
mengajarmerdeka.id – Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) di kelas 10 SMA/MA menjadi salah satu pondasi penting bagi siswa untuk memahami nilai kebangsaan, demokrasi, dan hak serta kewajiban sebagai warga negara.
Dengan hadirnya Kurikulum Merdeka, guru diberikan kebebasan merancang modul ajar yang lebih fleksibel, kreatif, dan berbasis kebutuhan siswa.
Di sinilah konsep Deep Learning menjadi kunci, karena pembelajaran tidak hanya sekadar menghafal teori, tetapi mengajak siswa berpikir kritis, menganalisis masalah sosial, dan menemukan solusi.
Artikel ini akan menjadi panduan lengkap untuk guru dan siswa memahami, merancang, dan memanfaatkan Modul Ajar Deep Learning PPKN kelas 10 agar pembelajaran lebih bermakna.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning PPKN untuk Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Deep Learning dalam pendidikan bukan berarti menggunakan AI, melainkan pendekatan pembelajaran mendalam yang mendorong siswa memahami konsep secara holistik.
Dalam PPKN, siswa diajak melihat hubungan antara nilai Pancasila dengan kehidupan sehari-hari, bukan sekadar menghafal bunyi sila.
Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang bersifat mendalam mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis hingga 40% lebih efektif dibanding pembelajaran tradisional.
Guru dapat menggunakan metode diskusi, studi kasus, proyek, dan simulasi peran agar siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai kewarganegaraan.
Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka memiliki komponen wajib seperti Capaian Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Materi, Kegiatan Pembelajaran, Asesmen, dan Refleksi.
Untuk PPKN kelas 10, tema yang diangkat mencakup Identitas Nasional, Konstitusi, Hak dan Kewajiban Warga Negara, serta Nilai Pancasila.
Guru bisa memulai modul dengan memberikan pemantik berupa fenomena aktual seperti isu toleransi, hak asasi manusia, atau demokrasi di era digital. Hal ini membuat siswa merasa materi relevan dengan kehidupannya.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan guru. Pertama, Problem-Based Learning (PBL) dengan mengajak siswa menganalisis kasus pelanggaran HAM dan berdiskusi mencari solusi.
Kedua, Project-Based Learning (PjBL) dengan membuat proyek kampanye digital bertema pentingnya menjaga persatuan.
Ketiga, Inquiry-Based Learning dengan memberi pertanyaan terbuka, misalnya “Bagaimana penerapan sila ke-5 dalam kebijakan pemerintah?” yang memicu siswa mencari data dan mempresentasikan hasilnya. Dengan pendekatan ini, siswa bukan hanya belajar, tetapi berlatih menjadi warga negara aktif.
Misalnya pada topik Konstitusi, alur tujuan bisa dimulai dengan mengenali makna konstitusi, menganalisis pasal-pasal penting UUD 1945, kemudian mengevaluasi implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Aktivitas bisa berupa membaca teks konstitusi, membuat peta konsep, hingga melakukan debat kelas tentang amandemen UUD.
Guru dapat menyusun modul dengan urutan kegiatan yang memudahkan siswa mencapai pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan.
Guru berperan sebagai fasilitator, bukan satu-satunya sumber pengetahuan. Artinya, guru harus memberi ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi, bertanya, dan berdiskusi.
Menurut riset dari Kemendikbudristek, peran guru yang menstimulasi rasa ingin tahu mampu meningkatkan partisipasi siswa hingga 30%.
Guru juga perlu membuat asesmen autentik seperti portofolio, proyek kelompok, atau presentasi, sehingga penilaian tidak hanya berfokus pada ujian tertulis.
Manfaat utamanya adalah siswa lebih memahami konteks kebangsaan secara kritis, menghargai perbedaan, dan termotivasi untuk berkontribusi pada masyarakat.
Selain itu, modul ini melatih keterampilan abad 21 seperti komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreativitas.
Dalam jangka panjang, pendekatan ini membantu membentuk generasi muda yang berkarakter kuat dan siap menghadapi tantangan global.
Hari pertama guru dapat membuka dengan cerita inspiratif tentang pahlawan reformasi untuk memantik diskusi.
Hari kedua dilanjutkan dengan pembelajaran kelompok kecil yang menganalisis pasal-pasal HAM. Hari ketiga siswa membuat presentasi hasil analisis dan mempublikasikan di papan mading sekolah. Aktivitas seperti ini mendorong keterlibatan emosional dan intelektual siswa.
Pastikan modul ajar menggunakan bahasa yang komunikatif, menampilkan contoh nyata, dan memberikan variasi metode pembelajaran.
Sertakan juga media visual seperti infografik dan video pendek agar siswa lebih antusias. Gunakan asesmen formatif seperti kuis singkat di tengah pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi.
Guru juga bisa mengintegrasikan teknologi dengan memanfaatkan aplikasi kuis interaktif atau forum diskusi online.
Kurikulum Merdeka menekankan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila, seperti beriman dan bertakwa, mandiri, bernalar kritis, gotong royong, kreatif, dan berkebinekaan global.
Modul ajar PPKN berbasis deep learning bisa dirancang untuk mengembangkan semua dimensi ini. Misalnya, dengan proyek membuat kampanye literasi hukum di lingkungan sekolah, siswa belajar gotong royong sekaligus berpikir kritis.
Di akhir modul, guru perlu mengajak siswa melakukan refleksi. Pertanyaan seperti “Apa nilai Pancasila yang paling relevan dengan hidupmu?” dapat membuka ruang introspeksi.
Evaluasi juga harus melibatkan penilaian diri dan teman sebaya agar siswa belajar memberikan umpan balik konstruktif.
Modul Ajar Deep Learning PPKN Kelas 10 SMA/MA adalah kunci menciptakan pembelajaran yang relevan, aktif, dan mendalam.
Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki kesadaran kebangsaan yang kuat. Guru yang kreatif bisa mengubah kelas PPKN menjadi ruang dialog, kolaborasi, dan pembentukan karakter.
Tertarik membuat modul ajar seperti ini? Kamu bisa melihat panduan penyusunan modul ajar lain di artikel kami tentang Capaian Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran yang membahas detail langkah-langkah teknis sesuai Kurikulum Merdeka.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com