Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA/MA

mengajarmerdeka.id – Bayangkan sebuah ruang kelas Prakarya di SMA, penuh warna, aroma cat, kayu, dan kain, tetapi kali ini ada tambahan menarik laptop terbuka di meja siswa, menampilkan desain produk 3D hasil eksplorasi ide melalui platform AI. Inilah gambaran nyata pembelajaran Prakarya Kerajinan Kelas 12 di era Kurikulum Merdeka yang berpadu dengan pendekatan Deep Learning.

Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk tidak sekadar “mengerjakan proyek”, tetapi memahami nilai, proses, dan inovasi di balik setiap karya. Dengan pendekatan Deep Learning, pembelajaran Prakarya menjadi lebih mendalam menuntun siswa berpikir reflektif, memecahkan masalah nyata, dan menghasilkan karya orisinal yang bernilai.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA/MA

Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan untuk Kelas 12 SMA/MA, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA/MA

Apa Itu Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan?

Perangkat ajar Deep Learning adalah rancangan pembelajaran komprehensif yang menekankan keterhubungan antara pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kehidupan.

Dalam konteks mata pelajaran Prakarya Kerajinan, perangkat ini berfungsi sebagai panduan bagi guru untuk mengarahkan siswa menghasilkan produk kerajinan yang tidak hanya indah, tetapi juga bermakna dan bernilai jual.

Struktur perangkat ajar ini meliputi:

  • Modul ajar terintegrasi dengan capaian pembelajaran (CP) Kurikulum Merdeka.
  • Lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis proyek.
  • Asesmen formatif dan sumatif dengan pendekatan holistik.
  • Panduan refleksi diri dan eksplorasi nilai-nilai wirausaha serta kearifan lokal.

Melalui perangkat ajar ini, guru bisa membawa siswa dari tahap membuat ke tahap memahami makna dari setiap karya yang dihasilkan.

Mengapa Deep Learning Penting dalam Pembelajaran Prakarya?

Pendekatan Deep Learning menekankan keterlibatan emosional dan kognitif siswa. Dalam Prakarya Kerajinan, ini berarti siswa tidak hanya membuat karya, tetapi juga menghayati prosesnya, menganalisis kebutuhan masyarakat, dan mengembangkan kreativitas berkelanjutan.

Data dari Harvard Graduate School of Education (2023) menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan pendekatan deep learning memiliki peningkatan 42% dalam kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dibandingkan dengan metode tradisional.

Sementara penelitian UNESCO (2024) menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dan reflektif mampu meningkatkan motivasi siswa hingga 60%.

Deep Learning memungkinkan pembelajaran Prakarya menjadi lebih bermakna karena menumbuhkan:

  1. Kemandirian dan tanggung jawab terhadap karya.
  2. Kemampuan memecahkan masalah kreatif.
  3. Penghargaan terhadap kearifan lokal.
  4. Koneksi antara keterampilan tangan dan kecerdasan digital.

Struktur Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12

Perangkat ajar ini disusun berdasarkan prinsip Kurikulum Merdeka yang fleksibel dan berorientasi pada profil pelajar Pancasila. Berikut struktur idealnya:

  1. Identitas Modul Ajar
    Meliputi mata pelajaran Prakarya Kerajinan, fase F (Kelas 12), alokasi waktu, dan tema seperti “Kerajinan Berbasis Daur Ulang” atau “Produk Kerajinan Ramah Lingkungan”.
  2. Capaian Pembelajaran (CP)
    Siswa mampu merancang, membuat, dan mengevaluasi produk kerajinan berdasarkan potensi daerah dan prinsip keberlanjutan.
  3. Tujuan Pembelajaran (TP)
    Contohnya:
    • Siswa mampu mengidentifikasi bahan dan teknik pembuatan kerajinan lokal.
    • Siswa mampu memanfaatkan teknologi digital dalam merancang produk.
    • Siswa mampu melakukan refleksi nilai ekonomi dan sosial dari produk yang dihasilkan.
  4. Materi Pembelajaran
    • Konsep kerajinan tangan dan fungsinya.
    • Prinsip desain dan ergonomi produk.
    • Penggunaan teknologi digital (AI, desain 3D, riset pasar online).
    • Teknik pembuatan kerajinan berbasis bahan alam, daur ulang, atau limbah industri.
  5. Kegiatan Pembelajaran Deep Learning
    Proses belajar mengikuti pola eksplorasi, kolaborasi, dan refleksi. Guru menjadi fasilitator yang membimbing siswa menemukan makna dari setiap proses.
  6. Asesmen dan Refleksi
    Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, mencakup portofolio, proyek, dan refleksi nilai. Guru menilai bukan hanya hasil akhir, tetapi juga proses berpikir, kerja sama, dan tanggung jawab siswa.

Contoh Implementasi Deep Learning Prakarya di Kelas 12

Mari kita bayangkan kelas Prakarya di SMA Negeri 2 Semarang. Guru, Pak Heru, mengajak siswa untuk membuat eco-craft dari bahan bekas.

  • Tahap 1 (Eksplorasi): Siswa diminta melakukan riset tentang limbah plastik di lingkungan sekolah dan dampaknya terhadap ekosistem.
  • Tahap 2 (Ideasi): Menggunakan aplikasi berbasis AI seperti Canva atau ChatGPT, mereka mencari inspirasi desain produk ramah lingkungan.
  • Tahap 3 (Prototyping): Siswa membuat prototipe seperti tas, pot bunga, atau aksesori dari limbah plastik.
  • Tahap 4 (Presentasi dan Refleksi): Setiap kelompok mempresentasikan hasilnya sambil menjelaskan nilai keberlanjutan dan peluang ekonominya.

Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar membuat kerajinan, tetapi juga memahami isu lingkungan, ekonomi sirkular, dan tanggung jawab sosial.

Integrasi Teknologi dan AI dalam Pembelajaran Prakarya

Mungkin terdengar tidak biasa, tapi teknologi dan kerajinan kini berjalan seiring. AI dapat membantu siswa dalam:

  • Merancang pola kerajinan dengan desain otomatis.
  • Menganalisis tren pasar produk handmade secara digital.
  • Memberikan rekomendasi bahan ramah lingkungan.

Guru juga dapat menggunakan AI sebagai asisten dalam membuat rubrik penilaian, menganalisis minat siswa, atau memberikan umpan balik otomatis.

Dengan demikian, perangkat ajar Deep Learning bukan sekadar alat bantu belajar, melainkan jembatan antara keterampilan tradisional dan kecerdasan modern.

Keterkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila

Perangkat ajar ini mendukung pembentukan profil pelajar Pancasila yang utuh:

  • Beriman dan Berakhlak Mulia: Menghargai alam dan menciptakan karya yang tidak merusak lingkungan.
  • Berkebinekaan Global: Mengenalkan seni dan kerajinan Nusantara di panggung dunia.
  • Gotong Royong: Melibatkan kerja sama kelompok dalam proyek.
  • Mandiri: Siswa menentukan desain dan strategi produksinya sendiri.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis kebutuhan masyarakat dan tren pasar.
  • Kreatif: Menghasilkan inovasi produk yang unik dan berdaya guna.

Data Ilmiah dan Tren Dunia Kerajinan

Menurut laporan World Craft Council (2024), industri kerajinan tangan tumbuh sebesar 7,5% setiap tahun, terutama di pasar digital seperti Etsy dan Shopee. Generasi muda kini memiliki peluang besar untuk menjadi pengrajin modern yang menggabungkan seni dan teknologi.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS, 2023) menunjukkan bahwa sektor industri kreatif menyumbang lebih dari 6% terhadap PDB Indonesia, dengan subsektor kerajinan menyumbang sekitar 14,7 triliun rupiah. Angka ini menunjukkan pentingnya pembelajaran prakarya berbasis kewirausahaan.

Dengan perangkat ajar yang dirancang berbasis Deep Learning, siswa tidak hanya belajar keterampilan teknis, tetapi juga menyiapkan diri sebagai creative entrepreneur masa depan.

Tantangan dalam Implementasi dan Solusinya

Beberapa guru mungkin menghadapi kendala seperti keterbatasan alat, bahan, atau pemahaman teknologi digital. Namun, Kurikulum Merdeka memberi ruang fleksibilitas untuk menyesuaikan konteks lokal.
Solusi praktis yang bisa diterapkan:

  1. Memanfaatkan bahan lokal dan daur ulang.
  2. Menggunakan aplikasi desain gratis seperti Canva atau SketchUp.
  3. Melibatkan komunitas pengrajin atau UMKM sebagai mitra belajar.
  4. Menjalankan proyek lintas bidang, misalnya kolaborasi antara Prakarya dan Informatika.

Kesimpulan: Membentuk Generasi Kreatif dan Adaptif

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka bukan sekadar panduan mengajar. Ia adalah wadah untuk melatih siswa berpikir mendalam, berkreasi tanpa batas, dan mengaitkan nilai-nilai kearifan lokal dengan teknologi global.

Melalui pembelajaran ini, siswa belajar bukan hanya membuat kerajinan, tetapi juga memahami filosofi di baliknya: kerja keras, ketekunan, dan kepedulian terhadap lingkungan. Guru menjadi inspirator, siswa menjadi inovator.

Dan di sinilah mengajarmerdeka.id berperan menjadi jembatan pengetahuan, ruang berbagi ide, dan tempat lahirnya inovasi pendidikan yang berpihak pada kemerdekaan belajar dan masa depan yang berkelanjutan.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.