Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 12 SMA/MA

mengajarmerdeka.id – Perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah mengubah cara manusia belajar, bekerja, dan berinovasi. Dunia pendidikan pun tidak dapat dipisahkan dari perubahan ini, terutama dalam pembelajaran berbasis proyek dan teknologi seperti Prakarya Rekayasa.

Di tingkat SMA/MA, mata pelajaran ini menjadi wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan kreativitas, inovasi, serta keterampilan berpikir kritis yang relevan dengan dunia industri modern.

Kurikulum Merdeka hadir dengan visi menciptakan pelajar Indonesia yang berkarakter Pancasila, kompeten, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Salah satu inovasi yang mulai diterapkan dalam perangkat ajar adalah konsep Deep Learning, yaitu pembelajaran mendalam yang mendorong pemahaman konseptual, kolaboratif, dan reflektif, bukan sekadar hafalan atau praktik teknis semata.

Artikel ini membahas secara mendalam tentang Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka, mulai dari struktur, tujuan, strategi penerapan, hingga manfaatnya dalam membentuk pelajar kreatif dan siap menghadapi dunia kerja abad ke-21.

Download contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 12 SMA/MA

Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa untuk Kelas 12 SMA/MA, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 12 SMA/MA

Pengertian Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa

Perangkat ajar Deep Learning adalah seperangkat dokumen pembelajaran yang disusun berdasarkan prinsip pembelajaran mendalam dan kecerdasan buatan. Tujuannya bukan sekadar memberikan materi teknis, tetapi juga menanamkan cara berpikir sistematis, analitis, dan kreatif melalui pengalaman belajar nyata.

Dalam konteks Prakarya Rekayasa, perangkat ajar Deep Learning mencakup seluruh aspek perancangan dan pembuatan produk teknologi sederhana, mulai dari identifikasi masalah hingga evaluasi hasil karya.

Peserta didik tidak hanya diajarkan untuk “membuat”, tetapi juga untuk “memahami”, “menganalisis”, dan “mengembangkan” ide dengan pendekatan ilmiah dan berbasis data.

Struktur perangkat ajar ini biasanya meliputi:

  1. Identitas modul ajar (mata pelajaran, fase, kelas, dan waktu pembelajaran).
  2. Capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
  3. Materi dan aktivitas pembelajaran berbasis proyek.
  4. Strategi pembelajaran Deep Learning.
  5. Asesmen formatif dan sumatif.
  6. Refleksi guru dan peserta didik.

Capaian Pembelajaran dan Tujuan Pendidikan

Capaian Pembelajaran (CP) mata pelajaran Prakarya Rekayasa Kelas 12 berfokus pada kemampuan peserta didik untuk:

  • Mengidentifikasi masalah di lingkungan sekitar yang dapat diselesaikan melalui rekayasa teknologi.
  • Merancang solusi kreatif dan inovatif berdasarkan prinsip ilmiah.
  • Menggunakan alat, bahan, dan teknologi dengan tepat dan aman.
  • Mengevaluasi hasil karya dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan etika penggunaan teknologi.

Sementara itu, tujuan pembelajaran Deep Learning difokuskan pada tiga aspek utama:

  1. Kognitif: memahami konsep dasar rekayasa dan prinsip ilmiah di balik produk yang dibuat.
  2. Afektif: menumbuhkan sikap tanggung jawab, kolaboratif, dan reflektif dalam proses kerja tim.
  3. Psikomotorik: menghasilkan karya rekayasa fungsional dengan pendekatan desain inovatif dan ramah lingkungan.

Integrasi Deep Learning dalam Pembelajaran Prakarya Rekayasa

Konsep Deep Learning dalam pembelajaran ini tidak hanya berbicara tentang teknologi AI, melainkan tentang pendekatan berpikir mendalam dan analitis yang menyerupai cara kerja sistem kecerdasan buatan. Berikut strategi penerapannya dalam perangkat ajar Prakarya Rekayasa:

  1. Exploration (Eksplorasi Masalah)
    Guru memfasilitasi siswa untuk menemukan isu nyata di lingkungan mereka, seperti pengelolaan limbah, efisiensi energi, atau otomasi sederhana. Tahap ini melatih kemampuan observasi dan identifikasi pola seperti yang dilakukan sistem AI.
  2. Analysis (Analisis Data dan Solusi)
    Siswa menganalisis berbagai kemungkinan solusi berdasarkan data dan sumber ilmiah. Misalnya, menganalisis daya listrik, material ramah lingkungan, atau biaya produksi.
  3. Design Thinking (Perancangan Produk)
    Tahapan ini menggunakan pendekatan design thinking dengan tahapan empathize, define, ideate, prototype, dan test. Prinsip ini serupa dengan proses pembelajaran mendalam (deep learning) yang mengutamakan iterasi dan refleksi.
  4. Implementation (Pembuatan dan Uji Coba)
    Siswa membuat prototipe produk rekayasa, mengujinya, dan mencatat hasil pengamatan. Data pengujian digunakan untuk evaluasi dan penyempurnaan produk.
  5. Reflection and Evaluation (Refleksi dan Penilaian)
    Setelah produk selesai, siswa menulis laporan reflektif yang mencakup tantangan, solusi, dan rencana pengembangan lanjutan. Guru menilai berdasarkan proses berpikir, kreativitas, dan dampak sosial dari karya tersebut.

Contoh Tema Proyek Rekayasa Deep Learning Kelas 12

Berikut beberapa contoh proyek yang dapat dimasukkan ke dalam perangkat ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 12:

  1. Rancang Bangun Alat Penyaring Air Otomatis Berbasis Sensor
    Siswa merancang alat sederhana menggunakan sensor TDS dan mikrokontroler Arduino untuk memantau kualitas air. Selain belajar tentang rekayasa, mereka memahami pentingnya keberlanjutan lingkungan.
  2. Sistem Otomatisasi Rumah Pintar Hemat Energi
    Proyek ini mengajarkan konsep Internet of Things (IoT) dan efisiensi energi. Siswa menganalisis pola penggunaan listrik dan membuat sistem otomatisasi dengan sensor gerak dan cahaya.
  3. Prototipe Tempat Sampah Pintar dengan Pendeteksi Volume
    Menggunakan prinsip rekayasa sederhana dan sensor ultrasonik, siswa menciptakan inovasi yang mendorong kebersihan lingkungan sekolah dan kesadaran teknologi.
  4. Inovasi Teknologi Pertanian Urban (Smart Hydroponic System)
    Proyek ini menggabungkan teknologi dan keberlanjutan pangan, di mana siswa merancang sistem hidroponik yang dapat diatur otomatis berdasarkan kelembapan tanah dan suhu.

Proyek-proyek seperti ini mendorong siswa untuk menggabungkan pengetahuan ilmiah, logika komputasional, dan nilai kemanusiaan, sesuai semangat Profil Pelajar Pancasila.

Data Ilmiah dan Pendekatan Pendidikan

Menurut laporan UNESCO (2024), pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan Deep Learning dapat meningkatkan retensi pengetahuan hingga 40% dibandingkan metode ceramah tradisional.

Sementara itu, riset dari Harvard Graduate School of Education menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui proyek kolaboratif berbasis teknologi menunjukkan peningkatan keterampilan berpikir kritis sebesar 35%.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga melaporkan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka dengan pendekatan reflektif dan kontekstual telah meningkatkan motivasi belajar siswa hingga 45% pada tahun ajaran 2024/2025.

Hal ini membuktikan bahwa Deep Learning bukan hanya tren, tetapi strategi pedagogis yang efektif dalam membentuk pelajar adaptif dan berkarakter.

Peran Guru dalam Pembelajaran Deep Learning

Guru berperan sebagai fasilitator dan mentor yang membimbing siswa menemukan solusi secara mandiri. Dalam perangkat ajar Deep Learning, guru tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mengajukan pertanyaan pemantik yang menantang nalar siswa.

Contoh peran guru antara lain:

  • Menghubungkan konsep teori dengan konteks nyata.
  • Menggunakan teknologi pembelajaran digital untuk simulasi dan analisis data.
  • Mendorong siswa merefleksikan proses berpikir mereka.
  • Menilai bukan hanya hasil, tetapi juga proses eksplorasi dan inovasi.

Guru juga dapat memanfaatkan platform AI seperti ChatGPT, Google Gemini, atau Perplexity sebagai media belajar tambahan untuk mengembangkan ide proyek, memahami prinsip ilmiah, atau membuat laporan rekayasa yang lebih komprehensif.

Keterkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila

Perangkat ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 12 sangat relevan dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu:

  1. Beriman dan Berakhlak Mulia – Mengutamakan etika dan tanggung jawab sosial dalam penggunaan teknologi.
  2. Bernalar Kritis – Menganalisis masalah dan mengambil keputusan berbasis data dan logika ilmiah.
  3. Kreatif – Menciptakan solusi baru yang inovatif dan bermanfaat.
  4. Gotong Royong – Bekerja sama dalam tim untuk menyelesaikan proyek rekayasa.
  5. Mandiri – Mengelola waktu, proses belajar, dan hasil kerja dengan tanggung jawab.
  6. Berkebinekaan Global – Mengadaptasi teknologi dan inovasi global dalam konteks lokal.

Dengan integrasi nilai-nilai ini, pembelajaran Prakarya Rekayasa tidak hanya menghasilkan karya teknis, tetapi juga menumbuhkan karakter kebangsaan dan kemanusiaan.

Evaluasi dan Asesmen dalam Deep Learning

Asesmen dalam perangkat ajar Deep Learning bersifat autentik dan berbasis kompetensi. Guru menilai dari tiga aspek utama:

  • Pengetahuan: pemahaman konsep ilmiah dan teknologi.
  • Keterampilan: kemampuan merancang, membuat, dan menguji produk.
  • Sikap: tanggung jawab, kerja sama, dan refleksi diri.

Instrumen yang digunakan meliputi rubrik penilaian proyek, jurnal reflektif, portofolio digital, dan presentasi hasil karya. Pendekatan ini memastikan siswa belajar secara utuh baik dari sisi kognitif maupun karakter.

Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka merupakan inovasi penting dalam dunia pendidikan modern.

Dengan menggabungkan prinsip pembelajaran mendalam, teknologi, dan nilai kemanusiaan, perangkat ini mampu menciptakan pengalaman belajar yang relevan, reflektif, dan transformatif.

Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar untuk memahami konsep rekayasa, tetapi juga membangun karakter, kolaborasi, dan kreativitas yang menjadi bekal berharga di masa depan. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa menjelajahi ide, mengembangkan solusi, dan memahami makna pembelajaran sejati.

Dengan dukungan platform pendidikan seperti mengajarmerdeka.id, para pendidik di seluruh Indonesia dapat terus berinovasi dalam menyusun perangkat ajar berbasis Deep Learning mewujudkan pembelajaran yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.