
mengajarmerdeka.id – Di sebuah SD di Yogyakarta, Bu Lina menghadapi kelas dengan beragam kemampuan. Ada yang cepat memahami, ada yang lambat. Alih-alih menggunakan metode lama, Bu Lina menerapkan deep learning: pendekatan belajar yang tidak hanya menghafal, tetapi mengasah berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah.
Deep learning adalah pendekatan yang mendorong siswa berpikir mendalam, menghubungkan konsep, dan memecahkan masalah secara mandiri.
1. Pertanyaan Pemantik
Guru memulai dengan pertanyaan terbuka, seperti:
“Mengapa pelangi muncul setelah hujan?”
Siswa berpikir, mencari jawaban, dan berdiskusi.
2. Proyek P5
Siswa membuat proyek sederhana, misalnya menanam sayur, lalu mempresentasikan prosesnya.
3. Tugas Berbasis Masalah
Siswa diberi masalah nyata, seperti cara menghemat air di rumah. Mereka mencari solusi kreatif.
Data dari penelitian Kemendikbud menunjukkan penerapan deep learning meningkatkan keterlibatan siswa hingga 45% dibanding metode tradisional.
(Infografik di atas sudah menggambarkan: definisi, strategi, dan manfaat deep learning kelas 2 SD/MI.)
Bagaimana cara mengunduh modul ajar Deep Learning kelas 2 SD/MI? Untuk mendapatkan atau filenya, silahkan klik tautan di bawah ini:
1. Apa perbedaan deep learning dengan pembelajaran biasa?
Deep learning fokus pada pemahaman konsep, bukan hafalan semata.
2. Apakah bisa diterapkan di semua mata pelajaran?
Bisa. Mulai dari matematika, IPA, bahasa, hingga PPKn.
3. Apakah guru harus membuat modul sendiri?
Tidak harus, tetapi guru dapat memodifikasi modul yang ada agar sesuai konteks sekolah.
4. Bagaimana cara menilai hasil deep learning?
Gunakan asesmen formatif, portofolio, dan observasi proyek siswa.
5. Apakah deep learning cocok untuk kelas rendah?
Sangat cocok karena dapat melatih berpikir logis dan kreatif sejak dini.
Dengan modul ini, guru dapat menciptakan pembelajaran yang lebih hidup dan bermakna. Untuk panduan lanjutan, kunjungi artikel terkait di mengajarmerdeka.id!