
mengajarmerdeka.id – Suasana lapangan sekolah pagi itu sangat ramai. Anak-anak kelas 2 SD berbaris rapi, beberapa masih asyik bercanda. Pak Andi, guru PJOK, membawa sebuah bola besar dan tersenyum. “Hari ini kita akan belajar gerakan melempar dan menangkap dengan cara berbeda,” katanya. Anak-anak langsung bersorak kegirangan.
Inilah contoh nyata penerapan modul ajar berbasis deep learning untuk PJOK. Modul ini tidak sekadar mengajarkan keterampilan motorik, tetapi juga membentuk kerja sama, disiplin, dan keceriaan.
Deep learning dalam pembelajaran PJOK berarti mengajak siswa memahami konsep gerak secara mendalam, bukan sekadar meniru. Siswa diajak mengalami, mencoba, merefleksikan, lalu mempraktikkan kembali gerakan dalam berbagai konteks.
Menurut penelitian Gallahue & Ozmun (2012), pembelajaran gerak dasar di usia sekolah dasar memiliki pengaruh jangka panjang terhadap perkembangan motorik dan kesehatan fisik anak.
Siswa mampu melakukan gerakan melempar dan menangkap bola dengan benar serta bekerja sama dalam permainan sederhana.
1. Kontekstualisasi
Menghubungkan gerakan dengan situasi nyata, seperti bermain bola di pantai atau halaman rumah.
2. Refleksi
Memberi kesempatan siswa menjelaskan apa yang mereka rasakan saat berlatih.
3. Kolaborasi
Menggunakan permainan berkelompok agar siswa belajar kerja sama.
4. Aksi Nyata
Mendorong siswa mempraktikkan gerakan di luar kelas, misalnya bermain bola bersama keluarga.
Pak Andi memulai dengan cerita sederhana: “Bayangkan kita sedang bermain di pantai, ada bola yang harus kita lempar agar tidak jatuh ke air.” Anak-anak langsung antusias.
Ia membagi kelas menjadi kelompok kecil, masing-masing diberi bola. Mereka harus melempar dan menangkap bola sambil bergerak maju mundur. Ada yang tertawa karena bolanya jatuh, ada yang berusaha lebih serius.
Di akhir kegiatan, Pak Andi mengajak siswa berdiskusi: “Apa yang membuat bola bisa ditangkap dengan mudah?”
Anak-anak menjawab dengan bahasa mereka, seperti “karena saya fokus” atau “karena teman saya melempar pelan.” Inilah proses deep learning, di mana siswa memahami pengalaman geraknya.
Menurut Hattie (2018), pembelajaran berbasis pengalaman memiliki efek ukuran 0,62 terhadap hasil belajar di atas rata-rata 0,4. Ini menunjukkan bahwa keterlibatan aktif siswa berpengaruh signifikan pada pemahaman.
Dalam konteks PJOK, motor skill development di usia sekolah dasar berhubungan erat dengan kesehatan fisik dan performa akademik jangka panjang (Gallahue & Donnelly, 2007).
Kegiatan | Tujuan | Media |
---|---|---|
Permainan “Lempar Bola ke Keranjang” | Melatih akurasi lemparan | Bola kecil, keranjang |
Latihan berpasangan | Melatih koordinasi tangan dan mata | Bola plastik |
Bermain kelompok “Tangkap dan Lari” | Melatih kecepatan dan kerja sama | Bola ringan |
Refleksi sederhana | Memahami pengalaman gerak | Tanya jawab lisan |
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning PJOK kelas 2 SD/MI Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
SEMESTER 1
SEMESTER 2
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 2 SD/MI adalah pendekatan kreatif yang tidak hanya melatih keterampilan fisik, tetapi juga membentuk karakter dan kebiasaan hidup sehat sejak dini. Dengan kombinasi storytelling, refleksi, dan permainan, pembelajaran PJOK menjadi pengalaman yang bermakna.
Anak-anak tidak hanya bisa melempar dan menangkap bola, tetapi juga belajar kerja sama, fokus, dan sportivitas.