Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 5 SD/MI Kurikulum Merdeka

mengajarmerdeka.id – Bayangkan suasana kelas di suatu sekolah dasar. Anak-anak kelas 5 SD/MI duduk melingkar, bukan di barisan kaku. Guru membuka pembelajaran dengan cerita tentang bagaimana nilai Pancasila muncul dan bagaimana kita sebagai warga negara Indonesia bisa berkontribusi sehari-hari.

Kini bayangkan guru tidak hanya “mengajar materi” tetapi mengajak anak-anak belajar secara mendalam tidak hanya menghafal, tetapi benar-benar memahami, mengaitkan, dan menerapkan.

Inilah inti dari pendekatan Deep Learning dalam konteks pendidikan, yang kemudian menjadi fondasi penting dalam pengembangan perangkat ajar untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) kelas 5 SD/MI dalam Kurikulum Merdeka.

Pada artikel ini kita akan mengeksplorasi bagaimana guru dan tenaga kependidikan dapat merancang perangkat ajar yang sesuai: mulai dari prinsip deep learning, langkah konkret, komponen perangkat ajar, hingga contoh skenario pembelajaran.

Gaya santai dan storytelling akan membantu kita membayangkan skenario nyata di kelas, dengan tetap memakai data dan referensi ilmiah agar artikel ini layak dibaca oleh Google AI Overview, ChatGPT, Perplexity dan mesin pencari lainnya.

Download contoh Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 5 SD/MI Kurikulum Merdeka

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PPKN untuk Kelas 5 SD/MI Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning PPKN Kelas 5 SD/MI

Mengapa Deep Learning dalam Pembelajaran PPKn Kelas 5?

Pendekatan deep learning dalam pendidikan menekankan bahwa siswa tak cukup hanya “menghafal” fakta, melainkan harus memahami konsep, berpikir kritis, dan mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan mereka.

Pada mata pelajaran PPKn kelas 5 SD/MI, siswa mempelajari nilai-nilai Pancasila, norma sosial, jati diri dan lingkungan, serta negaraku Indonesia. Materi-materi ini ideal untuk dikembangkan lewat perangkat ajar yang memakai pendekatan mendalam karena sifatnya kontekstual dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Data menunjukkan bahwa tiga pilar dari penerapan deep learning pendidikan adalah mindful learning (“sadar akan proses belajar”), meaningful learning (“belajar yang bermakna”), dan joyful learning (“belajar yang menyenangkan”).

Dengan perangkat ajar yang dirancang mengikuti pendekatan ini, guru dapat menciptakan ruang dimana siswa berinteraksi aktif, mengeksplorasi sendiri, berpikir kritis, mengaitkan nilai Pancasila dengan tindakan nyata. Hal ini akan membantu mereka tidak hanya “mengerti PPKn” tetapi “hidup PPKn”.

Prinsip Dasar Perangkat Ajar Deep Learning untuk PPKn Kelas 5

  1. Fokus pada esensi konsep
    Jangan terlalu banyak tema yang menyebar luas hingga siswa hanya “meloncat” dari satu materi ke materi lain tanpa mendalami. Pendekatan deep-learning menekankan pemilihan materi yang esensial dan mendalam.
    Contoh: Pilih satu unit pembelajaran, misalnya “Gotong-royong dalam keberagaman” (Unit 1) dan jadikan pusat eksplorasi selama beberapa sesi, bukan hanya satu sub-topik yang dilewatkan.
  2. Keterlibatan aktif siswa
    Siswa harus diberi ruang untuk bertanya, diskusi, mengeksplorasi dan menerapkan dalam konteks mereka sendiri (keluarga, sekolah, masyarakat). Ini adalah bagian dari meaningful learning.
  3. Keterkaitan dengan kehidupan nyata
    Siswa diajak melihat nilai-nilai Pancasila atau norma dalam kehidupan sehari-hari mereka (di rumah, sekolah, lingkungan). Dengan demikian, pembelajaran menjadi “nyata” bukan abstrak. Contoh: “Bagaimana temanmu di kelas menunjukkan sikap gotong-royong?”
  4. Lingkungan belajar yang menyenangkan dan reflektif
    Joyful learning yaitu membuat pembelajaran bukan hanya serius dan kaku, tapi juga menarik, misalnya melalui permainan, proyek mini, cerita atau simulasi.
  5. Refleksi dan keberlanjutan (durable learning)
    Tidak hanya sekadar satu sesi selesai, tapi siswa terus merefleksi pengalamannya, menghubungkan dengan pengalaman pribadi dan mengembangkan tindakan nyata. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa deep learning bukan kurikulum baru, melainkan pendekatan.

Komponen Perangkat Ajar yang Disarankan

Untuk membuat perangkat ajar PPKn kelas 5 dengan pendekatan deep learning, berikut komponen-yang bisa dimasukkan:

  • Profil Pelajar Pancasila & Capaian Pembelajaran (CP): Sebagai acuan utama. Dalam kurikulum Merdeka, perangkat ajar harus mengacu pada CP dan profil Pelajar Pancasila.
  • Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)/Unit Pembelajaran: Pilih unit pembelajaran yang relevan untuk kelas 5. Contoh Unit 1: Pancasila dalam Kehidupanku; Unit 2: Norma dalam Kehidupanku; Unit 3: Jati Diri dan Lingkunganku; Unit 4: Negaraku Indonesia.
  • Rencana Kegiatan Pembelajaran (RKP): Rincian kegiatan tiap PB (Pembelajaran Berbasis) misalnya PB1 (pengenalan konsep), PB2 (eksplorasi), PB3 (aksi nyata), PB4 (refleksi).
  • Sumber dan Media Belajar: Buku siswa, modul, media digital, permainan, simulasi, diskusi kelompok. Modul ajar siap untuk diunduh juga telah tersedia untuk PPKn kelas 5.
  • Penilaian Autentik dan Refleksi: Penilaian tidak hanya berbasis tes, tetapi proyek, presentasi, refleksi siswa tentang implementasi nilai Pancasila, norma sosial, dan kewarganegaraan.
  • Tindak Lanjut & Aksi Nyata: Sebagai bagian dari deep learning, siswa diarahkan untuk melakukan aksi nyata di lingkungan mereka (misalnya gotong-royong bersama, membuat poster keragaman, kampanye nilai Pancasila) dan kemudian merefleksikannya.
  • Refleksi Guru dan Siswa: Guru merefleksi pembelajaran, siswa merefleksi pengalaman. Hal ini memperkuat pembelajaran agar lebih durable.

Skenario Perangkat Ajar: Contoh Unit “Gotong-Royong dalam Keberagaman”

Mari kita ceritakan bagaimana perangkat ajar bisa dibuka secara storytelling:
Pak Guru Budi memasuki kelas kelas 5 SD. Di papan tulis tertulis “Gotong-Royong dalam Keberagaman”. Ia mulai dengan cerita: “Bayangkan kamu dan temanmu berbeda suku, agama, atau hobi. Bagaimana kita bekerjasama dalam kegiatan kelas?”

PB1 – Pengenalan konsep: Guru menayangkan video pendek atau menceritakan kisah nyata gotong-royong dalam masyarakat yang beragam. Kemudian siswa diminta berdiskusi: “Apa artinya gotong-royong?” dan “Kenapa keberagaman itu penting?”

PB2 – Eksplorasi mendalam: Siswa dibagi kelompok heterogen (beragam latar belakang). Setiap kelompok membuat peta pikiran: “Contoh gotong-royong di sekolah saya” dan “Contoh keberagaman yang saya alami”. Guru memfasilitasi dengan pertanyaan kritis: “Bagaimana nilai Pancasila nomor 2 atau nomor 3 terwujud?”

PB3 – Aksi nyata: Setiap kelompok merancang mini-proyek sehari di sekolah, misalnya “Teman Baru, Cerita Bersama” mengajak teman yang berbeda kelas bermain bersama, membersihkan kelas bersama. Mereka membuat dokumentasi foto/cerita.

PB4 – Refleksi: Siswa kembali ke lingkaran, mempresentasikan pengalaman mereka. Guru menanyakan: “Apa yang kamu rasakan? Apakah perilakumu berubah? Apa tantangannya?” Lalu siswa merefleksi dalam jurnal sederhana: “Hari ini saya belajar bahwa … dan besok saya akan mencoba …”.

Dengan skenario ini, siswa bukan hanya “belajar definisi” tapi merasakan, mencoba, dan merefleksi. Perangkat ajar demikian sesuai dengan deep learning.

Referensi ilmiah menyebut bahwa siswa yang terlibat aktif dan mengaitkan pembelajaran dengan konteks nyata menunjukkan peningkatan berpikir kritis dan pemahaman konsep.

Tantangan dan Tips Mengatasi

Mengimplementasikan perangkat ajar deep learning untuk PPKn kelas 5 memang ideal, namun ada tantangan yang mesti diantisipasi:

  • Waktu terbatas: Guru merasa tugasnya padat, pengayaan mendalam sering terkalahkan oleh “materi banyak”. Solusinya: kurangi jumlah topik yang di-cover banyak-banyak, fokus pada satu atau dua unit dengan kedalaman yang baik.
  • Sumber daya terbatas: Tidak selalu tersedia media digital atau fasilitas lengkap. Tips: gunakan media sederhana (cerita, poster, diskusi kelas, simulasi) dan libatkan lingkungan sekitar (keluarga, masyarakat) sebagai sumber belajar.
  • Beragam kemampuan siswa: Kelas heterogen membuat sebagian siswa cepat selesai, sebagian lambat. Solusi: kelompok heterogen dan aktivitas diferensiasi (misalnya siswa cepat diberikan tugas pengayaan mini, siswa lainnya diberikan tugas pendukung).
  • Penilaian yang masih berbasis tes: Perlu perubahan ke penilaian autentik. Guru bisa mulai dengan kombinasi: kuis cepat untuk cek pemahaman, kemudian proyek kelompok dan refleksi individu.
  • Keterkaitan dengan kehidupan nyata: Kadang sulit mengaitkan nilai Pancasila dengan “kehidupan siswa urban/kompleks”. Tips: guru aktif menggali contoh dari lingkungan siswa (lingkungan sekolah, rumah, media sosial) dan mengaitkannya dengan materi.

Manfaat Jangka Panjang untuk Guru dan Siswa

  • Untuk siswa: Mereka akan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berdiskusi, memecahkan masalah, serta menerapkan nilai kebangsaan. Hal ini sesuai dengan hasil riset bahwa pendekatan deep learning meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis.
  • Untuk guru: Perangkat ajar yang dirancang dengan pendekatan mendalam membantu meningkatkan kualitas pembelajaran, siswa lebih aktif, kelas lebih hidup, dan hasil belajar lebih bermakna.
  • Untuk sekolah dan sistem pendidikan: Implementasi demikian mendukung visi pembelajaran abad 21, profil Pelajar Pancasila, dan Kurikulum Merdeka yang ingin menghasilkan siswa yang mandiri, kritis, kreatif dan berkarakter.

Mendesain perangkat ajar untuk PPKn kelas 5 SD/MI dalam Kurikulum Merdeka dengan pendekatan deep learning bukan sekadar “merevisi RPP” atau “menambahkan lembar kerja”.

Ini adalah transformasi cara berpikir: dari “mengajar banyak hal” menjadi “mengajar beberapa hal dengan mendalam”. Guru menjadi fasilitator yang menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, terhubung dengan kehidupan siswa, dan menyenangkan.

Dengan mengikuti prinsip mindful, meaningful, joyful, dan menyiapkan komponen perangkat ajar seperti profil Pelajar Pancasila, unit pembelajaran, rencana kegiatan, sumber belajar, penilaian autentik, dan refleksi, guru akan menjadikan pembelajaran PPKn bukan hanya “materi di kelas” tapi “pengalaman hidup”.

Mari di situs mengajarmerdeka.id kita berbagi perangkat ajar semacam ini, agar setiap guru kelas 5 SD/MI bisa memberikan pengalaman pembelajaran yang mendalam dan bermakna bagi anak-anak Indonesia.

Semangat mengajar, dan selamat merancang perangkat ajar yang membuat siswa kelas 5 SD/MI Anda “hidup nilai” PPKn, bukan hanya mempelajarinya.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.