Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kelas 9 SMP/MTs

mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang siswa SMP bernama Dinda yang sedang mengerjakan proyek prakarya sederhana: membuat sabun herbal dari bahan alami.

Di masa lalu, kegiatan seperti ini mungkin hanya dianggap sebagai tugas keterampilan tangan. Namun, dalam semangat Kurikulum Merdeka, Dinda tidak hanya belajar membuat sabun, tetapi juga meneliti bahan alami, menganalisis efektivitasnya, menghitung biaya produksi, dan bahkan merancang strategi pemasaran digital.

Inilah wajah baru mata pelajaran Prakarya di era Deep Learning bukan sekadar keterampilan manual, tetapi juga pembelajaran berbasis data, kreativitas, dan refleksi mendalam.

Kurikulum Merdeka menekankan kebebasan berpikir dan eksplorasi. Ketika konsep Deep Learning diterapkan dalam Prakarya, siswa diajak tidak hanya untuk mengerjakan, tetapi juga memahami, memaknai, dan mengembangkan produk dengan pemikiran kritis dan inovatif.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Kelas 9 SMP/MTs

Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya untuk Kelas 9 SMP/MTs, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kelas 9 SMP/MTs

Apa Itu Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya?

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya adalah rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan pendekatan berpikir mendalam dengan teknologi dan pengalaman nyata.

Konsep “deep learning” di sini bukan hanya soal kecerdasan buatan (AI), tetapi tentang pembelajaran bermakna yang membantu siswa memahami proses di balik hasil.

Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, melainkan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk meneliti, bereksperimen, dan menciptakan karya sesuai minat serta konteks lokal.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar ini berfokus pada pengembangan profil pelajar Pancasila melalui empat aspek utama Prakarya: kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.

Komponen Utama Perangkat Ajar Prakarya Deep Learning

Perangkat ajar ini tidak hanya memuat rencana pembelajaran, tetapi juga strategi berpikir reflektif dan kreatif. Berikut struktur utamanya:

  1. Identitas Modul Ajar
    Menjelaskan fase (Fase D untuk kelas 9), alokasi waktu, serta kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Capaian Pembelajaran (CP)
    Misalnya: siswa mampu menganalisis proses produksi berbasis teknologi sederhana dan menciptakan produk yang memiliki nilai tambah ekonomi serta ramah lingkungan.
  3. Tujuan Pembelajaran (TP)
    Dirumuskan dengan kalimat aktif dan konkret, seperti: Siswa mampu merancang produk rekayasa sederhana yang efisien dan inovatif menggunakan bahan daur ulang.
  4. Materi Esensial
    Disajikan melalui pendekatan ilmiah dan kontekstual, seperti memahami proses fermentasi, prinsip desain produk, atau dasar kewirausahaan digital.
  5. Langkah Pembelajaran Deep Learning
    Guru memfasilitasi eksplorasi mendalam dengan tahapan: stimulasi, eksplorasi, elaborasi, kreasi, dan refleksi.
  6. Asesmen Autentik dan Reflektif
    Penilaian dilakukan tidak hanya berdasarkan hasil produk, tetapi juga pada proses berpikir, kerja tim, dan kemampuan merefleksikan pembelajaran.

Strategi Deep Learning dalam Pembelajaran Prakarya

Pendekatan Deep Learning menempatkan siswa sebagai subjek aktif. Mereka diajak berpikir, bereksperimen, dan memecahkan masalah. Dalam Prakarya Kelas 9, ada beberapa strategi yang efektif:

  1. Project-Based Learning (PjBL)
    Siswa membuat proyek nyata, seperti desain alat penghemat air, kemasan ramah lingkungan, atau makanan sehat berbasis lokal. Proyek ini melatih kemampuan riset, kolaborasi, dan inovasi.
  2. Contextual Learning
    Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sekitar. Contohnya, siswa di daerah pesisir membuat produk berbasis sumber daya laut, sedangkan di daerah pegunungan fokus pada hasil pertanian.
  3. AI-Enhanced Learning Tools
    Dengan bantuan teknologi seperti ChatGPT, siswa dapat mencari ide desain produk, membuat analisis pasar, atau belajar simulasi produksi. Guru berperan memastikan penggunaan AI secara etis dan kritis.
  4. Reflective Learning
    Setelah proyek selesai, siswa menulis jurnal digital tentang proses berpikirnya: kesulitan, solusi, dan nilai-nilai yang dipelajari.
  5. Collaborative Inquiry
    Siswa bekerja dalam kelompok lintas minat untuk menyelesaikan tantangan tertentu, seperti menciptakan produk inovatif yang hemat energi atau ramah lingkungan.

Contoh Implementasi di Kelas 9

Mari kita lihat cerita nyata dari kelas Prakarya di sebuah SMP di Yogyakarta. Guru Prakarya, Pak Jaya, memulai pembelajaran dengan pertanyaan pemantik:
“Bagaimana kita bisa mengurangi limbah plastik di lingkungan sekolah?”

Dari situ, siswa terbagi dalam kelompok kecil. Mereka melakukan observasi di sekitar sekolah, mencatat jumlah sampah plastik, dan mencari solusi. Salah satu kelompok menemukan ide membuat ecobrick dan rak tanaman dari botol bekas.

Prosesnya meliputi:

  • Eksplorasi: Mempelajari sifat bahan plastik dan dampaknya pada lingkungan.
  • Elaborasi: Menggunakan prinsip desain rekayasa sederhana untuk membentuk produk fungsional.
  • Kreasi: Membuat prototipe dengan memanfaatkan alat sederhana.
  • Refleksi: Mempresentasikan hasil dan menulis laporan analisis biaya serta manfaat produk.

Hasilnya, siswa tidak hanya menghasilkan karya nyata, tetapi juga memahami pentingnya tanggung jawab sosial dan ekonomi berkelanjutan.

Keterkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila

Kurikulum Merdeka menekankan pembentukan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila. Perangkat ajar Deep Learning Prakarya secara langsung mendukung enam dimensi profil tersebut:

  • Beriman dan Berakhlak Mulia: Siswa menumbuhkan kesadaran etis dalam menggunakan sumber daya alam.
  • Berkebinekaan Global: Menghargai kearifan lokal sambil memahami tren global dalam desain dan produksi.
  • Gotong Royong: Bekerja sama dalam proyek tim dan saling membantu dalam proses produksi.
  • Mandiri: Mengatur waktu, sumber daya, dan tanggung jawab dalam proyeknya.
  • Bernalar Kritis: Mengevaluasi bahan, proses, dan hasil produk dengan berpikir logis dan berbasis data.
  • Kreatif: Menghasilkan solusi baru dari masalah sehari-hari dengan pendekatan inovatif.

Data Ilmiah: Efektivitas Deep Learning dalam Prakarya

Menurut laporan UNESCO (2024), pembelajaran berbasis proyek dan refleksi meningkatkan retensi konsep hingga 45% lebih tinggi dibandingkan pembelajaran konvensional.

Sementara penelitian dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2023 menunjukkan bahwa penggunaan teknologi pendukung seperti simulasi desain 3D dan platform AI dalam mata pelajaran Prakarya mampu meningkatkan kreativitas siswa hingga 37%.

Data tersebut menunjukkan bahwa penerapan Deep Learning dalam Prakarya tidak hanya menambah nilai akademik, tetapi juga memperkuat keterampilan abad 21: kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan berpikir kritis.

Tantangan Guru dalam Menerapkan Perangkat Ajar Deep Learning

Walaupun konsep ini sangat menarik, implementasinya tidak lepas dari tantangan. Beberapa guru mungkin kesulitan dalam:

  • Mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
  • Menilai aspek reflektif siswa secara objektif.
  • Mengelola waktu proyek agar sesuai dengan jadwal pembelajaran.

Namun, tantangan ini bisa diatasi dengan kolaborasi antarguru, pelatihan teknologi sederhana, serta pemanfaatan platform seperti Merdeka Mengajar untuk berbagi perangkat ajar dan praktik baik.

Guru tidak perlu langsung sempurna. Mulailah dari langkah kecil: membuat satu proyek berbasis masalah lokal, memberi ruang refleksi, lalu meningkatkan kualitasnya setiap semester.

Contoh Rencana Proyek Deep Learning Prakarya

Tema: Produk Inovatif Ramah Lingkungan
Durasi: 3 Minggu
Langkah Pembelajaran:

  1. Mengidentifikasi masalah lingkungan di sekitar sekolah.
  2. Melakukan riset bahan dan teknik pengolahan.
  3. Mendesain produk (contohnya: tempat pensil dari limbah kayu, sabun herbal, atau alat irigasi tetes).
  4. Membuat prototipe dan melakukan uji fungsi.
  5. Mempresentasikan hasil dengan analisis biaya dan manfaat.
    Asesmen: Portofolio digital, observasi kerja tim, dan refleksi pribadi.

Model seperti ini tidak hanya menumbuhkan kreativitas, tetapi juga rasa memiliki terhadap hasil karya dan lingkungan.

Belajar Prakarya dengan Pikiran dan Perasaan

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka membuka peluang besar bagi guru dan siswa untuk belajar secara lebih bermakna. Melalui pendekatan ini, Prakarya menjadi wadah untuk berpikir, berinovasi, dan membangun karakter.

Siswa tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga memahami nilai di balik setiap proses: kejujuran, kerja keras, tanggung jawab, dan kepedulian lingkungan.

Inilah esensi pendidikan merdeka yang sesungguhnya belajar bukan hanya untuk nilai, tetapi untuk kehidupan.

Dan bagi guru-guru di seluruh Indonesia, mengajarmerdeka.id hadir sebagai ruang inspiratif untuk menemukan perangkat ajar, ide proyek, dan panduan inovatif yang siap membawa semangat Deep Learning ke dalam setiap ruang kelas.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.