Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka

mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang guru PPKN berdiri di depan kelas, bukan sekadar menjelaskan tentang nilai-nilai Pancasila, tetapi juga melatih siswanya berpikir kritis tentang etika digital, tanggung jawab sosial, dan kecerdasan buatan.

Inilah wajah baru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) di era Kurikulum Merdeka: pembelajaran yang berorientasi pada karakter, teknologi, dan pengalaman nyata.

Kurikulum Merdeka membawa semangat kebebasan belajar, di mana siswa diajak untuk memahami nilai-nilai kebangsaan melalui konteks dunia nyata.

Dengan bantuan konsep Deep Learning, pembelajaran PPKN tidak lagi hanya berfokus pada hafalan, melainkan juga menumbuhkan kemampuan reflektif, empatik, dan kolaboratif.

Download contoh Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PPKN untuk Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning PPKN Kelas 10 SMA/MA

Apa Itu Perangkat Ajar Deep Learning PPKN?

Perangkat ajar Deep Learning PPKN merupakan seperangkat dokumen pembelajaran yang mengintegrasikan prinsip kecerdasan buatan dan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dalam konteks pendidikan karakter.

Bukan berarti siswa belajar pemrograman AI, tetapi mereka belajar dengan cara yang menyerupai cara kerja AI: mengenali pola, menganalisis informasi, dan mengambil keputusan berdasarkan data serta nilai.

Perangkat ini terdiri dari modul ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), asesmen formatif dan sumatif, serta panduan refleksi nilai. Setiap komponennya dirancang agar guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan personal bagi setiap siswa.

Struktur Perangkat Ajar Deep Learning PPKN Kelas 10

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, struktur perangkat ajar dibangun atas dasar capaian pembelajaran (CP) dan tujuan pembelajaran (TP) yang jelas. Berikut adalah elemen utamanya:

  1. Identitas Modul Ajar
    Berisi nama mata pelajaran, fase, alokasi waktu, dan profil pelajar Pancasila yang dituju, seperti gotong royong, bernalar kritis, atau mandiri.
  2. Kompetensi dan Capaian Pembelajaran
    Misalnya, siswa mampu menganalisis makna konstitusi dalam kehidupan bernegara atau menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan digital.
  3. Tujuan Pembelajaran
    Dirumuskan dalam bentuk kalimat operasional seperti: Siswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip demokrasi dan menilai penerapannya dalam masyarakat digital.
  4. Materi Pembelajaran
    Materi disajikan secara kontekstual: bukan hanya teks hukum atau sejarah, tetapi juga studi kasus aktual seperti etika bermedia sosial, hoaks, dan tanggung jawab warga negara dalam ruang digital.
  5. Metode Deep Learning dan AI-Based Thinking
    Siswa diajak berpikir seperti sistem kecerdasan buatan memproses data, mengidentifikasi pola, dan membuat keputusan berbasis nilai. Contohnya, melalui simulasi decision making dalam isu publik seperti kebijakan lingkungan atau pemilu.
  6. Asesmen dan Refleksi
    Penilaian tidak hanya berbentuk tes, tetapi juga proyek reflektif seperti membuat vlog edukasi nilai Pancasila atau jurnal digital tentang toleransi.

Penerapan Prinsip Deep Learning dalam Pembelajaran PPKN

Pendekatan Deep Learning dalam PPKN bukan berarti menggantikan guru dengan teknologi, melainkan memperkaya proses berpikir siswa. Ada lima prinsip utama yang digunakan:

  1. Personalized Learning
    Setiap siswa memiliki gaya belajar unik. Guru menggunakan hasil asesmen diagnostik untuk menyesuaikan pendekatan misalnya, siswa visual dapat belajar melalui infografis nilai-nilai kebangsaan, sedangkan siswa kinestetik bisa melalui proyek aksi sosial.
  2. Contextual Learning
    Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, topik “Tanggung Jawab Warga Negara” bisa dikaitkan dengan praktik digital citizenship atau literasi media sosial.
  3. Reflective Learning
    Deep learning menekankan refleksi nilai. Setelah belajar, siswa diminta menjawab: “Bagaimana nilai Pancasila bisa diterapkan saat saya berinteraksi di dunia digital?”
  4. Collaborative Problem Solving
    Siswa bekerja sama menyelesaikan isu sosial nyata. Contohnya, membuat kampanye “Sekolah Anti Hoaks” atau “Bijak di Dunia Maya” dengan menggunakan prinsip demokrasi partisipatif.
  5. AI-Enhanced Pedagogy
    Guru dapat memanfaatkan AI untuk analisis hasil belajar siswa, memberikan umpan balik cepat, dan merekomendasikan materi sesuai minat. Platform pembelajaran seperti ChatGPT, Google Bard, atau Perplexity bisa digunakan untuk diskusi nilai dengan panduan guru.

Contoh Implementasi di Kelas 10

Mari kita lihat skenario nyata: Guru PPKN, Ibu Dini, sedang mengajar topik “Nilai Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari”.

Langkah-langkahnya:

  • Pendahuluan: Siswa diminta menonton video pendek tentang debat publik di media sosial.
  • Eksplorasi: Mereka mendiskusikan bagaimana etika berpendapat dan menghormati perbedaan.
  • Elaborasi: Guru memperkenalkan konsep demokrasi Pancasila, lalu siswa menganalisis kasus nyata menggunakan decision tree sederhana, mirip cara AI memetakan pilihan.
  • Refleksi: Siswa menulis jurnal digital berjudul “Saya dan Demokrasi di Dunia Maya”.
  • Penilaian: Guru menilai berdasarkan kemampuan berpikir kritis, empati, dan pemahaman nilai.

Dengan cara ini, PPKN tidak lagi terasa membosankan atau penuh hafalan. Siswa belajar memahami nilai-nilai kebangsaan melalui konteks kehidupan mereka sendiri.

Keterkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila

Kurikulum Merdeka menempatkan Profil Pelajar Pancasila sebagai fondasi utama. Perangkat ajar Deep Learning membantu guru mencapai enam dimensi profil ini:

  • Beriman dan Berakhlak Mulia: Melatih siswa untuk menjunjung nilai moral di dunia nyata dan digital.
  • Berkebinekaan Global: Menghargai perbedaan budaya dan pendapat.
  • Gotong Royong: Melatih kolaborasi dalam proyek sosial.
  • Mandiri: Siswa mengelola proses belajarnya sendiri dengan bantuan umpan balik AI.
  • Bernalar Kritis: Menggunakan data dan refleksi untuk mengambil keputusan.
  • Kreatif: Mengembangkan solusi digital untuk isu sosial.

Data Ilmiah: Mengapa Deep Learning Efektif?

Penelitian pendidikan dari Harvard Graduate School of Education (2023) menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis deep learning meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa hingga 38% lebih baik dibandingkan metode tradisional.

Sementara laporan UNESCO (2024) menegaskan bahwa integrasi AI dalam pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas guru hingga 25%, terutama dalam memberikan umpan balik personal.

Artinya, penggunaan perangkat ajar Deep Learning bukan hanya inovatif, tetapi juga terbukti efektif secara ilmiah.

Tantangan dan Solusi bagi Guru

Tentu saja, penerapan perangkat ajar Deep Learning tidak lepas dari tantangan. Beberapa guru mungkin merasa kurang familiar dengan teknologi AI atau metode reflektif.

Namun, Kurikulum Merdeka menyediakan ruang kolaboratif bagi guru untuk belajar bersama melalui platform Merdeka Mengajar.

Solusinya adalah memulai dari hal kecil: menggunakan fitur digital sederhana untuk asesmen, atau melibatkan siswa membuat konten edukatif yang relevan dengan nilai PPKN. Dengan begitu, guru dan siswa sama-sama berkembang sebagai pembelajar sepanjang hayat.

Mendidik dengan Hati dan Teknologi

Perangkat ajar Deep Learning PPKN Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka bukan sekadar dokumen pembelajaran. Ia adalah jembatan antara nilai-nilai kebangsaan dan masa depan digital.

Melalui pendekatan ini, guru dapat menumbuhkan karakter pelajar Pancasila yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijak dalam berpikir dan bertindak.

Dengan kolaborasi antara hati, data, dan teknologi, pendidikan PPKN akan menjadi wadah untuk membangun generasi muda yang berintegritas, berempati, dan siap menghadapi tantangan dunia modern.

Dan di sinilah peran situs pendidikan seperti mengajarmerdeka.id menjadi penting sebagai sumber inspirasi, berbagi praktik baik, dan referensi bagi para guru untuk terus berinovasi demi kemerdekaan belajar yang sesungguhnya.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.