
mengajarmerdeka.id – Pembelajaran seni rupa di sekolah dasar bukan hanya tentang menggambar atau mewarnai. Lebih dari itu, seni rupa mengajarkan anak cara berpikir kreatif, menyampaikan ide, hingga membangun kepekaan estetika.
Dengan hadirnya Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 3 SD/MI dalam kerangka Kurikulum Merdeka, guru memiliki panduan lebih inovatif untuk membimbing siswa memahami seni rupa secara mendalam, bukan sekadar hafalan.
Artikel ini akan mengajak Anda menjelajahi konsep modul ajar, prinsip deep learning dalam seni rupa, manfaatnya untuk siswa kelas 3, serta strategi penerapan di kelas.
Modul ajar adalah perangkat pembelajaran yang memuat tujuan, langkah kegiatan, hingga evaluasi yang bisa langsung digunakan guru di kelas. Untuk mata pelajaran seni rupa kelas 3 SD/MI, modul ajar biasanya meliputi:
Dengan pendekatan Kurikulum Merdeka, modul ajar seni rupa lebih fleksibel. Guru tidak hanya mengajarkan teknik, tetapi juga menekankan proses eksplorasi, apresiasi karya, serta keterkaitan seni dengan kehidupan sehari-hari.
Deep learning dalam konteks pendidikan berbeda dengan teknologi kecerdasan buatan. Di sini, deep learning berarti pembelajaran mendalam yang mendorong siswa memahami konsep secara menyeluruh, bukan sekadar permukaan.
Beberapa prinsipnya:
Secara umum, tujuan modul ini sejalan dengan Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Beberapa di antaranya:
Pendekatan deep learning pada seni rupa memberi dampak positif yang nyata.
Data dari penelitian pendidikan seni dasar menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran berbasis proyek seni rupa memiliki peningkatan kreativitas hingga 25% dibanding metode tradisional.
Modul ajar biasanya memiliki struktur sebagai berikut:
Misalnya: siswa mampu menggambar bentuk geometris sederhana dan mengaplikasikannya dalam gambar benda sehari-hari.
Bayangkan sebuah kelas 3 SD/MI di pagi hari. Guru mengajak siswa duduk melingkar sambil memperlihatkan berbagai benda di sekitar: gelas, buku, dan botol.
Guru lalu berkata, “Hari ini kita akan menggambar benda-benda ini dengan bentuk dasar. Lihat, gelas seperti tabung, buku seperti balok, dan botol seperti silinder.”
Anak-anak bersemangat menggambar dengan pensil warna. Setelah selesai, mereka diminta menceritakan arti gambar mereka. Ada yang menggambar botol penuh bunga, ada pula yang menggambar buku dengan wajah tersenyum.
Di akhir pelajaran, karya ditempel di dinding kelas, dan setiap siswa memberikan komentar positif terhadap karya temannya.
Cerita sederhana ini menggambarkan bagaimana deep learning berjalan: anak belajar konsep, mempraktikkannya, lalu merefleksikan makna karya.
Agar pembelajaran seni rupa lebih bermakna, guru bisa mencoba beberapa strategi berikut:
Dalam penerapan modul ajar seni rupa, guru kadang menghadapi kendala:
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Seni Rupa untuk Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
SEMESTER 1
SEMESTER 2
Apa bedanya pembelajaran seni rupa biasa dengan deep learning?
Pembelajaran biasa fokus pada teknik, sedangkan deep learning menekankan makna, refleksi, dan keterhubungan dengan kehidupan nyata.
Apakah guru harus membuat modul sendiri?
Tidak selalu. Modul ajar bisa diunduh dari platform resmi, lalu disesuaikan dengan kebutuhan kelas.
Bagaimana cara menilai hasil karya seni?
Penilaian bukan hanya dari hasil akhir, tapi juga proses, keaslian ide, dan sikap siswa saat berkarya.
Apakah teknologi penting dalam pembelajaran seni rupa?
Tidak wajib, tapi bisa membantu memperkaya pengalaman siswa dengan cara baru yang lebih menarik.
Bagaimana mengaitkan seni rupa dengan Profil Pelajar Pancasila?
Dengan seni rupa, siswa belajar berkreativitas, bergotong royong saat membuat karya kelompok, serta menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap budaya visual.
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 3 SD/MI bukan hanya panduan teknis bagi guru, melainkan juga jembatan untuk membangun kreativitas, karakter, dan kecintaan siswa pada seni.
Melalui pendekatan pembelajaran mendalam, anak-anak tidak hanya menggambar atau melukis, tetapi juga belajar menghayati makna di balik karya mereka.
Dengan strategi yang tepat, keterbatasan bukanlah penghalang. Justru, seni rupa dapat menjadi ruang kebebasan anak untuk berekspresi dan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif, reflektif, dan kolaboratif sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka.