
mengajarmerdeka.id – Bayangkan sebuah kelas SD/MI yang penuh tawa, ekspresi wajah yang berubah-ubah, dan gerakan tubuh anak-anak yang berani. Itulah suasana ketika pembelajaran seni teater benar-benar hidup.
Modul ajar deep learning seni teater di kelas 5 bukan hanya tentang menghafal dialog atau tampil di panggung, melainkan proses mendalam untuk membentuk karakter, rasa percaya diri, empati, hingga keterampilan komunikasi.
Di era Kurikulum Merdeka, guru tidak lagi hanya sebagai pemberi materi, melainkan fasilitator yang menuntun siswa menemukan potensi dirinya.
Seni teater menjadi medium ampuh untuk mengintegrasikan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila sekaligus melatih kecerdasan emosional siswa.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Seni Teater untuk Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Modul ajar adalah perangkat pembelajaran yang dirancang untuk membantu guru mengelola proses belajar. Dalam konteks deep learning, modul ajar berfokus pada pembelajaran yang:
Deep learning di sini bukan sekadar istilah teknologi kecerdasan buatan, tetapi pendekatan pendidikan yang mendorong siswa belajar secara mendalam, tidak hanya di permukaan.
Seni teater memiliki keunikan karena menggabungkan banyak aspek pembelajaran:
Dengan kata lain, seni teater adalah miniatur kehidupan yang membawa siswa masuk ke pengalaman nyata.
Mengacu pada Kurikulum Merdeka fase B, siswa diharapkan memiliki kemampuan:
Guru memulai dengan cerita pengalaman menonton drama anak. Lalu siswa diajak berdiskusi: apa itu teater? apa bedanya dengan film? Aktivitas diakhiri dengan permainan peran sederhana seperti “menjadi pohon tertiup angin”.
Siswa berlatih ekspresi wajah: senang, sedih, marah, takut. Guru menggunakan permainan “cermin” di mana satu siswa bergerak dan yang lain menirukan. Dilanjutkan dengan latihan artikulasi vokal melalui pantun atau dialog pendek.
Siswa diberikan contoh naskah sederhana. Setelah itu mereka mencoba membuat percakapan dua tokoh dengan tema keseharian, misalnya “bermain di halaman sekolah”. Guru membimbing penggunaan bahasa yang santun sesuai nilai Profil Pelajar Pancasila.
Kelompok siswa memilih naskah, membagi peran, dan berlatih. Guru berperan sebagai sutradara pendamping. Aktivitas ini melatih problem solving, misalnya jika ada perbedaan pendapat dalam memilih peran.
Kelas diubah menjadi panggung mini. Setiap kelompok tampil bergiliran. Setelah itu dilakukan refleksi bersama: apa tantangan yang dirasakan? nilai apa yang dipelajari?
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka menekankan pada autentik, bukan sekadar angka. Berikut contoh asesmen:
Rubrik penilaian bisa meliputi aspek: keberanian tampil, kreativitas, kerja sama, dan artikulasi.
Modul ini secara langsung mendukung:
Suatu hari, kelas 5 SDN Merdeka sedang latihan teater dengan tema “Pasar Tradisional”. Seorang siswa bernama Rina mendapat peran sebagai pedagang sayur.
Awalnya ia malu-malu. Namun setelah diberi motivasi dan berlatih bersama teman-teman, ia tampil percaya diri dengan dialog lucu: “Sayur segar, langsung dari kebun, murah meriah!”
Teman-temannya tertawa, suasana kelas jadi cair, dan Rina pulang dengan wajah bangga. Dari pengalaman ini, terlihat bagaimana seni teater menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri anak.
Seni teater sangat cocok diintegrasikan dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Misalnya proyek dengan tema “Kearifan Lokal” di mana siswa menampilkan drama pendek tentang pasar tradisional, permainan rakyat, atau cerita legenda daerah.
Artikel terkait: Apa itu Proyek P5 dalam Kurikulum Merdeka
Modul ajar deep learning seni teater kelas 5 SD/MI bukan hanya membekali siswa dengan keterampilan seni, tetapi juga nilai-nilai kehidupan.
Dengan pendekatan mendalam, kolaboratif, dan reflektif, siswa belajar lebih dari sekadar tampil di panggung mereka belajar menjadi manusia yang utuh.
Melalui seni teater, guru dapat menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka.