Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 2 SD/MI

mengajarmerdeka.id – Bayangkan suasana kelas 2 SD/MI ketika guru membagikan kertas gambar, cat air, dan krayon. Anak-anak dengan penuh semangat mulai menggoreskan warna-warni imajinasi mereka. Namun, bagaimana jika proses ini tidak hanya berhenti pada menggambar, melainkan dilengkapi dengan pendekatan deep learning?

Inilah yang menjadi tujuan utama dari Modul Ajar Deep Learning Rupa, yaitu menciptakan pengalaman belajar yang lebih dalam, reflektif, dan relevan dengan kehidupan anak.

Kurikulum Merdeka memberi ruang luas bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran seni rupa yang menekankan kreativitas, ekspresi diri, dan kolaborasi.

Dengan modul ajar berbasis deep learning, siswa tidak sekadar menyalin gambar, tetapi belajar memahami makna, filosofi, hingga mengaitkan karya seni dengan pengalaman sehari-hari.

Apa Itu Modul Ajar Deep Learning Rupa?

Modul ajar adalah perangkat pembelajaran yang dirancang sistematis sesuai capaian pembelajaran. Sementara itu, deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar istilah teknologi, melainkan pendekatan mendalam yang mengajak siswa berpikir kritis, reflektif, dan terhubung dengan konteks nyata.

Pada mata pelajaran seni rupa kelas 2 SD/MI, modul ajar deep learning berarti menggabungkan:

  • Eksperimen visual (menggambar, melukis, kolase)
  • Pemahaman konsep rupa (garis, warna, bentuk, tekstur)
  • Refleksi diri (mengapa karya dibuat, apa makna di baliknya)
  • Keterkaitan dengan budaya lokal dan lingkungan sekitar

Tujuan Modul Ajar Deep Learning Rupa

Tujuan utama modul ajar ini adalah membentuk karakter siswa yang kreatif, percaya diri, dan mampu mengekspresikan ide secara visual. Secara lebih rinci, tujuan pembelajaran meliputi:

  1. Mengembangkan keterampilan dasar seni rupa seperti menggambar, mewarnai, dan mencetak.
  2. Menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap unsur-unsur visual.
  3. Mendorong anak untuk mengekspresikan perasaan dan pengalaman melalui karya seni.
  4. Membiasakan siswa untuk menghargai karya teman sebaya.
  5. Menanamkan nilai budaya dan kearifan lokal melalui seni rupa.

Struktur Modul Ajar Rupa Kelas 2

Modul ajar deep learning untuk kelas 2 SD/MI biasanya terdiri atas:

  • Identitas modul: mata pelajaran, fase, kelas, semester, alokasi waktu.
  • Capaian pembelajaran: siswa mampu mengekspresikan ide melalui rupa sederhana.
  • Tujuan pembelajaran: merinci apa yang dicapai di setiap pertemuan.
  • Materi pembelajaran: konsep garis, bentuk, warna, tekstur, pola.
  • Metode pembelajaran: proyek seni, eksperimen warna, diskusi makna.
  • Kegiatan pembelajaran: eksplorasi, kreasi, presentasi, refleksi.
  • Asesmen: rubrik penilaian kreativitas, keterampilan teknis, dan sikap.

Dengan struktur seperti ini, modul ajar deep learning tidak sekadar memberikan materi, tetapi juga mengarahkan guru untuk mengembangkan pembelajaran yang kontekstual.

Strategi Deep Learning dalam Seni Rupa

Pendekatan deep learning dalam seni rupa kelas 2 SD/MI dapat diwujudkan melalui berbagai strategi:

  • Project-based learning: siswa membuat karya berdasarkan tema tertentu, misalnya “Lingkungan Sekitar”.
  • Inquiry-based learning: siswa diajak bertanya, “Mengapa daun memiliki bentuk berbeda?” lalu menuangkannya dalam gambar.
  • Collaborative learning: menggambar mural bersama, sehingga menumbuhkan rasa kebersamaan.
  • Reflective learning: setelah berkarya, siswa diminta menceritakan makna di balik karyanya.

Contoh Penerapan di Kelas

Misalnya, guru membawa tema “Hewan Peliharaan”. Anak-anak diminta menggambar hewan yang mereka sukai. Setelah itu:

  • Guru menjelaskan unsur garis dan warna yang tampak.
  • Anak-anak diminta berbagi cerita tentang pengalaman mereka bersama hewan tersebut.
  • Hasil karya dipajang di kelas sebagai bentuk apresiasi.

Kegiatan sederhana ini menggabungkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka.

Manfaat Modul Ajar Deep Learning Rupa

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari penerapan modul ajar ini:

  1. Meningkatkan kreativitas anak: anak lebih berani mencoba ide baru.
  2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis: anak belajar menganalisis karya sendiri maupun karya teman.
  3. Menanamkan nilai karakter: seperti kerja sama, toleransi, dan menghargai perbedaan.
  4. Menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata: karya seni tidak hanya indah, tetapi juga bermakna.

Data Ilmiah tentang Pembelajaran Seni Rupa

Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran seni rupa memiliki dampak positif pada perkembangan kognitif dan sosial anak. Menurut Eisner (2002), seni membantu anak mengembangkan imajinasi, empati, dan keterampilan problem solving. Sementara itu, riset lain menyebutkan bahwa aktivitas menggambar dan melukis dapat meningkatkan koordinasi motorik halus pada anak usia dini.

Hal ini sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka yang ingin mencetak profil pelajar Pancasila: kreatif, bernalar kritis, dan mampu bekerja sama.

Peran Guru dalam Modul Ajar Deep Learning Rupa

Guru berperan sebagai fasilitator, bukan hanya pemberi materi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan guru:

  • Menyediakan media dan bahan rupa yang beragam.
  • Memberikan ruang bagi siswa untuk bereksperimen.
  • Menghargai setiap karya, baik sederhana maupun kompleks.
  • Mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal, misalnya motif batik atau seni tradisional.

Asesmen dan Refleksi

Asesmen dalam seni rupa tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi juga proses. Guru bisa menilai:

  • Kreativitas: keberanian mencoba ide baru.
  • Teknik: penggunaan garis, warna, dan bentuk.
  • Sikap: menghargai karya teman, berani tampil.

Refleksi dapat dilakukan melalui diskusi sederhana: “Apa yang kamu sukai dari karya ini?” atau “Apa yang ingin kamu coba lain kali?”

Tantangan dan Solusi

Beberapa tantangan dalam penerapan modul ajar deep learning rupa adalah keterbatasan media, waktu, dan pemahaman guru. Namun, solusi bisa ditemukan melalui:

  • Pemanfaatan bahan sederhana di sekitar (daun, pasir, kain).
  • Penggunaan teknologi digital untuk memperkaya pengalaman.
  • Kolaborasi antar guru seni untuk berbagi ide.

Keterkaitan dengan Kurikulum Merdeka

Modul ajar deep learning rupa kelas 2 SD/MI mendukung tercapainya Profil Pelajar Pancasila, khususnya dalam dimensi kreatif dan bernalar kritis.

Anak-anak tidak hanya belajar menggambar, tetapi juga belajar berpikir mendalam, menghargai keanekaragaman, dan mengaitkan seni dengan kehidupan sehari-hari.

Download contoh Modul ajar Deep Learning Seni Rupa kelas 2 SD/MI

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Seni Rupa kelas 2 SD/MI Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

SEMESTER 1

SEMESTER 2

FAQ tentang Modul Ajar Deep Learning Rupa

Apa bedanya modul ajar biasa dengan modul ajar deep learning?

Modul ajar biasa fokus pada penyampaian materi, sedangkan modul ajar deep learning menekankan pemahaman mendalam, refleksi, dan keterkaitan dengan konteks nyata.

Apakah anak kelas 2 sudah siap belajar dengan pendekatan deep learning?

Ya, karena deep learning dalam pendidikan dasar bukan teknologi canggih, melainkan pendekatan belajar yang mendalam dan menyenangkan sesuai perkembangan anak.

Bagaimana cara guru menyiapkan modul ajar rupa?

Guru bisa mulai dengan menentukan capaian pembelajaran, menyusun kegiatan eksplorasi, kreasi, presentasi, dan refleksi, serta menyiapkan asesmen berbasis proses.

Apa manfaat pembelajaran seni rupa bagi anak usia SD?

Manfaatnya meliputi peningkatan kreativitas, keterampilan motorik, kemampuan berpikir kritis, serta pembentukan karakter yang positif.

Apakah modul ajar ini mendukung Profil Pelajar Pancasila?

Ya, modul ini secara langsung menumbuhkan kreativitas, bernalar kritis, dan gotong royong, sesuai dengan tujuan Kurikulum Merdeka.

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.