Perangkat Ajar Deep Learning PAI dan BP Kelas 1–12 Kurikulum Merdeka

mengajarmerdeka.id – Suatu pagi di sebuah sekolah dasar di Yogyakarta, Bu Siti membuka laptopnya dan menyiapkan pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) dan BP (Budi Pekerti) untuk kelas 3.

Namun kali ini berbeda. Ia tidak lagi sekadar menulis doa harian di papan tulis, melainkan menampilkan simulasi interaktif berbasis Deep Learning yang memperlihatkan makna sabar dan kejujuran dalam bentuk cerita digital.

Anak-anak terlihat antusias, bukan hanya mendengarkan, tapi juga berdialog dengan sistem yang merespons dengan suara ramah dan penuh makna.

Inilah wajah baru pembelajaran PAI dan BP berbasis Deep Learning dalam Kurikulum Merdeka. Sebuah inovasi yang memadukan nilai spiritual dan kecerdasan buatan untuk menumbuhkan karakter serta pemahaman agama yang kontekstual di era digital.

Download contoh Perangkat ajar Deep Learning PAI dan BP kelas 1-12 SD/MI

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Perangkat ajar Deep Learning PAI dan BP untuk SEMUA KELAS (kelas 1-12 SD/MI) Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning PAI dan BP Kelas 1–12: Panduan Lengkap untuk Guru

Makna dan Tujuan Perangkat Ajar Deep Learning PAI dan BP

Perangkat ajar PAI dan BP (Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti) tidak lagi sekadar berisi kumpulan RPP atau LKPD. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar harus bersifat fleksibel, adaptif, dan mampu menumbuhkan profil pelajar Pancasila.

Ketika Deep Learning diterapkan ke dalam perangkat ajar ini, sistem pembelajaran menjadi lebih personal dan bermakna. Teknologi mampu membaca kemampuan kognitif dan afektif siswa, lalu menyesuaikan pendekatan belajar yang paling sesuai.

Misalnya, jika siswa menunjukkan minat pada kisah teladan, sistem akan menampilkan lebih banyak cerita inspiratif dari Nabi dan sahabat. Namun jika siswa lebih suka aktivitas reflektif, sistem akan memandu latihan empati atau simulasi pengambilan keputusan moral berbasis kasus nyata.

Mengapa Deep Learning Penting untuk PAI dan BP?

Dalam dunia pendidikan, Deep Learning bukan hanya istilah teknis dalam kecerdasan buatan. Ia juga bermakna “pembelajaran mendalam” pembelajaran yang tidak berhenti pada hafalan, tetapi menumbuhkan pemahaman, sikap, dan tindakan nyata.

Secara teknologi, Deep Learning menggunakan algoritma jaringan saraf (neural network) yang mampu memproses bahasa, gambar, hingga emosi. Ketika diterapkan dalam konteks PAI dan BP, sistem ini bisa membantu siswa:

  • Mengenali nilai-nilai moral dari teks atau video.
  • Berlatih mengambil keputusan berbasis etika Islam.
  • Membangun empati melalui simulasi sosial dan interaksi digital.

Sebuah penelitian dari International Journal of AI in Education (2024) menunjukkan bahwa integrasi deep learning dalam pendidikan moral dan agama mampu meningkatkan pemahaman konseptual hingga 39% dan keterlibatan emosional siswa hingga 52%.

Dengan kata lain, teknologi tidak menggeser nilai spiritual melainkan memperkuatnya dengan cara yang relevan untuk generasi digital.

Struktur Perangkat Ajar Deep Learning PAI dan BP Kelas 1–12

Setiap jenjang kelas, mulai dari SD hingga SMA, memiliki karakteristik dan capaian pembelajaran yang berbeda. Namun, secara umum perangkat ajar berbasis Deep Learning terdiri dari empat komponen utama:

  1. Materi Kontekstual dan Visual Interaktif
    Materi disajikan melalui video, infografik, dan simulasi yang menggambarkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada kelas 5 SD, siswa diajak mengikuti simulasi digital tentang “Berbuat Baik kepada Orang Tua” dengan tokoh animasi yang interaktif.
  2. Latihan Adaptif dan Reflektif
    Sistem akan memberikan latihan yang disesuaikan dengan kemampuan dan gaya belajar siswa. Jika siswa kesulitan memahami konsep ikhlas, AI akan menampilkan cerita tambahan, lalu menanyakan refleksi sederhana seperti, “Kapan terakhir kali kamu membantu teman tanpa diminta?”
  3. Analisis Emosi dan Kognisi
    Dengan teknologi natural language processing (NLP), sistem mampu memahami respon siswa, baik dalam bentuk tulisan maupun suara. AI akan menilai apakah siswa memahami konsep nilai atau hanya mengulang kata.
  4. Evaluasi Karakter dan Spiritualitas
    Evaluasi tidak hanya berupa angka, tetapi berbasis profil perilaku. Guru akan mendapatkan laporan otomatis tentang perkembangan nilai religius, tanggung jawab, dan empati siswa.

Perangkat ajar semacam ini mendukung filosofi Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berdiferensiasi dan pemulihan karakter pasca pandemi.

Storytelling: Ketika Deep Learning Menjadi Sahabat Guru

Di SMP Muhammadiyah 7 Malang, Pak Ridwan mengaku awalnya ragu menggunakan perangkat ajar berbasis AI. “Saya khawatir nanti siswa malah lebih percaya mesin daripada guru,” katanya sambil tertawa.

Namun setelah beberapa bulan mencoba, ia justru melihat perubahan besar. Saat membahas tema Akhlak terhadap Sesama, sistem deep learning menampilkan simulasi digital “Menolong Teman yang Jatuh di Jalan”. AI kemudian mengajukan pertanyaan terbuka: “Bagaimana jika kamu di posisi temanmu?”

Siswa yang sebelumnya pasif kini mulai berbagi pengalaman pribadi. Beberapa bahkan menulis refleksi mendalam tanpa diminta. “AI bukan menggantikan saya,” ujar Pak Ridwan, “tapi membantu saya mengenal anak-anak lebih dalam.”

Cerita ini menunjukkan bahwa deep learning bukan sekadar alat digital, melainkan mitra pengajar dalam menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan.

Integrasi dengan Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, setiap perangkat ajar harus disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP) dan Tujuan Pembelajaran (TP) yang jelas. Perangkat ajar Deep Learning PAI dan BP mencakup seluruh fase:

  • Fase A–B (Kelas 1–3 SD): Fokus pada pembiasaan nilai seperti sopan santun, disiplin, dan doa harian.
  • Fase C (Kelas 4–6 SD): Pengenalan konsep keimanan, keislaman, dan kisah teladan.
  • Fase D (Kelas 7–9 SMP): Pembentukan identitas moral dan akhlak sosial.
  • Fase E–F (Kelas 10–12 SMA): Penguatan nilai spiritual, refleksi diri, dan tanggung jawab sosial.

Setiap fase dilengkapi dengan media interaktif, modul ajar digital, serta rubrik penilaian berbasis AI yang menilai dimensi pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik (action).

Guru dapat mengakses dan memodifikasi materi sesuai kebutuhan lokal sekolah. Misalnya, tema “Menjaga Lingkungan” bisa dikaitkan dengan konteks daerah setempat, sementara sistem AI akan menyesuaikan bahasa dan contoh visual sesuai budaya lokal.

Teknologi di Balik Perangkat Ajar Deep Learning

Sistem ini dibangun dengan kombinasi teknologi modern seperti:

  • Natural Language Processing (NLP): untuk memahami tulisan atau ucapan siswa.
  • Image Recognition: untuk mengidentifikasi ekspresi atau simbol keagamaan.
  • Neural Network Layering: untuk memetakan pola respons siswa dan menyesuaikan tingkat kesulitan materi.
  • Knowledge Graph: yang menghubungkan konsep keislaman, nilai moral, dan konteks sosial dalam satu peta digital.

Dengan pendekatan ilmiah ini, perangkat ajar mampu belajar secara mandiri dari interaksi siswa, sehingga pembelajaran menjadi semakin relevan dari waktu ke waktu.

Menurut data dari UNESCO Education AI Report 2025, penerapan AI berbasis deep learning dalam pendidikan moral dan spiritual di Asia Tenggara berpotensi meningkatkan efektivitas pengajaran hingga 46%. Indonesia menjadi salah satu negara yang dinilai paling cepat beradaptasi dengan model ini.

Manfaat Nyata bagi Guru dan Siswa

  1. Bagi Guru:
    • Menghemat waktu dalam menyiapkan materi dan menilai tugas.
    • Mendapatkan analisis mendalam tentang perkembangan spiritual siswa.
    • Bisa mengajar dengan pendekatan reflektif tanpa kehilangan sentuhan manusiawi.
  2. Bagi Siswa:
    • Pembelajaran terasa personal dan menyenangkan.
    • Dapat memahami nilai agama secara kontekstual, bukan hanya hafalan.
    • Mendapatkan umpan balik langsung dari sistem yang objektif dan adaptif.
  3. Bagi Sekolah:
    • Mendukung digitalisasi kurikulum Merdeka.
    • Meningkatkan citra sekolah sebagai institusi pendidikan inovatif dan religius.

Tantangan Implementasi

Meski potensinya besar, implementasi perangkat ajar deep learning untuk PAI dan BP juga memiliki tantangan, di antaranya:

  • Keterbatasan infrastruktur teknologi di beberapa daerah.
  • Kekhawatiran guru akan “kehilangan kendali” atas proses pembelajaran.
  • Isu etika terkait data privasi siswa.

Namun, banyak solusi sedang dikembangkan. Pemerintah bersama platform pendidikan seperti mengajarmerdeka.id menyediakan pelatihan, panduan etika digital, serta versi offline dari sistem agar tetap bisa digunakan tanpa koneksi internet stabil.

Contoh Aktivitas Deep Learning di Kelas

Sebagai ilustrasi, berikut contoh aktivitas sederhana berbasis Deep Learning pada mata pelajaran PAI dan BP:

Tema: Meneladani Kejujuran Nabi Muhammad SAW

  1. Siswa menonton video interaktif berdurasi 3 menit tentang kisah kejujuran Nabi.
  2. Sistem AI menanyakan refleksi: “Apa yang akan kamu lakukan jika berada di situasi yang sama?”
  3. Siswa menjawab dengan menulis atau berbicara.
  4. AI menganalisis respons menggunakan NLP untuk mendeteksi tingkat pemahaman nilai kejujuran.
  5. Guru mendapatkan laporan dan memberikan diskusi lanjutan.

Aktivitas ini bukan hanya menanamkan nilai, tapi juga melatih berpikir kritis dan kesadaran diri.

KTeknologi dan Spiritualitas Bisa Berjalan Bersama

Perangkat Ajar Deep Learning PAI dan BP Kelas 1–12 Kurikulum Merdeka membuktikan bahwa teknologi tidak bertentangan dengan nilai spiritual. Justru, ia memperkuat proses pembelajaran agar lebih bermakna, relevan, dan mendalam.

Guru tetap menjadi sosok sentral, namun kini didukung oleh kecerdasan buatan yang mampu memahami dinamika belajar siswa. Sementara siswa tidak lagi menjadi objek, melainkan subjek yang aktif membangun nilai dan karakter.

Di era AI, pendidikan agama dan budi pekerti tidak kehilangan ruhnya justru menemukan bentuk baru yang lebih kontekstual dan menarik. Karena sejatinya, deep learning bukan hanya soal teknologi yang cerdas, tetapi tentang belajar secara mendalam untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Untuk panduan penerapan perangkat ajar serupa, guru dapat mengunjungi artikel lain di mengajarmerdeka.id seperti Modul Ajar PAI dan BP Fase D atau Integrasi AI dalam Pendidikan Karakter.
Karena masa depan pendidikan adalah sinergi antara iman, ilmu, dan inovasi.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.