
mengajarmerdeka.id – Saat ini dunia pendidikan sedang bergerak menuju pendekatan yang lebih mendalam dan bermakna. Salah satu yang menjadi sorotan adalah penerapan deep learning dalam Kurikulum Merdeka, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) kelas 6 SD/MI.
Guru bukan lagi sekadar penyampai materi, melainkan fasilitator yang membimbing siswa agar mampu berpikir kritis, berkolaborasi, dan memiliki kesadaran hidup sehat.
Bayangkan seorang siswa kelas 6 yang awalnya hanya menganggap PJOK sebagai jam olahraga biasa. Dengan modul ajar deep learning, ia tidak hanya berlari, melompat, atau bermain bola, tetapi juga belajar mengelola emosi, bekerja sama dalam tim, dan memahami pentingnya gaya hidup aktif. Inilah esensi dari pembelajaran yang bermakna.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning PJOK untuk Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Modul ajar deep learning PJOK adalah perangkat ajar yang dirancang sesuai prinsip Kurikulum Merdeka dengan menekankan pembelajaran yang mendalam. Artinya, siswa tidak hanya menguasai keterampilan motorik, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan sikap positif dalam aktivitas jasmani.
Dalam modul ajar ini, guru memandu siswa agar tidak sekadar melakukan aktivitas fisik, melainkan memahami alasan ilmiah di baliknya. Misalnya, mengapa pemanasan sebelum olahraga penting? Bagaimana olahraga rutin memengaruhi kesehatan jantung? Dengan cara ini, pembelajaran PJOK menjadi terintegrasi dengan sains dan kehidupan sehari-hari.
Mengacu pada capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka, tujuan pembelajaran PJOK kelas 6 antara lain:
Dengan pendekatan deep learning, tujuan ini tidak hanya dihafalkan, tetapi benar-benar dipraktikkan dan dipahami oleh siswa.
Sebuah modul ajar PJOK yang ideal biasanya terdiri dari beberapa elemen penting:
Berisi informasi dasar seperti nama sekolah, kelas, semester, mata pelajaran, dan alokasi waktu pembelajaran.
Dirumuskan secara spesifik agar guru dan siswa memiliki arah yang jelas.
Kurikulum Merdeka menekankan enam dimensi profil pelajar Pancasila: beriman, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Modul deep learning PJOK mengintegrasikan semua dimensi ini dalam setiap aktivitas.
Meliputi keterampilan motorik, permainan tradisional, olahraga modern, hingga pengetahuan kesehatan.
Dirancang dengan pendekatan interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Guru bisa menggunakan model project based learning, discovery learning, atau cooperative learning.
Asesmen dilakukan secara formatif maupun sumatif. Penilaian bukan hanya keterampilan gerak, tetapi juga sikap, pemahaman konsep, dan refleksi diri siswa.
Bagaimana penerapannya di kelas? Mari kita lihat beberapa strategi yang bisa dilakukan guru.
Guru bisa memulai dengan pertanyaan sederhana: “Mengapa tubuh kita terasa segar setelah olahraga?” Dari sini, siswa diajak berdiskusi tentang aliran darah, oksigen, dan manfaat gerak.
Siswa bisa diajak membuat proyek “Jurnal Aktivitas Fisik” selama satu minggu. Mereka mencatat kegiatan harian, durasi, serta perasaan setelah melakukannya. Hasilnya bisa dipresentasikan di kelas.
Permainan bola voli mini atau gobak sodor bisa menjadi sarana mengajarkan kerja sama, sportivitas, dan komunikasi yang efektif.
Setelah aktivitas, guru bisa mengajak siswa duduk melingkar untuk refleksi. Pertanyaan sederhana seperti “Apa yang kamu pelajari hari ini?” dapat memantik pemahaman mendalam.
Berikut contoh aktivitas pembelajaran yang bisa dimasukkan dalam modul:
Siswa mempraktikkan gerakan pemanasan dengan iringan musik. Guru menjelaskan secara ilmiah bahwa pemanasan meningkatkan suhu otot dan mencegah cedera.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan estafet dengan variasi gerakan (melompat, merangkak, berjalan mundur). Aktivitas ini melatih koordinasi, kerja sama, dan kecepatan.
Siswa membuat poster makanan sehat untuk menunjang aktivitas fisik. Guru mengaitkan materi dengan konsep energi dalam tubuh.
Siswa membuat jadwal olahraga mingguan bersama keluarga. Proyek ini memperkuat keterhubungan antara sekolah dan rumah.
Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik teratur dapat meningkatkan fungsi kognitif, konsentrasi, dan prestasi akademik anak. Menurut WHO, anak usia 6–12 tahun disarankan berolahraga setidaknya 60 menit setiap hari. Dengan modul ajar deep learning PJOK, guru dapat membantu siswa mencapai rekomendasi ini melalui aktivitas terstruktur dan menyenangkan.
Selain itu, riset dari American College of Sports Medicine membuktikan bahwa anak yang aktif secara fisik memiliki risiko lebih rendah terhadap obesitas, gangguan metabolik, dan masalah kesehatan mental. Fakta ini memperkuat urgensi pembelajaran PJOK berbasis deep learning.
Modul ajar deep learning PJOK selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan fleksibilitas dan kebermaknaan belajar. Guru diberikan kebebasan untuk menyesuaikan materi sesuai konteks lokal, budaya, dan kebutuhan siswa. Misalnya, di daerah pesisir, guru bisa mengajarkan renang atau permainan tradisional pantai. Di daerah pegunungan, hiking atau senam alam terbuka bisa menjadi pilihan.
Modul ajar deep learning PJOK kelas 6 SD/MI bukan sekadar perangkat mengajar, melainkan jembatan menuju pembelajaran yang bermakna. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga berkembang dalam aspek sosial, emosional, dan intelektual. Dengan strategi yang tepat, guru dapat menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus mendalam.
Pembelajaran PJOK dengan deep learning adalah investasi jangka panjang bagi generasi muda Indonesia. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat, sportif, kritis, dan siap menghadapi tantangan global.