
mengajarmerdeka.id – Bayangkan suasana kelas 2 SD/MI ketika guru membagikan kertas gambar, cat air, dan krayon. Anak-anak dengan penuh semangat mulai menggoreskan warna-warni imajinasi mereka. Namun, bagaimana jika proses ini tidak hanya berhenti pada menggambar, melainkan dilengkapi dengan pendekatan deep learning?
Inilah yang menjadi tujuan utama dari Modul Ajar Deep Learning Rupa, yaitu menciptakan pengalaman belajar yang lebih dalam, reflektif, dan relevan dengan kehidupan anak.
Kurikulum Merdeka memberi ruang luas bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran seni rupa yang menekankan kreativitas, ekspresi diri, dan kolaborasi.
Dengan modul ajar berbasis deep learning, siswa tidak sekadar menyalin gambar, tetapi belajar memahami makna, filosofi, hingga mengaitkan karya seni dengan pengalaman sehari-hari.
Modul ajar adalah perangkat pembelajaran yang dirancang sistematis sesuai capaian pembelajaran. Sementara itu, deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar istilah teknologi, melainkan pendekatan mendalam yang mengajak siswa berpikir kritis, reflektif, dan terhubung dengan konteks nyata.
Pada mata pelajaran seni rupa kelas 2 SD/MI, modul ajar deep learning berarti menggabungkan:
Tujuan utama modul ajar ini adalah membentuk karakter siswa yang kreatif, percaya diri, dan mampu mengekspresikan ide secara visual. Secara lebih rinci, tujuan pembelajaran meliputi:
Modul ajar deep learning untuk kelas 2 SD/MI biasanya terdiri atas:
Dengan struktur seperti ini, modul ajar deep learning tidak sekadar memberikan materi, tetapi juga mengarahkan guru untuk mengembangkan pembelajaran yang kontekstual.
Pendekatan deep learning dalam seni rupa kelas 2 SD/MI dapat diwujudkan melalui berbagai strategi:
Misalnya, guru membawa tema “Hewan Peliharaan”. Anak-anak diminta menggambar hewan yang mereka sukai. Setelah itu:
Kegiatan sederhana ini menggabungkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka.
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari penerapan modul ajar ini:
Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran seni rupa memiliki dampak positif pada perkembangan kognitif dan sosial anak. Menurut Eisner (2002), seni membantu anak mengembangkan imajinasi, empati, dan keterampilan problem solving. Sementara itu, riset lain menyebutkan bahwa aktivitas menggambar dan melukis dapat meningkatkan koordinasi motorik halus pada anak usia dini.
Hal ini sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka yang ingin mencetak profil pelajar Pancasila: kreatif, bernalar kritis, dan mampu bekerja sama.
Guru berperan sebagai fasilitator, bukan hanya pemberi materi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan guru:
Asesmen dalam seni rupa tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi juga proses. Guru bisa menilai:
Refleksi dapat dilakukan melalui diskusi sederhana: “Apa yang kamu sukai dari karya ini?” atau “Apa yang ingin kamu coba lain kali?”
Beberapa tantangan dalam penerapan modul ajar deep learning rupa adalah keterbatasan media, waktu, dan pemahaman guru. Namun, solusi bisa ditemukan melalui:
Modul ajar deep learning rupa kelas 2 SD/MI mendukung tercapainya Profil Pelajar Pancasila, khususnya dalam dimensi kreatif dan bernalar kritis.
Anak-anak tidak hanya belajar menggambar, tetapi juga belajar berpikir mendalam, menghargai keanekaragaman, dan mengaitkan seni dengan kehidupan sehari-hari.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Seni Rupa kelas 2 SD/MI Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
SEMESTER 1
SEMESTER 2
Modul ajar biasa fokus pada penyampaian materi, sedangkan modul ajar deep learning menekankan pemahaman mendalam, refleksi, dan keterkaitan dengan konteks nyata.
Ya, karena deep learning dalam pendidikan dasar bukan teknologi canggih, melainkan pendekatan belajar yang mendalam dan menyenangkan sesuai perkembangan anak.
Guru bisa mulai dengan menentukan capaian pembelajaran, menyusun kegiatan eksplorasi, kreasi, presentasi, dan refleksi, serta menyiapkan asesmen berbasis proses.
Manfaatnya meliputi peningkatan kreativitas, keterampilan motorik, kemampuan berpikir kritis, serta pembentukan karakter yang positif.
Ya, modul ini secara langsung menumbuhkan kreativitas, bernalar kritis, dan gotong royong, sesuai dengan tujuan Kurikulum Merdeka.