
mengajarmerdeka.id – Mengajar seni teater di kelas 9 SMP/MTs sering kali menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi guru.
Seni teater bukan hanya tentang pementasan, tetapi juga pembentukan karakter, kerja sama, dan ekspresi diri siswa.
Dengan pendekatan deep learning, guru dapat membawa pembelajaran teater ke tingkat yang lebih dalam, membantu siswa memahami makna, konteks, dan teknik teater secara menyeluruh.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Seni Teater untuk Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Deep learning dalam pendidikan bukan sekadar menggunakan teknologi canggih. Dalam konteks seni teater, deep learning berarti membawa siswa untuk benar-benar memahami proses kreatif dari awal hingga akhir.
Siswa diajak mengamati, menganalisis, bereksperimen, hingga menciptakan karya teater mereka sendiri. Dengan cara ini, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan.
Agar modul ajar seni teater benar-benar membantu guru, berikut komponen penting yang perlu ada:
Capaian Pembelajaran
Siswa diharapkan mampu memahami konsep dasar teater, mengenali unsur-unsur teater (naskah, tokoh, konflik, dialog), dan mampu menampilkan pementasan sederhana.
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Pembelajaran dimulai dari pengenalan unsur teater, analisis naskah, latihan peran, hingga pementasan akhir di depan kelas. Guru dapat memfasilitasi refleksi setelah pementasan agar siswa mengevaluasi pengalaman mereka.
Materi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Metode yang disarankan adalah Project Based Learning (PjBL) karena sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka. Siswa mengerjakan proyek pementasan secara bertahap, mulai dari ide hingga pentas.
Media dan Alat
Asesmen
Asesmen formatif dilakukan selama latihan (observasi, catatan guru), sedangkan asesmen sumatif dilakukan saat pementasan (penilaian rubrik mencakup penghayatan, kerja sama, kreativitas, dan kejelasan dialog).
1. Menghubungkan dengan Kehidupan Siswa
Guru dapat mengajak siswa memilih tema yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti persahabatan, bullying, atau cita-cita masa depan. Dengan demikian, siswa merasa memiliki keterlibatan emosional.
2. Eksplorasi dan Diskusi Mendalam
Sebelum latihan, guru mengajak siswa mendiskusikan makna naskah. Siswa dapat diminta menuliskan pendapat mereka tentang karakter atau konflik, sehingga pembelajaran lebih reflektif.
3. Kolaborasi dan Peran Aktif
Siswa dibagi menjadi tim yang mengurus berbagai aspek pementasan: aktor, sutradara, penata artistik, penata musik. Semua siswa punya peran dan kontribusi.
4. Refleksi Setelah Pementasan
Deep learning tidak lengkap tanpa refleksi. Guru memfasilitasi sesi berbagi pengalaman: apa yang mereka pelajari, tantangan yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka mengatasinya.
Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berbasis proyek dan penguatan profil pelajar Pancasila. Modul ajar deep learning seni teater mendukung enam dimensi profil pelajar Pancasila: beriman dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Pertemuan 1: Pengenalan Teater dan Unsurnya Aktivitas: guru menjelaskan konsep dasar teater, siswa mengamati video pementasan pendek, lalu mendiskusikan unsur yang ditemukan.
Pertemuan 2: Membaca dan Menganalisis Naskah Aktivitas: siswa membaca naskah, mencatat karakter, konflik, dan setting, lalu presentasi kelompok.
Pertemuan 3: Latihan Peran dan Improvisasi Aktivitas: siswa mencoba memainkan peran, latihan vokal dan ekspresi.
Pertemuan 4: Persiapan Pementasan Aktivitas: siswa mempersiapkan properti, blocking, dan run-through.
Pertemuan 5: Pementasan dan Refleksi Aktivitas: kelompok menampilkan pementasan, guru dan siswa memberikan umpan balik, lalu membuat refleksi tertulis.
Menggunakan modul ajar deep learning seni teater kelas 9 SMP/MTs dapat membuat pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan.
Siswa tidak hanya belajar tentang teater, tetapi juga belajar tentang diri mereka sendiri, cara bekerja sama, dan cara mengungkapkan gagasan secara kreatif.
Guru berperan penting sebagai fasilitator, motivator, dan pengarah agar proses belajar berlangsung optimal.
Dengan pendekatan ini, seni teater di sekolah bukan lagi sekadar pelajaran tambahan, tetapi sarana pengembangan karakter dan kreativitas siswa. Pembelajaran yang menyenangkan akan meninggalkan kesan mendalam dan memberi pengalaman belajar yang tak terlupakan.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com