
mengajarmerdeka.id – Di suatu pagi yang cerah, Pak Daniel memasuki kelas 2 SD dengan membawa sebuah Alkitab kecil dan selembar kertas bertuliskan kata “kasih”. Ia menyapa anak-anak dengan hangat, lalu bertanya, “Siapa yang pernah menolong teman minggu ini?” Tangan-tangan mungil pun terangkat penuh semangat.
Hari itu, Pak Daniel mengajarkan tentang kasih Tuhan dengan pendekatan deep learning. Bukan sekadar membaca ayat, tetapi mengajak siswa untuk merasakan, merenungkan, dan mempraktikkan kasih dalam kehidupan nyata.
Pendekatan ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti (PAK-BP): membentuk karakter Kristiani yang mencerminkan kasih Yesus dalam setiap aspek kehidupan.
Deep learning dalam pendidikan berarti pembelajaran mendalam yang menekankan pemahaman, penghayatan, dan penerapan. Dalam PAK-BP, hal ini berarti:
Menurut penelitian Hattie (2018), pembelajaran berbasis refleksi memiliki efek ukuran 0,79 terhadap hasil belajar, jauh di atas rata-rata (0,4).
Siswa mampu menunjukkan sikap kasih kepada sesama sebagai wujud kasih Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Pak Daniel menceritakan kisah “Orang Samaria yang Baik Hati”. Anak-anak mendengarkan dengan mata berbinar. Setelah cerita, beliau bertanya, “Siapa yang pernah membantu teman tanpa diminta?” Seorang siswa menjawab, “Saya pernah meminjamkan pensil pada teman yang lupa bawa.”
Kemudian, siswa diajak membuat daftar tindakan kasih sederhana yang bisa mereka lakukan di rumah atau sekolah. Ada yang menulis “membantu ibu mencuci piring”, ada yang “berdoa untuk teman”.
Di akhir pelajaran, seluruh kelas bernyanyi lagu “Kasih Yesus Indah Indah Oh Indah” sambil berpegangan tangan, merasakan kebersamaan dan sukacita.
1. Kontekstualisasi
Hubungkan ajaran Alkitab dengan pengalaman nyata siswa, misalnya membantu teman yang sedih.
2. Refleksi
Ajak siswa merenung tentang pengalaman mengasihi sesama.
3. Kolaborasi
Libatkan siswa dalam proyek bersama, seperti membersihkan kelas.
4. Aksi Nyata
Dorong siswa menerapkan kasih melalui tindakan sederhana di rumah atau sekolah.
Penelitian oleh Lickona (1991) menyebutkan bahwa pendidikan karakter lebih efektif jika dikaitkan dengan pengalaman nyata. Sementara itu, pembelajaran aktif meningkatkan motivasi siswa hingga 65% lebih tinggi dibanding metode pasif (Prince, 2004).
Kegiatan | Tujuan | Media |
---|---|---|
Storytelling Orang Samaria | Memahami kasih Yesus | Alkitab, gambar |
Diskusi pengalaman kasih | Menginternalisasi nilai | Kartu refleksi |
Role-play membantu teman | Mengembangkan empati | Properti sederhana |
Menyanyi lagu rohani | Membangun sukacita iman | Speaker, musik |
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Pendidikan Agama Kristen (PAK) dan BP kelas 2 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti untuk kelas 2 SD/MI adalah sarana efektif membentuk karakter Kristiani sejak dini.
Dengan pendekatan kontekstual, reflektif, kolaboratif, dan berbasis aksi, siswa tidak hanya memahami firman Tuhan tetapi juga mempraktikkannya.
Seperti Pak Daniel dan murid-muridnya, kelas menjadi ruang penuh kasih, sukacita, dan pengalaman iman yang mendalam.