
mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang anak kelas 4 yang sedang menggambar rumah dengan langit biru, pepohonan hijau, dan matahari tersenyum. Bagi sebagian orang, itu hanyalah coretan sederhana. Tetapi bagi pendidik, setiap garis adalah pintu masuk ke dunia kreativitas dan cara berpikir anak.
Seni rupa di sekolah dasar bukan sekadar pelajaran menggambar atau mewarnai. Ia adalah ruang bermain sekaligus ruang belajar untuk mengasah imajinasi, membangun rasa percaya diri, melatih motorik halus, dan menumbuhkan empati.
Di Kurikulum Merdeka, seni rupa diposisikan sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan, interaktif, dan relevan dengan dunia nyata.
Melalui modul ajar berbasis deep learning, guru tidak hanya memberikan instruksi teknis, tetapi juga membantu siswa menemukan cara unik mereka mengekspresikan diri.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Seni Rupa untuk Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Dalam konteks pendidikan, deep learning bukan sekadar istilah teknologi kecerdasan buatan (AI). Deep learning di sini bermakna pembelajaran mendalam yang fokus pada pemahaman konsep, bukan hafalan semata.
Modul ajar deep learning seni rupa dirancang untuk:
Dengan pendekatan ini, guru tidak lagi hanya berkata: “Mari kita gambar pemandangan.” Sebaliknya, guru menantang siswa: “Bayangkan jika kamu bisa membuat dunia baru. Apa yang akan kamu gambar?”
Agar sesuai dengan standar Kurikulum Merdeka, modul ajar deep learning seni rupa untuk kelas 4 biasanya berisi komponen berikut:
Capaian pembelajaran seni rupa fase B menekankan kemampuan anak untuk:
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
Agar lebih mudah diaplikasikan di kelas 4, berikut contoh tema yang bisa dikembangkan guru:
Tema-tema ini dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah dan ketersediaan bahan ajar.
Guru adalah fasilitator, bukan sekadar instruktur. Dalam pembelajaran seni rupa, guru membantu anak berani bereksperimen.
Misalnya, ketika seorang siswa menggambar gunung berwarna ungu, guru tidak langsung mengoreksi. Sebaliknya, guru bertanya: “Kenapa gunungnya ungu?”
Pertanyaan sederhana ini mendorong anak berpikir kritis dan menumbuhkan makna personal pada karya. Guru juga dapat mengintegrasikan teknologi sederhana, misalnya menggunakan aplikasi menggambar digital untuk variasi pembelajaran.
Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran berbasis proyek dan kontekstual. Modul ajar seni rupa mendukung hal ini karena:
Hal ini sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah menuntun kodrat anak agar tumbuh sesuai zamannya.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa seni rupa memberi dampak positif bagi perkembangan anak:
Artinya, pembelajaran seni rupa bukan pelengkap, melainkan kebutuhan penting dalam pendidikan dasar.
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 4 SD/MI adalah kunci untuk menumbuhkan kreativitas, imajinasi, dan empati anak di era Kurikulum Merdeka.
Dengan pembelajaran berbasis proyek, refleksi, dan apresiasi, anak bukan hanya belajar menggambar, tetapi juga belajar menghargai kehidupan.
Seni rupa mengajarkan bahwa setiap goresan memiliki makna, setiap warna punya cerita, dan setiap karya adalah cermin diri anak.
Dengan pendekatan deep learning, guru bisa memastikan seni rupa menjadi ruang belajar yang hidup dan bermakna bagi generasi penerus bangsa.