
mengajarmerdeka.id – Ketika pertama kali mendengar istilah “Deep Learning” dalam konteks pendidikan, sebagian guru mungkin membayangkan algoritma canggih di laboratorium komputer.
Namun, dalam modul ajar Prakarya Budidaya untuk kelas 12 SMA/MA, konsep ini bisa diadaptasi menjadi pendekatan pembelajaran yang lebih dalam, kontekstual, dan berorientasi pada pengembangan keterampilan nyata.
Ceritanya mirip seperti saat seorang siswa menanam sayur di halaman rumah. Jika ia sekadar menanam tanpa memahami siklus pertumbuhan, hasilnya mungkin tidak maksimal.
Tapi jika ia belajar lebih dalam, memahami tanah, air, cahaya, hingga teknik budidaya modern, hasil panennya tentu berbeda. Inilah gambaran sederhana mengapa deep learning penting diterapkan.
Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya untuk Kelas 12 SMA/MA, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Di kelas 12, siswa berada di tahap akhir sebelum melangkah ke dunia perkuliahan atau dunia kerja. Pembelajaran Prakarya, khususnya pada bidang budidaya, memberi mereka kesempatan untuk mengasah keterampilan hidup (life skills). Bukan sekadar teori, tetapi praktik nyata yang bisa menghasilkan nilai ekonomis.
Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia.
Dengan penguasaan keterampilan budidaya, siswa SMA/MA tidak hanya belajar sains, tetapi juga wirausaha.
Misalnya, membudidayakan ikan lele, sayuran hidroponik, atau jamur tiram. Semua bisa dijadikan contoh bisnis kecil yang melatih kemandirian.
Deep Learning di sini tidak dimaknai sebatas teknologi kecerdasan buatan, melainkan pendekatan pembelajaran yang mendalam.
Guru berperan sebagai fasilitator yang mengajak siswa menggali pengetahuan, menemukan masalah nyata, lalu mencari solusi inovatif.
Misalnya, saat membahas budidaya hidroponik, guru bisa mengajak siswa tidak hanya menanam, tetapi juga menganalisis kualitas air, menghitung biaya produksi, hingga merancang strategi pemasaran hasil panen.
Dengan begitu, pembelajaran menjadi lebih utuh, berkelanjutan, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam modul ajar yang sesuai kurikulum merdeka, komponen utama biasanya meliputi:
Bayangkan seorang siswa bernama Arif. Di awal semester, ia merasa pembelajaran prakarya hanya sekadar tugas tambahan. Namun, ketika guru memperkenalkan proyek budidaya cabai rawit, ia mulai tertarik.
Bersama kelompoknya, Arif menyiapkan media tanam, mengukur pH tanah, hingga mencoba pupuk organik dari limbah rumah tangga.
Beberapa bulan kemudian, hasil cabai kelompok Arif tumbuh subur. Guru kemudian menantang mereka untuk menghitung biaya produksi dan harga jual.
Dari sini, Arif sadar bahwa pelajaran prakarya bukan sekadar menanam, tetapi juga peluang bisnis. Ia bahkan mulai menanam cabai di rumah dan menjualnya secara online.
Kisah Arif ini menjadi contoh nyata bagaimana modul ajar deep learning mampu mengubah pola pikir siswa.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun terakhir, permintaan terhadap produk pangan lokal terus meningkat, terutama sayuran organik dan ikan air tawar. Tren ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat.
Selain itu, survei UNESCO menekankan bahwa pendidikan abad ke-21 harus fokus pada 4C: Critical thinking, Creativity, Collaboration, dan Communication.
Modul ajar deep learning prakarya budidaya mampu mewujudkan keempat kompetensi tersebut melalui praktik langsung.
Meski mata pelajaran prakarya sering dianggap tradisional, sebenarnya ada peluang besar untuk mengintegrasikan teknologi digital.
Siswa bisa menggunakan aplikasi pencatat pertumbuhan tanaman, sensor IoT sederhana untuk kelembaban tanah, atau platform digital seperti lynk.id untuk memasarkan hasil panen.
Dengan cara ini, pembelajaran prakarya menjadi lebih modern, menarik, dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Agar modul ajar deep learning prakarya budidaya tidak monoton, guru bisa menerapkan strategi berikut:
Penerapan modul ajar berbasis deep learning pada prakarya budidaya memiliki dampak ganda. Pertama, meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya ketahanan pangan.
Kedua, menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini. Ketiga, membangun karakter mandiri, kreatif, dan adaptif yang akan bermanfaat di masa depan.
Jika siswa terbiasa memecahkan masalah nyata dan berpikir kritis, maka saat mereka lulus, mereka tidak hanya membawa ijazah, tetapi juga keterampilan hidup yang relevan dengan dunia kerja dan dunia usaha.
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 12 SMA/MA adalah jembatan antara teori dan praktik, antara kelas dan dunia nyata.
Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar menanam atau beternak, tetapi juga berlatih berpikir kritis, berinovasi, dan membangun peluang bisnis.
Cerita sederhana tentang Arif dan cabai rawitnya adalah bukti nyata bahwa pembelajaran mendalam mampu mengubah cara pandang siswa terhadap masa depan.
Guru, siswa, dan sekolah perlu terus berkolaborasi agar prakarya budidaya tidak hanya jadi mata pelajaran, tetapi juga pengalaman hidup yang bermakna.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com