
mengajarmerdeka.id – Pagi itu, Pak Andi memasuki kelas 2 SD dengan membawa sebuah papan kecil bertuliskan “Aku Anak Indonesia”. Anak-anak penasaran dan mulai bertanya, “Pak, itu untuk apa?” Pak Andi tersenyum, “Hari ini kita akan belajar tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik.”
Cerita kecil ini adalah awal dari pembelajaran PPKN berbasis deep learning. Tidak hanya menghafal Pancasila atau UUD, tetapi membuat siswa merasakan, memahami, dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Inilah kekuatan modul ajar deep learning PPKN untuk kelas 2 SD/MI.
Deep learning dalam konteks pendidikan adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk memahami konsep secara mendalam, bukan sekadar mengingat fakta. Pada mata pelajaran PPKN, deep learning mengajak siswa untuk:
Penelitian Biggs & Tang (2011) menunjukkan bahwa pembelajaran bermakna dapat meningkatkan retensi materi hingga 70% lebih lama dibandingkan hafalan biasa.
Siswa mampu menunjukkan sikap saling menghormati dan hidup rukun dalam perbedaan di lingkungan sekolah dan rumah.
Pak Andi bercerita tentang dua anak, Bima dan Sita, yang sering berebut mainan. Suatu hari, mereka diajak bermain bersama oleh teman lain, dan akhirnya belajar berbagi. Cerita sederhana ini membuat siswa tertawa sekaligus merenung.
Setelah cerita, Pak Andi meminta siswa membagi pengalaman saat mereka berbagi dengan teman atau adik di rumah. Beberapa siswa dengan bangga menceritakan kisah mereka.
Sebagai tindak lanjut, siswa diajak membuat poster kecil bertuliskan “Aku Anak yang Hidup Rukun”. Poster ini ditempel di dinding kelas sebagai pengingat setiap hari.
1. Kontekstualisasi
Menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, misalnya berbagi makanan atau saling tolong menolong.
2. Refleksi
Memberi waktu bagi siswa untuk merenung dan menuliskan pengalaman hidup rukun.
3. Kolaborasi
Mengajak siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama.
4. Aksi Nyata
Mendorong siswa menerapkan nilai Pancasila melalui tindakan seperti menjaga kebersihan kelas.
Menurut John Hattie (2018), pembelajaran berbasis refleksi memiliki efek ukuran 0,79 terhadap hasil belajar, jauh lebih tinggi dari rata-rata 0,4.
Selain itu, pendidikan karakter yang dipraktikkan secara nyata terbukti lebih efektif menanamkan nilai moral dibandingkan hanya disampaikan secara teoritis (Lickona, 1991).
Kegiatan | Tujuan | Media |
---|---|---|
Storytelling “Bima dan Sita” | Memahami hidup rukun | Gambar, papan cerita |
Diskusi kelompok | Melatih toleransi | Lembar diskusi |
Poster hidup rukun | Menginternalisasi nilai | Kertas, krayon |
Bernyanyi bersama | Membangun kebersamaan | Speaker, lagu anak |
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning PPKN kelas 2 SD/MI Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
SEMESTER 1
SEMESTER 1
1. Apa bedanya modul ajar biasa dengan deep learning?
Modul ajar biasa menekankan pengetahuan, sementara deep learning menekankan pengalaman, refleksi, dan aksi nyata.
2. Apakah metode ini cocok untuk siswa kelas 2?
Ya, karena sesuai dengan tahap perkembangan kognitif mereka yang masih konkret.
3. Bagaimana jika siswa sulit memahami konsep abstrak Pancasila?
Guru dapat menggunakan cerita, lagu, dan permainan untuk mempermudah pemahaman.
4. Apakah deep learning memakan waktu lebih lama?
Ya, tapi hasilnya lebih mendalam dan membekas dalam diri siswa.
5. Bagaimana menilai keberhasilan modul ajar ini?
Melalui observasi, portofolio siswa, dan refleksi diri.
Modul ajar deep learning PPKN untuk kelas 2 SD/MI merupakan pendekatan kreatif yang mengajak siswa belajar dengan hati, bukan sekadar hafalan. Dengan storytelling, refleksi, kolaborasi, dan aksi nyata, siswa dapat benar-benar memahami nilai Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti Pak Andi dan murid-muridnya, kelas PPKN bisa menjadi ruang yang penuh makna, menyenangkan, dan membentuk karakter anak sejak dini.