Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 7 SMP/MTs

mengajarmerdeka.id – Bayangkan suasana kelas Prakarya yang hidup: para siswa duduk berkelompok, sibuk menganyam bambu, merancang gantungan kunci dari limbah plastik, atau membuat kerajinan dari bahan alam.

Namun di tengah keseruan itu, mereka juga berdiskusi tentang bagaimana teknologi dan kecerdasan buatan (AI) bisa membantu mendesain produk yang lebih ramah lingkungan.

Inilah semangat baru pembelajaran Prakarya di bawah Kurikulum Merdeka bukan hanya sekadar membuat kerajinan tangan, tetapi menumbuhkan pola pikir kreatif, analitis, dan reflektif. Dan perangkat ajar Deep Learning hadir sebagai panduan modern bagi guru untuk membawa pembelajaran Prakarya ke level yang lebih bermakna.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 7 SMP/MTs

Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan untuk Kelas 7 SMP/MTs, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 7 SMP/MTs

Apa Itu Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan?

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan adalah seperangkat dokumen pembelajaran yang dirancang untuk mengintegrasikan konsep pembelajaran mendalam (deep learning) dan kecerdasan buatan dalam konteks pendidikan keterampilan dan kerajinan.

Melalui perangkat ini, siswa tidak hanya diajarkan “bagaimana membuat sesuatu”, tetapi juga diajak memahami nilai, fungsi, serta dampak lingkungan dan sosial dari karya yang mereka hasilkan.

Mereka belajar menganalisis masalah, merancang solusi kreatif, dan menciptakan produk kerajinan yang relevan dengan kehidupan nyata.

Perangkat ajar mencakup:

  • Modul ajar guru (berisi langkah pembelajaran dan asesmen)
  • Lembar kerja peserta didik (LKPD)
  • Rubrik penilaian berbasis proyek
  • Panduan refleksi nilai dan keterampilan berpikir kritis

Semua komponen tersebut berfokus pada penguatan kompetensi dan karakter profil pelajar Pancasila: kreatif, bernalar kritis, mandiri, dan beriman.

Struktur dan Komponen Utama Perangkat Ajar

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 7 disusun berdasarkan capaian pembelajaran (CP) Kurikulum Merdeka dan prinsip pembelajaran kontekstual. Berikut komponennya:

  1. Identitas Modul Ajar
    Berisi nama mata pelajaran, fase (Fase D), alokasi waktu, dan profil pelajar Pancasila yang menjadi sasaran utama.
  2. Capaian Pembelajaran (CP)
    Contohnya: Peserta didik mampu membuat produk kerajinan berdasarkan potensi daerah dengan memperhatikan aspek estetika, fungsi, dan keberlanjutan lingkungan.
  3. Tujuan Pembelajaran (TP)
    Tujuan dirumuskan secara spesifik, misalnya:
    • Siswa mampu mengidentifikasi bahan alam dan buatan untuk kerajinan.
    • Siswa dapat merancang produk kerajinan yang memiliki nilai jual.
    • Siswa dapat mempresentasikan hasil karya secara kreatif.
  4. Materi Pokok
    Materi mencakup konsep dasar kerajinan, teknik pembuatan, penggunaan alat, keselamatan kerja, hingga pemasaran produk lokal.
  5. Kegiatan Pembelajaran Berbasis Deep Learning
    Pendekatan deep learning menekankan pemahaman yang mendalam dan keterkaitan dengan dunia nyata.
    • Eksplorasi: mengenali potensi bahan di lingkungan sekitar.
    • Elaborasi: merancang dan membuat produk dengan desain unik.
    • Refleksi: mengevaluasi hasil karya berdasarkan estetika dan manfaat.
  6. Asesmen dan Umpan Balik
    Penilaian dilakukan secara formatif dan sumatif. Siswa tidak hanya dinilai dari hasil karya, tetapi juga proses berpikir, kerja sama, dan refleksi diri.

Integrasi Deep Learning dan AI dalam Pembelajaran Prakarya

Deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar penggunaan teknologi, tetapi sebuah filosofi belajar yang mendorong siswa berpikir lebih dalam, menghubungkan pengetahuan, dan memecahkan masalah.

Dalam pembelajaran Prakarya Kerajinan, pendekatan ini dapat diimplementasikan melalui:

  1. Problem-Based Learning (PBL)
    Siswa diberi masalah nyata, misalnya limbah plastik di sekitar sekolah. Mereka diminta merancang produk kerajinan daur ulang yang fungsional dan estetik.
  2. Design Thinking
    Proses berpikir kreatif berbasis empati: siswa memahami kebutuhan pengguna, merancang ide, membuat prototipe, dan mengujinya.
  3. AI-Assisted Creativity
    Guru dapat memperkenalkan penggunaan AI sederhana seperti aplikasi desain digital atau generator ide produk. Contohnya, menggunakan Canva atau ChatGPT untuk mencari inspirasi desain kerajinan modern.
  4. Kolaborasi Digital
    Siswa membuat portofolio digital hasil karya mereka menggunakan platform pembelajaran seperti Google Classroom atau Padlet, di mana mereka juga dapat saling memberi komentar dan masukan.
  5. Reflective Learning Journal
    Setelah setiap proyek, siswa menulis jurnal refleksi digital: apa yang mereka pelajari, kesulitan yang dihadapi, dan bagaimana mereka mengatasi tantangan.

Contoh Implementasi di Kelas

Mari kita lihat contoh nyata di kelas 7 SMP.
Guru Prakarya, Pak Joko, mengajak siswanya untuk membuat “Kerajinan Ramah Lingkungan dari Bahan Alam Lokal”.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  • Pendahuluan: Guru menayangkan video pendek tentang pengrajin lokal yang menggunakan bahan bambu.
  • Eksplorasi: Siswa melakukan survei bahan alam di sekitar rumah, seperti bambu, daun kelapa, atau kulit jagung.
  • Perencanaan: Setiap kelompok mendiskusikan desain produk yang akan dibuat, misalnya tempat pensil, bingkai foto, atau tas anyaman.
  • Proses Pembuatan: Siswa mempraktikkan teknik dasar seperti memotong, menganyam, dan menempel dengan memperhatikan keamanan.
  • Presentasi dan Refleksi: Setiap kelompok menampilkan hasil karya dan menjelaskan nilai fungsi serta dampak lingkungan dari produk tersebut.

Dengan metode ini, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan motorik, tetapi juga berpikir kritis, bekerja sama, dan menumbuhkan empati terhadap alam dan masyarakat sekitar.

Keterkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila

Kurikulum Merdeka menempatkan profil pelajar Pancasila sebagai orientasi utama pembelajaran. Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan berkontribusi secara langsung terhadap enam dimensinya:

  • Beriman dan Berakhlak Mulia: Siswa belajar menghargai sumber daya alam sebagai anugerah Tuhan.
  • Berkebinekaan Global: Menghargai keunikan kerajinan daerah lain dan belajar dari keberagaman.
  • Gotong Royong: Bekerja dalam kelompok dan saling membantu dalam proses produksi.
  • Mandiri: Mengatur waktu, alat, dan bahan secara efisien dalam proyek.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis bahan dan desain agar produk fungsional dan bernilai estetika.
  • Kreatif: Menghasilkan karya unik dengan nilai jual dan manfaat sosial.

Data Ilmiah: Efektivitas Deep Learning dalam Pembelajaran Kerajinan

Menurut laporan UNESCO tahun 2024, pembelajaran berbasis deep learning meningkatkan keterlibatan siswa hingga 42% karena siswa lebih aktif dalam menemukan dan menciptakan makna dari materi yang dipelajari.

Penelitian dari University of Melbourne (2023) juga menunjukkan bahwa penerapan metode design thinking dalam pendidikan keterampilan dapat meningkatkan kreativitas siswa sebesar 36% dan kemampuan reflektif hingga 45%.

Dengan demikian, perangkat ajar Deep Learning tidak hanya meningkatkan hasil belajar, tetapi juga menumbuhkan kompetensi abad ke-21 yang sangat dibutuhkan di dunia kerja kreatif masa depan.

Tantangan Guru dan Solusi Inovatif

Tidak bisa dipungkiri, beberapa guru mungkin masih kesulitan memahami konsep Deep Learning atau memanfaatkan AI dalam pembelajaran. Kendala umum meliputi keterbatasan perangkat digital dan waktu untuk mendesain proyek.

Namun, solusi praktis bisa diterapkan:

  • Gunakan alat sederhana: Guru bisa memulai dari integrasi aplikasi ringan seperti Canva, Google Forms, atau Padlet.
  • Kolaborasi antar guru: Melalui komunitas belajar seperti platform Merdeka Mengajar, guru bisa saling berbagi perangkat ajar dan ide kreatif.
  • Pendekatan bertahap: Tidak semua topik harus berbasis AI; cukup gunakan pada tahap refleksi atau pencarian ide.
  • Libatkan lingkungan sekitar: Orang tua atau pengrajin lokal bisa menjadi mitra belajar dalam proyek kerajinan berbasis komunitas.

Mengajar dengan Hati, Berinovasi dengan Teknologi

Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 7 SMP/MTs Kurikulum Merdeka bukan hanya sekadar panduan membuat produk, tetapi juga sarana menumbuhkan kecintaan terhadap kreativitas, lingkungan, dan nilai-nilai kebangsaan.

Dengan pendekatan ini, guru membantu siswa belajar berpikir lebih dalam, mencipta dengan makna, dan menghargai proses, bukan hanya hasil. Pembelajaran menjadi ruang eksplorasi yang menyenangkan, kontekstual, dan penuh nilai.

Mengajar Prakarya kini bukan lagi tentang “mengikuti modul”, tetapi tentang bagaimana kita guru dan siswa berkolaborasi menciptakan pembelajaran yang hidup, humanis, dan selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka.

Situs pendidikan seperti mengajarmerdeka.id hadir untuk mendukung guru di seluruh Indonesia agar terus berinovasi, berbagi, dan menghidupkan semangat belajar yang merdeka, kreatif, dan relevan dengan zaman.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.