
mengajarmerdeka.id – Bayangkan anak bernama Alice, duduk di bangku kelas 1, mata berbinar mendengar cerita tentang kasih Yesus. Kini, modul ajar deep learning seperti ini bukan sekadar cerita: ia menggali makna, membangkitkan keingintahuan, dan diperkaya suasana belajar yang ceria.
Pendekatan deep learning dalam pendidikan berbeda dari istilah AI tekanannya adalah pembelajaran mendalam yang bermakna, sadar, dan menyenangkan (meaningful, mindful, joyful). Modul ini disusun untuk PAK & BP kelas 1, dengan cerita, aktivitas reflektif, dan visual bermerek yang membumi.
Pendekatan ini mendorong siswa memahami ajaran secara mendalam dan riil, serta mampu menghubungkannya dengan nilai hidup sehari-hari.
Mulai dengan narasi pendek: misal kisah “Lilia si Gajah Kecil yang Mau Berbagi”. Lewat ilustrasi visual bermerek, siswa diajak merasakan emosi, pura-pura menjadi Lilia, dan memahami pesan moral.
Tanya: “Apa yang kamu rasakan jika temanmu sedih?” “Bagaimana cara menolong mereka?” Pertanyaan sederhana ini mengasah mindfulness dan empati anak sejak dini.
Misalnya:
Gunakan ilustrasi berwarna menarik seperti anak-anak bahagia, pelangi kasih, atau hiasan gereja sederhana untuk memperkuat daya tarik visual dan koneksi emosional.
Ajak siswa menyebutkan satu perbuatan baik yang mereka lakukan membangun kesadaran dan ingatan positif dalam mindset “deep learning”.
Bu Rini membagikan botol air berwarna cerah di kelas PAK. Saat siswa mengira itu hanya milik mereka sendiri, Bu Rini bercerita: “Seberapa bahagia kalian jika berbagi minum saat teman kehausan?”
Sontak, suasana berubah: Grace memberi botolnya, Bintang mengulurkan gelas. Di akhir kegiatan, mereka menuliskan di kartu kecil: “Aku belajar berbagi itu kasih.” Aktivitas sederhana, namun maknanya mendalam itulah intisari modul ajar deep learning.
Menurut pendekatan deep learning, siswa tidak hanya menghafal, tetapi mampu menghubungkan pengetahuan secara kritis dan reflektif.
Di Indonesia, studi menunjukkan deep learning melatih kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta menyatukan iman dan pengetahuan agama dengan kehidupan nyata.
Infografis Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Agama Kristen
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Pendidikan Agama Kristen dan BP kelas 1 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
1. Apakah deep learning ini hanya untuk sekolah kristen saja?
Tidak. Pendekatan deep learning (meaningful, mindful, joyful) dapat diterapkan dalam berbagai konteks agama dan mata pelajaran.
2. Haruskah menggunakan teknologi?
Tidak wajib. Visual bermerek bisa berupa gambar manual atau ilustrasi sederhana. Keberhasilan bergantung pada isi dan interaksi guru dengan siswa.
3. Berapa durasi ideal modul per sesi?
Cukup 20–30 menit: cerita, diskusi, aktivitas, dan refleksi cukup untuk kelas 1 agar tetap fokus dan senang.
4. Bagaimana menilai deep learning di kelas rendah?
Lewat observasi: catat antusiasme, respons siswa, serta refleksi yang mereka ungkapkan bukan hanya nilai akhir.
5. Apakah modul ini perlu disusun sendiri dari awal?
Guru bisa memodifikasi cerita dan aktivitas berdasarkan konteks sekolah masing-masing lebih efektif daripada menyalin template.
Modul ajar deep learning untuk Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti kelas 1 membawa siswa ke pengalaman belajar yang tidak sekadar tahu, melainkan menyatu secara emosional, kritis, dan bahagia.
Lewat storytelling, refleksi, dan visual bermerek yang cerah, guru membantu menumbuhkan hati dan pikiran yang peka, cerdas, dan penuh kasih.
Selamat menciptakan modul ajar yang bukan hanya efektif, tetapi juga mendalam dan menyenangkan seperti impian Alice di kelas!