mengajarmerdeka.id – Perangkat ajar berperan sebagai fondasi utama dalam pelaksanaan pembelajaran yang sistematis, terukur, dan relevan dengan perkembangan peserta didik.
Pada Kurikulum Merdeka, perangkat ajar didesain fleksibel agar guru dapat mengadaptasi proses belajar sesuai konteks sekolah dan kebutuhan siswa.
Integrasi pendekatan Deep Learning dalam pembelajaran Seni Rupa kelas 8 SMP/MTs bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, kreativitas visual, dan literasi seni berbasis data.
Dengan memanfaatkan capaian pembelajaran (CP) 2025/2026, guru dapat menyusun pembelajaran yang lebih mendalam, terarah, dan berbasis evidensi.
Artikel ini membahas struktur perangkat ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 8 secara komprehensif, mencakup prinsip pembelajaran, komponen perangkat, rancangan modul ajar, hingga strategi penilaian formatif dan sumatif yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum Merdeka.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning Seni Rupa untuk Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 8 SMP/MTs
Pembelajaran Seni Rupa pada jenjang SMP/MTs bertujuan mengembangkan kemampuan ekspresi, apresiasi, kreativitas visual, dan pemahaman estetika.
Kurikulum Merdeka menekankan keterlibatan aktif peserta didik melalui pengalaman artistik yang autentik.
Pada fase D (kelas 7–9), siswa diharapkan mampu menganalisis karya seni, mengevaluasi unsur visual, dan memproduksi karya orisinal menggunakan beragam media.
Pendekatan Deep Learning digunakan untuk menguatkan kemampuan berpikir mendalam melalui analisis motif visual, interpretasi makna simbolik, dan kemampuan problem solving artistik.
Model ini membantu siswa memahami seni tidak hanya sebagai produk, tetapi sebagai proses berpikir kreatif yang berbasis data dan pengalaman.
Pendekatan Deep Learning dalam pendidikan berbeda dengan kecerdasan buatan, tetapi mengacu pada pembelajaran mendalam yang mendorong kemampuan refleksi, analisis, dan koneksi antar konsep. Pembelajaran Seni Rupa dengan pendekatan ini melibatkan empat karakteristik utama.
Pertama, belajar bermakna (meaningful learning). Siswa dihadapkan pada masalah visual nyata, seperti analisis poster, motif batik daerah, dan desain grafis digital. Guru menstimulus siswa untuk menemukan pola, struktur, dan makna di balik setiap objek visual.
Kedua, kolaborasi kreatif. Pembelajaran seni mengintegrasikan kerja kelompok berbasis proyek. Dengan kegiatan kolaboratif, siswa belajar bertukar ide, mengelola perbedaan, dan menyusun solusi visual bersama.
Ketiga, refleksi berkelanjutan. Setelah menghasilkan karya, siswa diarahkan melakukan refleksi mendalam melalui jurnal visual. Data refleksi membantu guru menilai perkembangan pemahaman artistik siswa dari waktu ke waktu.
Keempat, evidence-based learning. Proyek, tugas, dan portofolio menjadi sumber data untuk menilai kompetensi kreativitas serta literasi seni. Dengan memanfaatkan data proses, guru dapat menyesuaikan strategi pembelajaran secara adaptif.
Perangkat ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 8 berisi komponen-komponen yang mendukung pembelajaran efektif dan berkualitas. Setiap komponen disusun agar mudah dipahami dan digunakan oleh guru dalam berbagai konteks satuan pendidikan.
Capaian Pembelajaran (CP)
CP 2025/2026 untuk Seni Rupa kelas 8 mencakup empat kompetensi inti. Pertama, siswa mampu memahami dan menjelaskan konsep dasar seni rupa, meliputi unsur visual, prinsip desain, teknik produksi, dan media karya.
Kedua, siswa mampu mengeksplorasi berbagai teknik berkarya seperti sketsa, lukis, ilustrasi digital, karya tiga dimensi sederhana, dan desain poster edukatif.
Ketiga, siswa mampu menganalisis karya seni dengan menggunakan bahasa visual formal. Keempat, siswa dapat menciptakan karya orisinal yang mencerminkan kemampuan berpikir kreatif dan nilai estetika.
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
ATP disusun berjenjang untuk memudahkan proses belajar. Pada kelas 8, alur ini umumnya meliputi beberapa tujuan utama. Tujuan pertama adalah mengidentifikasi unsur dan prinsip seni rupa melalui observasi karya lokal dan global.
Tujuan kedua adalah memahami teknik menggambar dan melukis dengan pendekatan analitis. Tujuan ketiga adalah memproduksi karya dua dan tiga dimensi menggunakan media konvensional maupun digital. Tujuan keempat adalah mengkomunikasikan hasil karya melalui presentasi kelas atau pameran mini.
Modul Ajar
Modul ajar Deep Learning disusun secara struktural agar dapat digunakan langsung oleh guru. Elemen utama modul mencakup tujuan pembelajaran, pemantik visual, aktivitas eksplorasi, demonstrasi teknik, proyek berkarya, dan sesi refleksi.
Modul juga dilengkapi rubrik penilaian formatif yang menilai proses berpikir, kemampuan analisis, kualitas teknik, dan kedalaman refleksi.
Bahan Ajar
Bahan ajar mencakup lembar pengayaan konsep, video proses berkarya, infografik unsur visual, serta contoh karya seni dari berbagai daerah. Penggunaan media digital seperti aplikasi menggambar sederhana atau perangkat chromebook membantu siswa memahami proses artistik modern.
Asesmen
Asesmen dirancang mengikuti prinsip penilaian autentik. Asesmen formatif digunakan untuk memantau pemahaman siswa dalam proses belajar. Guru dapat menggunakan ceklis observasi, analisis jurnal visual, dan umpan balik langsung terhadap proses sketsa.
Asesmen sumatif mencakup portofolio karya, proyek akhir, dan presentasi visual. Penilaian dilakukan berdasarkan rubrik yang mempertimbangkan estetika karya, kesesuaian konsep, kreativitas visual, dan kemampuan analisis.
Guru dapat mengimplementasikan pembelajaran Deep Learning dengan beberapa strategi inti.
Pertama, inquiry-based art learning yang menuntun siswa mengajukan pertanyaan kritis terhadap karya seni, fenomena visual, atau simbol budaya.
Kedua, project-based learning yang memberikan kesempatan kepada siswa menghasilkan karya orisinal melalui proses bertahap.
Ketiga, blended learning yang mengintegrasikan sumber digital untuk memperkaya pengalaman belajar.
Strategi ini memperkuat literasi visual, pemahaman struktural seni, dan kemampuan mempersepsi makna. Penggunaan data dari portofolio membantu guru mengevaluasi perkembangan siswa secara longitudinal.
Sebuah contoh penerapan pembelajaran Deep Learning dapat berupa proyek desain poster kampanye lingkungan. Prosesnya dimulai dengan observasi visual terhadap poster profesional.
Siswa kemudian menganalisis komponen desain, warna, struktur pesan, dan tipografi. Selanjutnya, siswa membuat konsep awal, melakukan revisi berdasarkan masukan teman sebaya, lalu memproduksi karya final. Pada akhir pembelajaran, siswa melakukan presentasi dan refleksi tertulis.
Proyek ini mengintegrasikan kemampuan kognitif, kritis, kreatif, dan komunikatif yang sesuai dengan profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum Merdeka mendorong penggunaan teknologi digital sebagai media eksplorasi seni. Siswa dapat menggunakan aplikasi sederhana seperti ibisPaint, Sketchbook, atau Canva untuk menghasilkan karya digital.
Data proses digital seperti revisi layer, sketsa awal, atau catatan digital dapat digunakan sebagai bukti perkembangan keterampilan.
Penggunaan teknologi membantu siswa memahami praktik seni modern yang semakin relevan dengan industri kreatif. Dengan demikian, perangkat ajar harus menyediakan panduan penggunaan aplikasi, literasi visual digital, serta etika penggunaan desain daring.
Guru berperan sebagai fasilitator, mentor, dan pengarah proses kreatif. Dalam pendekatan Deep Learning, guru perlu mengelola lingkungan belajar yang memberi ruang eksperimen visual, diskusi kritis, dan refleksi.
Penguatan karakter melalui apresiasi seni dan kerja sama dalam proyek kelompok menjadi bagian penting dalam pembelajaran kelas 8.
Tantangan utama implementasi pembelajaran seni berbasis Deep Learning mencakup ketersediaan media, variasi kemampuan siswa, serta adaptasi guru terhadap perangkat digital.
Solusi dapat dilakukan melalui pemanfaatan bahan sederhana, diferensiasi pembelajaran, dan pelatihan teknologi untuk guru. Fleksibilitas perangkat ajar Kurikulum Merdeka memungkinkan sekolah mengadaptasi isi sesuai kebutuhan lokal.
Perangkat Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka sesuai CP 2025/2026 dirancang untuk memperkuat kompetensi analitis, kreatif, dan estetis siswa.
Dengan integrasi teknologi, penilaian autentik, serta pembelajaran berbasis proyek, siswa memperoleh pengalaman artistik yang mendalam dan bermakna.
Perangkat ajar ini tidak hanya memperkaya proses belajar, tetapi juga mempersiapkan peserta didik untuk beradaptasi dengan perkembangan seni dan desain modern.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com