Perangkat Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka

mengajarmerdeka.id – Siapa sangka, mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) kini tidak hanya berfokus pada lapangan dan gerakan fisik, tetapi juga pada kecerdasan digital dan pembelajaran berbasis data. Inilah semangat baru Kurikulum Merdeka 2025/2026: mengintegrasikan teknologi deep learning ke dalam perangkat ajar PJOK Kelas 10 SMA/MA.

Bayangkan seorang guru yang tidak hanya mengajarkan teknik dasar olahraga, tetapi juga menggunakan data, analisis gerak, dan umpan balik digital untuk membantu siswa memahami tubuhnya, kebugarannya, dan gaya hidup sehat.

Itulah inti dari perangkat ajar berbasis Deep Learning PJOK pendekatan cerdas yang menghubungkan dunia fisik dan digital dalam pembelajaran jasmani.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PJOK untuk Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

Perangkat ajar lainnya

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA/MA

Apa Itu Deep Learning dalam Konteks Pembelajaran PJOK?

Deep Learning di dunia pendidikan bukan hanya istilah teknologi, melainkan pendekatan berpikir yang menekankan pada pemahaman mendalam, reflektif, dan kontekstual.
Dalam PJOK, pendekatan ini mendorong siswa untuk:

  • Tidak sekadar meniru gerakan, tapi memahami prinsip biomekanika tubuh.
  • Tidak hanya bermain, tapi menganalisis pola gerak, stamina, dan strategi permainan.
  • Tidak hanya diajak olahraga, tapi juga mengaitkan aktivitas dengan kesehatan mental dan sosial.

Menurut riset UNESCO (2024), pembelajaran berbasis data dan refleksi diri meningkatkan retensi konsep hingga 35% dibandingkan metode tradisional. Artinya, siswa tidak hanya mengingat, tetapi benar-benar memahami makna gerak dan kesehatan dalam kehidupannya.

Struktur Perangkat Ajar Deep Learning PJOK Kelas 10

Dalam Kurikulum Merdeka, perangkat ajar disusun secara fleksibel agar guru dapat menyesuaikan dengan konteks sekolah dan karakter peserta didik. Berikut struktur perangkat ajar yang selaras dengan CP (Capaian Pembelajaran) 2025/2026:

  1. Informasi Umum
    • Satuan Pendidikan: SMA/MA
    • Mata Pelajaran: PJOK
    • Kelas/Fase: Kelas 10 / Fase E
    • Alokasi Waktu: 4 JP per minggu
    • Semester: Ganjil dan Genap
  2. Capaian Pembelajaran (CP)
    Berdasarkan dokumen resmi Kemendikbudristek, CP PJOK untuk Fase E menekankan pada penguasaan gerak dasar olahraga, kebugaran jasmani, dan perilaku hidup sehat yang berkelanjutan.
    Dengan pendekatan deep learning, capaian ini diperluas ke ranah digital seperti analisis performa tubuh, rekam data latihan, dan penggunaan teknologi kebugaran (fitness tracker).
  3. Tujuan Pembelajaran
    • Siswa mampu memahami dan menganalisis konsep kebugaran jasmani melalui pengalaman langsung dan data digital.
    • Siswa dapat mengidentifikasi kebiasaan hidup sehat dengan dukungan teknologi.
    • Siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan refleksi diri terhadap aktivitas jasmani.
  4. Materi Pembelajaran
    • Aktivitas Kebugaran Jasmani (Lari, Senam, dan Latihan Daya Tahan)
    • Olahraga Tradisional dan Modern
    • Kesehatan Mental dan Fisik di Era Digital
    • Penggunaan Teknologi Wearable untuk Pemantauan Kesehatan
    • Refleksi Diri dan Analisis Gerak
  5. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran
    • Problem-Based Learning (PBL) untuk memecahkan persoalan kebugaran harian.
    • Blended Learning dengan integrasi aplikasi kebugaran dan video interaktif.
    • Reflective Learning melalui jurnal aktivitas dan analisis data kebugaran.
    • Collaborative Learning untuk membangun sportivitas dan empati sosial.

Cerita dari Lapangan: Saat PJOK Bertemu AI

Bayangkan seorang guru PJOK bernama Bu Ratna di sebuah SMA di Yogyakarta. Dulu, ia kesulitan menilai perkembangan kebugaran siswanya hanya dari pengamatan visual. Kini, dengan perangkat ajar deep learning, ia memanfaatkan aplikasi kebugaran sederhana yang terhubung dengan gawai siswa.

Melalui grafik dan data yang muncul, siswa dapat melihat bagaimana denyut jantung mereka berubah saat latihan, atau seberapa cepat mereka pulih setelah olahraga. Setiap minggu, mereka berdiskusi tentang hasil tersebut dan menyusun rencana latihan baru.

Hasilnya? Siswa tidak hanya lebih aktif, tetapi juga lebih reflektif. Mereka mulai menyadari pentingnya istirahat, gizi, dan kebugaran mental. Itulah bukti bahwa deep learning bukan sekadar istilah teknologi, tetapi cara baru dalam memahami diri sendiri.

Keterpaduan dengan Profil Pelajar Pancasila

Perangkat ajar PJOK berbasis deep learning sangat selaras dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.

  1. Beriman dan Berakhlak Mulia: Siswa belajar menghargai tubuh sebagai anugerah Tuhan dan menjaga kesehatannya.
  2. Gotong Royong: Aktivitas olahraga dilakukan dengan semangat kerja sama dan empati.
  3. Bernalar Kritis: Analisis data kebugaran dan refleksi diri mendorong siswa berpikir logis.
  4. Kreatif: Siswa dapat merancang latihan dan gaya hidup sehat sesuai preferensinya.
  5. Mandiri: Setiap individu bertanggung jawab atas perkembangan fisik dan emosionalnya.
  6. Kebhinekaan Global: Melalui olahraga, siswa belajar menghargai keragaman budaya dan sportivitas dunia.

Penilaian dan Asesmen Otentik

Asesmen dalam PJOK kini bukan lagi soal kecepatan atau kekuatan semata, tapi juga kesadaran diri dan refleksi. Guru dapat menggunakan tiga jenis asesmen berikut:

  • Asesmen Diagnostik: Mengidentifikasi tingkat kebugaran awal siswa menggunakan tes sederhana atau aplikasi digital.
  • Asesmen Formatif: Memonitor progres latihan mingguan dan refleksi diri siswa.
  • Asesmen Sumatif: Evaluasi capaian kebugaran dan perubahan perilaku sehat siswa selama satu semester.

Data digital seperti langkah harian, detak jantung, atau durasi latihan dapat dijadikan bagian dari asesmen formatif modern. Pendekatan ini memberi gambaran komprehensif tentang perkembangan setiap siswa.

Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran PJOK

Deep learning bukan berarti semua harus serba digital. Justru, teknologi di sini menjadi alat bantu agar pembelajaran lebih bermakna.
Beberapa alat dan platform yang dapat digunakan guru:

  • Google Fit atau Strava: Memonitor aktivitas kebugaran.
  • Padlet atau Canva: Membuat jurnal refleksi visual siswa.
  • YouTube Shorts: Media dokumentasi latihan atau senam kreasi.
  • ChatGPT dan Perplexity: Sebagai alat bantu riset dan diskusi konsep kesehatan digital.

Dengan kombinasi teknologi tersebut, pembelajaran PJOK menjadi lebih interaktif, relevan, dan menyenangkan.

Strategi Guru dalam Mengimplementasikan Perangkat Ajar

Agar perangkat ajar deep learning PJOK berjalan efektif, guru dapat mengikuti tahapan berikut:

  1. Mulai dari Refleksi Diri Guru: Kenali gaya mengajar dan kesiapan digital.
  2. Gunakan Data Sederhana: Misalnya catatan kehadiran, kebugaran awal, atau tingkat partisipasi siswa.
  3. Bangun Koneksi Emosional: Deep learning tidak akan bermakna tanpa relasi hangat antara guru dan siswa.
  4. Libatkan Orang Tua: Ajak mereka memantau kebiasaan olahraga siswa di rumah.
  5. Evaluasi Berkelanjutan: Gunakan data hasil belajar untuk memperbaiki metode mengajar.

Dampak Deep Learning terhadap Literasi Kesehatan Siswa

Menurut penelitian Kemenkes dan Universitas Indonesia (2023), literasi kesehatan remaja meningkat hingga 28% ketika pembelajaran PJOK disertai aktivitas reflektif dan teknologi monitoring. Siswa menjadi lebih sadar terhadap pentingnya:

  • Nutrisi dan istirahat.
  • Keseimbangan antara aktivitas fisik dan digital.
  • Pengelolaan stres melalui olahraga ringan.

Hal ini menunjukkan bahwa deep learning tidak hanya mencerdaskan pikiran, tapi juga menyehatkan tubuh dan jiwa.

PJOK sebagai Ruang Belajar Kehidupan

Perangkat ajar Deep Learning PJOK Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka adalah simbol perubahan paradigma: dari olahraga yang hanya dinilai fisik, menuju pembelajaran yang menyeluruh dan adaptif.
Guru bukan sekadar pelatih gerak, melainkan fasilitator kesadaran tubuh dan pikiran.

Siswa bukan hanya peserta olahraga, melainkan pembelajar kehidupan yang reflektif, kritis, dan sehat secara holistik.

Di masa depan, mungkin setiap langkah lari siswa akan tercatat dalam data, namun makna di balik setiap gerak tetap berasal dari hati dan kesadaran diri. Itulah deep learning yang sesungguhnya belajar mendalam tentang hidup melalui setiap gerakan tubuh.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.