Perangkat Ajar Deep Learning PAI dan BP Kelas 11 SMA/MA Kurikulum Merdeka

mengajarmerdeka.id – Bayangkan Bu Ani, guru PAI & BP di sebuah SMA/MA di Klaten. Suatu pagi dia tersadar: “Siswa saya bisa menghafal ayat, tapi apakah mereka benar-benar memahami dan mengaplikasikan nilai?”

Maka ia kemudian menggali pendekatan baru: pembelajaran deep learning. Pendekatan itu struktur, dalam arti bukan sekadar menghafal, tetapi memahami, menghubungkan, dan menerapkan.

Sementara di tingkat kebijakan nasional, Kurikulum Merdeka menuntut fleksibilitas, kreativitas, dan profil pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa, bernalar kritis, serta kreatif.

Artikel ini akan membawa Anda, guru PAI & BP kelas 11 SMA/MA, menyusun perangkat ajar berbasis deep learning yang sesuai Kurikulum Merdeka, dengan gaya santai tetapi berbasis data dan teori. Agar ketika kita berkata “deep learning”, bukan sekadar istilah populer, tetapi benar-benar terjadi di kelas.

Download contoh Perangkat ajar Deep Learning PAI dan BP kelas 11 SMA/MA

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PAI dan BP untuk Kelas 11 SMA/MA Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

Apa itu “Deep Learning” dalam konteks pembelajaran?

Istilah “deep learning” di dunia pendidikan bukan berarti jaringan saraf tiruan (neural network) seperti di bidang AI, meskipun secara istilah mirip.

Di artikel ini “deep learning” berarti pembelajaran yang mendalam: siswa tidak hanya tahu “apa” tetapi juga “mengapa”, dan “bagaimana” menerapkannya. Menurut sebuah artikel, pendekatan ini “berfokus pada pemahaman mendalam serta pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik.”

Secara teknis, deep learning pedagogis mencakup beberapa elemen:

  • Pemahaman konseptual, bukan sekadar hafalan.
  • Analisis dan refleksi, bukan hanya pengulangan.
  • Penerapan dalam konteks nyata, bukan hanya teori.
    Dengan demikian, ketika Anda menyusun perangkat ajar untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI & BP) kelas 11 SMA/MA, pendekatan ini membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai agama, budi pekerti dan sekaligus kesiapan mereka sebagai profil pelajar Pancasila.

Mengapa Pendekatan Deep Learning Penting untuk PAI & BP & Kurikulum Merdeka

1. Kebutuhan siswa masa kini

Di era digital, siswa tidak cukup hanya dihadapkan pada materi agama yang statis. Mereka perlu dikondisikan berpikir kritis: “Mengapa saya melakukan ibadah ini?”, “Bagaimana nilai toleransi dijalankan?”, “Bagaimana saya jadi agen perubahan yang beriman dan bertakwa?”.

2. Keharusan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka menekankan fleksibilitas, kontekstualisasi, dan pengembangan profil pelajar Pancasila. Perangkat ajar berbasis deep learning membantu mengaktualisasikan filosofi tersebut dalam PAI & BP.

3. Efektivitas pembelajaran yang lebih tinggi

Penelitian (termasuk laporan modul dan artikel populer) menunjukkan bahwa pembelajaran yang mendalam (deep learning) meningkatkan pemahaman dan partisipasi siswa dibanding metode hafalan tradisional.

4. Relevansi bagi kelas 11 SMA/MA

Di tingkat kelas 11, siswa sudah berada pada fase transisi: menyiapkan diri ke jenjang yang lebih tinggi atau ke dunia kerja.

Pembelajaran agama dan budi pekerti tak hanya sebagai kewajiban tetapi sebagai bekal hidup. Perangkat ajar yang memanfaatkan deep learning akan membantu mereka menghubungkan nilai-nilai masa kini dan masa depan.

Struktur Perangkat Ajar Deep Learning untuk PAI & BP Kelas 11

Berikut panduan struktur yang dapat Anda adaptasi dalam situs Anda (mengajarmerdeka.id) atau sebagai referensi di sekolah.

1. Identitas dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Mulailah dengan mencantumkan: nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, tahun ajaran, fase Kurikulum Merdeka, dan ATP. ATP membantu lini pertama menegaskan arah pembelajaran.

2. Capaian Pembelajaran (CP)

Merujuk pada dokumen resmi CP untuk PAI & BP. CP menjadi landasan kompetensi yang harus dicapai siswa.

3. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Tentukan aspek spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan selaras dengan deep learning: tidak hanya tahu tetapi juga mampu menerapkan dan merefleksi.

4. Materi Pokok dan Sub-Materi

Misalnya, untuk PAI & BP kelas 11: tema-tema seperti: keimanan dan akhlak di era digital, toleransi antar-umat, pemanfaatan teknologi dalam dakwah/amar ma’ruf, globalisasi dan nilai-nilai Islam, budi pekerti sebagai agen perubahan.

5. Metode Pembelajaran (strategi Deep Learning)

Contoh metode:

  • Diskusi kelompok dengan kasus nyata (misalnya fenomena sosial di sekolah atau masyarakat)
  • Proyek kreatif: siswa membuat vlog/podcast nilai budi pekerti atau kampanye toleransi
  • Refleksi dan metakognisi: siswa menyusun jurnal tentang bagaimana nilai agama mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari
  • Penggunaan media digital atau interaktif (sebagai variabel konteks)

6. Asesmen / Penilaian

Asesmen harus mengukur kemampuan berpikir mendalam:

  • Proyek (hasil nyata)
  • Refleksi tertulis/presentasi
  • Tes tertulis (untuk pengetahuan)
  • Observasi sikap (untuk budi pekerti)
    Modul-modul deep learning menyarankan kombinasi ini.

7. Sumber/Media Pembelajaran

Sertakan referensi buku, ayat/ hadits, artikel kontemporer, video, infografis, serta media digital pendukung.

8. Rincian Kegiatan Pembelajaran per Pertemuan

Misalnya: Pertemuan 1-2: pengenalan tema dan diskusi pemantik; Pertemuan 3-4: proyek kelompok; Pertemuan 5: refleksi; Pertemuan 6: presentasi/penilaian.

9. Refleksi dan Tindak Lanjut

Tambahkan bagian “Apa yang saya pelajari?”, “Bagaimana saya akan menerapkan?”, “Apa yang belum saya pahami?” agar pembelajaran menjadi siklus yang hidup.

Praktik Nyata: Membangun Perangkat Ajar untuk Kelas 11

Mari kita ikuti langkah-langkah sederhana dengan narasi cerita Bu Ani yang tadi.

Langkah 1: Tentukan tema besar semester

Bu Ani memilih tema: “Keimanan dan Akhlak di Era Digital”.

Langkah 2: Susun ATP, CP, KI/KD

Dia melihat dokumen CP PAI & BP sebagai acuan. Misalnya: siswa dapat “mengevaluasi dampak teknologi terhadap nilai akhlak” (kompetensi pengetahuan) dan “menerapkan nilai toleransi dalam interaksi online” (keterampilan / sikap).

Langkah 3: Rancang materi pokok

Misalnya:

  • Materi A: Teknologi dan kehidupan beragama
  • Materi B: Akhlak digital dalam kehidupan sehari-hari
  • Materi C: Toleransi lintas agama dan budaya di era global

Langkah 4: Pilih metode Deep Learning

  • Diskusi kelompok: Siswa menganalisis fenomena hoaks keagamaan di media sosial, lalu mencari nilai agama yang relevan.
  • Proyek: Siswa membuat video pendek “Nilai Akhlak dalam Chat Grup Sekolah”.
  • Refleksi: Siswa menulis jurnal harian tentang bagaimana mereka menerapkan nilai akhlak saat menggunakan gadget.

Langkah 5: Rancang asesmen

  • Penilaian proyek video (kreativitas + pemahaman nilai)
  • Refleksi jurnal (sikap + metakognisi)
  • Tes tertulis berkonteks (kasus nyata)

Langkah 6: Media & sumber

  • Ayat/ hadits terkait: misalnya toleransi, komunikasi, teknologi.
  • Artikel online/ video: tentang etika digital, perilaku bermedia sosial.
  • Infografis: “Etika Digital dan Akhlak”.

Langkah 7: Rincian pertemuan

Bu Ani menyusun dalam satu lembar perangkat ajar pertemuan: durasi, tujuan pembelajaran, aktivitas siswa/guru, alat/ media, asesmen, dan refleksi.

Langkah 8: Refleksi & perbaikan

Setelah pertengahan semester, Bu Ani mengajak siswa mengevaluasi: “Apa yang masih sulit? Apa yang berhasil di proyek kita?” Kemudian ia memperbaiki perangkat untuk pertemuan selanjutnya.

Data Ilmiah dan Keunggulan Metode Deep Learning

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang memungkinkan siswa berpikir secara mendalam (deep learning) berhubungan dengan peningkatan hasil dan keterlibatan siswa.

Misalnya, artikel dari DetikEdu menyebut bahwa modul-modul deep learning “menekankan pemahaman konseptual, refleksi, dan kemampuan implementasi pengetahuan”.

Dalam konteks PAI & BP, ini berarti siswa tidak hanya dapat menyebut rukun iman/amal, melainkan mampu menautkan dengan kehidupan nyata mereka contoh: “Bagaimana saya menerapkan rukun iman ketika menghadapi bullying di media sosial?”
Keunggulan lainnya:

  • Memfasilitasi pengembangan profil pelajar Pancasila seperti bernalar kritis dan kreatif.
  • Memperkuat relevansi pembelajaran dengan kehidupan nyata, sehingga motivasi siswa lebih tinggi.
  • Memungkinkan guru menjadi fasilitator yang memantik diskusi, bukan hanya pengajar satu arah.

Tantangan dan Solusi dalam Implementasi

Tantangan

  • Waktu terbatas: perangkat ajar deep learning memerlukan lebih banyak aktivitas diskusi, proyek, refleksi.
  • Ketersediaan media dan sumber yang relevan: guru mungkin sulit menemukan modul yang tepat untuk kelas 11.
  • Keraguan siswa: awalnya siswa terbiasa metode hafalan, mungkin butuh adaptasi ke metode yang “lebih aktif”.

Solusi

  • Mulailah dengan satu tema besar dan beberapa pertemuan proyek saja, lalu kembangkan bertahap.
  • Gunakan sumber online bebas lisensi, kolaborasi antar guru, berbagi pengalaman.
  • Libatkan siswa dalam pemilihan topik proyek: dengan demikian mereka merasa punya andil dan lebih bersemangat.
  • Lakukan refleksi bersama siswa secara rutin: “Bagaimana saya merasa dalam tugas ini?”, “Apa yang saya pahami setelah diskusi?”

Rangkuman & Ajakan untuk Guru

Sebagai rangkuman:

  • Perangkat ajar berbasis deep learning sangat relevan untuk PAI & BP kelas 11 dalam kerangka Kurikulum Merdeka.
  • Struktur yang jelas (ATP, CP, materi, metode, asesmen, refleksi) membantu memastikan kualitas.
  • Metode aktif-kritis-reflektif akan membawa pembelajaran dari sekadar hafalan ke penerapan nilai dalam kehidupan nyata.
  • Tantangan ada, tetapi dengan perencanaan yang baik, kolaborasi guru, dan keterlibatan siswa, implementasi akan semakin lancar.

Kepada Anda, guru PAI & BP: mulailah dengan satu tema, rancang satu proyek sederhana, ajak siswa berdiskusi, refleksi bersama. Lihat bagaimana mereka berubah: lebih kritis, lebih bermakna dalam belajar agama dan budi pekerti.

Jadikan pembelajaran bukan hanya tentang “apa yang harus dipelajari”, tetapi “bagaimana saya hidup sebagai manusia beriman dan bermoral di zaman digital”.

Mari kita bangun bersama generasi yang tidak hanya tahu nilai agama, tetapi mereka menjadi nilai itu dalam kehidupan sehari-hari. Selamat menyusun perangkat ajar dan semoga artikel ini bermanfaat untuk platform mengajarmerdeka.id.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.