejak dini.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 8 SMP/MTs

Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan untuk Kelas 8 SMP/MTs, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 8 SMP/MTs

Apa Itu Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan?

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan adalah rancangan pembelajaran yang dirancang untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan reflektif melalui kegiatan membuat produk kerajinan.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ini mencakup modul ajar, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), asesmen, panduan refleksi, serta media pembelajaran berbasis digital. Tujuannya bukan hanya agar siswa bisa membuat karya, tetapi memahami mengapa dan bagaimana karya itu dibuat, serta dampaknya bagi masyarakat dan lingkungan.

Pendekatan Deep Learning di sini bukan berarti siswa belajar tentang kecerdasan buatan, tetapi meniru cara AI bekerja: mengenali pola, menganalisis, memecahkan masalah, dan beradaptasi dengan informasi baru.

Struktur Perangkat Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 8

Untuk mencapai pembelajaran yang bermakna, perangkat ajar ini disusun berdasarkan struktur utama berikut:

  1. Identitas Modul Ajar
    Berisi nama mata pelajaran, fase (Fase D), alokasi waktu, dan profil pelajar Pancasila yang menjadi fokus, seperti kreatif, mandiri, dan gotong royong.
  2. Capaian Pembelajaran (CP)
    Siswa diharapkan mampu memahami konsep dasar kerajinan, membuat produk kerajinan berbasis bahan lokal, serta mengembangkan nilai estetika dan fungsionalitas.
  3. Tujuan Pembelajaran (TP)
    Contoh: Siswa mampu merancang dan membuat produk kerajinan dari bahan alam secara kreatif serta menilai kelayakan hasil karyanya berdasarkan prinsip estetika dan fungsi.
  4. Materi dan Kegiatan Pembelajaran
    Materi mencakup pengenalan bahan, teknik dasar kerajinan (anyaman, ukir, tenun, daur ulang), serta tahapan produksi.
    Kegiatan dirancang dalam proyek seperti membuat tempat pensil dari bambu atau vas bunga dari limbah kaca.
  5. Pendekatan Deep Learning dan AI-Based Thinking
    Siswa diajak memahami proses berpikir mendalam melalui analisis, eksperimen, dan refleksi. Guru dapat menggunakan teknologi sederhana seperti aplikasi desain 3D, video tutorial, atau simulasi proses produksi.
  6. Asesmen dan Refleksi
    Penilaian tidak hanya melihat hasil produk, tetapi juga proses berpikir siswa mulai dari ide awal, inovasi, kolaborasi, hingga presentasi hasil karya.

Prinsip Deep Learning dalam Pembelajaran Kerajinan

Pendekatan Deep Learning dalam Prakarya Kerajinan menekankan pembelajaran yang mendalam, bermakna, dan berkelanjutan. Lima prinsip utamanya meliputi:

  1. Contextual Learning
    Siswa belajar dari lingkungan sekitar. Misalnya, mereka memanfaatkan bambu, rotan, sabut kelapa, atau plastik bekas untuk menciptakan kerajinan bernilai guna.
  2. Inquiry-Based Learning
    Guru tidak memberikan semua jawaban. Siswa diminta meneliti sendiri: bahan apa yang paling ramah lingkungan? Bagaimana meningkatkan nilai jual produk kerajinan lokal?
  3. Collaborative Learning
    Proyek dilakukan dalam kelompok, sehingga siswa belajar berkomunikasi, berbagi peran, dan menghargai hasil karya teman.
  4. Reflective Thinking
    Setelah membuat karya, siswa diajak merenung: “Apa makna karya ini bagi saya dan lingkungan saya?” Refleksi ini membantu membangun kesadaran sosial dan tanggung jawab.
  5. Creative Problem Solving
    Siswa dilatih untuk berpikir seperti inovator: mengubah masalah menjadi peluang. Misalnya, limbah plastik yang menumpuk bisa diubah menjadi tas ramah lingkungan.

Contoh Penerapan di Kelas 8

Mari kita lihat contoh nyata dari kelas Prakarya Kerajinan di sebuah SMP di Yogyakarta.

Guru Rini memulai pembelajaran dengan mengajak siswa menelusuri pasar tradisional untuk mencari inspirasi produk kerajinan lokal. Siswa kemudian membuat catatan tentang bahan yang digunakan, teknik pembuatan, serta kisah pengrajin setempat.

Setelah kembali ke sekolah, mereka berdiskusi dan memilih satu produk untuk dikembangkan kembali dengan inovasi mereka sendiri.

Salah satu kelompok membuat “Tempat Lampu Ramah Lingkungan” dari botol kaca bekas dan kain batik sisa. Mereka mendesain pola menggunakan aplikasi desain sederhana, menghitung kebutuhan bahan, dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas.

Guru menilai tidak hanya hasil produk, tetapi juga kemampuan mereka menjelaskan proses berpikir di balik karya tersebut. Di sinilah prinsip Deep Learning bekerja pembelajaran yang berfokus pada proses, bukan sekadar hasil.

Integrasi dengan Profil Pelajar Pancasila

Melalui perangkat ajar Deep Learning, pembelajaran Prakarya Kerajinan berkontribusi langsung pada pembentukan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila:

  • Beriman dan Berakhlak Mulia: Menghargai alam dengan menggunakan bahan ramah lingkungan.
  • Berkebinekaan Global: Mengadaptasi teknik dan motif dari berbagai budaya.
  • Gotong Royong: Bekerja sama dalam proyek kerajinan kelompok.
  • Mandiri: Mengelola waktu dan tanggung jawab proyek sendiri.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis bahan dan efisiensi proses produksi.
  • Kreatif: Menghasilkan karya inovatif dengan nilai estetika dan fungsi tinggi.

Data Ilmiah: Mengapa Deep Learning Efektif dalam Prakarya

Penelitian dari OECD (2024) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan deep learning mampu meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi hingga 42% dibandingkan pembelajaran tradisional.

Selain itu, laporan UNESCO (2023) menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran berbasis kreativitas dan teknologi memiliki rasa percaya diri serta empati sosial yang lebih tinggi.

Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya menghasilkan siswa yang terampil secara teknis, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan lingkungan yang kuat.

Tantangan Implementasi bagi Guru

Namun, tidak dapat dipungkiri, penerapan perangkat ajar Deep Learning membutuhkan kesiapan guru. Tantangan utamanya adalah:

  1. Keterbatasan sarana dan bahan di sekolah.
  2. Kebutuhan pelatihan guru dalam teknologi dan desain digital.
  3. Waktu yang cukup untuk proyek berbasis refleksi dan penilaian mendalam.

Solusinya adalah dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan teknologi sederhana. Guru dapat menggunakan video tutorial, kolaborasi dengan pengrajin daerah, atau memanfaatkan platform seperti mengajarmerdeka.id untuk mendapatkan inspirasi modul ajar dan ide proyek.

Strategi Pengembangan Perangkat Ajar

Untuk membuat perangkat ajar Deep Learning yang efektif, guru dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Analisis Konteks Sekolah dan Lingkungan – Identifikasi bahan dan potensi lokal.
  2. Rancang Tujuan Pembelajaran yang Terukur – Pastikan sesuai dengan Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka.
  3. Susun Aktivitas Proyek Berbasis Nilai dan Masalah Nyata – Hubungkan dengan isu lingkungan atau sosial.
  4. Integrasikan Teknologi – Gunakan aplikasi desain sederhana, atau dokumentasikan proses dalam format digital.
  5. Lakukan Refleksi dan Penilaian Otentik – Nilai proses berpikir, kerja sama, dan hasil karya secara holistik.

Kerajinan, Karakter, dan Kecerdasan

Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka adalah jembatan antara tradisi dan inovasi. Di satu sisi, ia menumbuhkan kecintaan terhadap kearifan lokal, di sisi lain, ia menyiapkan siswa menghadapi era digital dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya membuat karya tangan, tetapi juga karya pemikiran belajar menghargai proses, lingkungan, dan nilai sosial di balik setiap produk.

Pendidikan Prakarya Kerajinan dengan pendekatan Deep Learning adalah contoh nyata bahwa belajar bisa bermakna, relevan, dan menyenangkan. Guru tidak lagi sekadar pengajar, tetapi fasilitator kreativitas dan penumbuh karakter.

Dan di sinilah mengajarmerdeka.id berperan penting menjadi ruang berbagi ide, perangkat ajar, dan inspirasi pembelajaran yang memerdekakan guru dan siswa untuk terus tumbuh bersama.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.