
mengajarmerdeka.id – Mengajar seni rupa di kelas 8 SMP/MTs bisa menjadi tantangan yang menyenangkan. Di satu sisi, kita berhadapan dengan siswa yang mulai mencari identitas diri dan senang bereksplorasi.
Di sisi lain, kita harus memastikan pembelajaran tetap terarah, sesuai capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka. Di sinilah peran modul ajar deep learning seni rupa menjadi kunci.
Modul ajar ini bukan hanya sekadar RPP yang berisi langkah-langkah mengajar, melainkan panduan komprehensif yang membantu guru menciptakan pengalaman belajar mendalam, kreatif, dan relevan dengan dunia siswa.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Seni Rupa untuk Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
SEMESTER 1
SEMESTER 2
Konsep deep learning dalam pendidikan bukan sekadar istilah keren. Ia merujuk pada proses pembelajaran yang mendorong siswa berpikir kritis, menghubungkan konsep, dan menciptakan karya bermakna.
Dalam konteks seni rupa, deep learning berarti siswa tidak hanya meniru gambar, tetapi memahami makna seni, mengeksplorasi teknik, dan mengekspresikan diri melalui karya yang orisinal.
Menurut penelitian UNESCO, pendidikan seni berperan penting dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, empati, dan kreativitas.
Agar modul ajar sesuai standar Kurikulum Merdeka, kita perlu menyusunnya dengan elemen utama: identitas modul, kompetensi awal, tujuan pembelajaran, alur kegiatan, asesmen, dan refleksi. Identitas modul berisi mata pelajaran, fase, dan alokasi waktu.
Kompetensi awal membantu guru mengetahui pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Tujuan pembelajaran harus jelas, terukur, dan mengacu pada capaian pembelajaran yang ditetapkan Kemendikbud.
Contoh tujuan pembelajaran pada materi seni rupa kelas 8 misalnya:
Alur kegiatan sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang mendukung eksplorasi, seperti Project Based Learning atau Problem Based Learning.
Misalnya guru memberikan tema “Lingkungan Sekitar” dan meminta siswa membuat poster kreatif tentang menjaga kebersihan. Dengan begitu, mereka tidak hanya menggambar, tetapi juga berpikir kritis tentang pesan yang ingin disampaikan.
Mengajar seni rupa di era digital menuntut pendekatan yang lebih personal dan kontekstual. Guru bisa memanfaatkan media digital seperti Canva atau aplikasi menggambar di tablet untuk memperkenalkan teknik komposisi.
Aktivitas pembelajaran bisa dimulai dengan diskusi visual, analisis karya seni terkenal, kemudian dilanjutkan dengan praktik membuat karya.
Gunakan cerita untuk menarik perhatian siswa. Misalnya, saat mempelajari seni rupa tradisional, ceritakan kisah di balik motif batik atau sejarah wayang beber.
Hal ini membantu siswa memahami seni sebagai bagian dari identitas budaya, bukan sekadar gambar indah. Selain itu, berikan kebebasan berkreasi. Biarkan siswa memilih warna, media, atau gaya yang mereka sukai.
Asesmen dan Refleksi
Asesmen dalam seni rupa tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi juga proses. Guru bisa menggunakan rubrik penilaian yang mencakup kreativitas, keterampilan teknik, dan kemampuan mengomunikasikan ide. Refleksi penting dilakukan di akhir pembelajaran.
Siswa bisa diminta menceritakan pengalaman mereka saat membuat karya, tantangan yang dihadapi, dan pesan yang ingin disampaikan.
Integrasi Profil Pelajar Pancasila
Modul ajar deep learning seni rupa juga harus mendukung penguatan Profil Pelajar Pancasila. Misalnya dengan mengajak siswa bekerja sama dalam proyek mural sekolah, kita menumbuhkan gotong royong.
Dengan mendorong mereka mengekspresikan pendapat lewat karya, kita melatih kemandirian dan bernalar kritis.
Tips Praktis untuk Guru
Modul ajar deep learning bisa menjadi jembatan antar mata pelajaran. Misalnya, seni rupa bisa dikaitkan dengan IPA melalui pembuatan poster ekosistem, atau dengan bahasa Indonesia saat menulis deskripsi karya. Pendekatan ini memperkaya pengalaman belajar dan membantu siswa melihat keterkaitan antar ilmu.
Menyusun modul ajar deep learning seni rupa kelas 8 SMP/MTs bukan hanya tentang mengikuti format administrasi, tetapi menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
Guru perlu menghadirkan kegiatan yang mendorong eksplorasi, kreativitas, dan refleksi. Dengan modul ajar yang dirancang dengan baik, siswa tidak hanya belajar menggambar, tetapi juga belajar berpikir, merasakan, dan mengkomunikasikan ide.
Artikel ini bisa menjadi referensi bagi guru seni rupa yang ingin mengembangkan modul ajar yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
Dengan pendekatan deep learning, pembelajaran seni rupa akan menjadi pengalaman yang menginspirasi dan relevan bagi siswa. Jangan lupa untuk terus memperbarui modul sesuai kebutuhan kelas dan perkembangan teknologi agar tetap menarik dan efektif.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com