Perangkat Ajar Kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka Deep Learning

mengajarmerdeka.id – Bayangkan kamu duduk di sebuah meja taman, melihat burung berkicau, melihat dedaunan berguguran. Di situ kamu tiba-tiba ingin tahu mengapa daun berubah warna, bagaimana proses fotosintesis bekerja, dan apa pengaruhnya terhadap udara yang kita hirup. Rasa ingin tahu itu adalah semangat pembelajaran mendalam bukan sekadar membaca fakta.

Itulah inti dari pembelajaran deep learning dalam Kurikulum Merdeka: mengajak siswa berpikir lebih dalam, menautkan konsep dan pengalaman, dan keluar dari zona hafalan.

Dalam artikel ini, aku akan membawa kamu teman guru di MengajarMerdeka.id menyusun perangkat ajar kelas 4 untuk semua mata pelajaran dengan pendekatan deep learning yang efektif.

Download Perangkat Ajar Kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka Deep Learning

Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka Deep Learning berdasarkan mata pelajaran, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:

  • Bahasa Indonesia ( UNDUH DI SINI )
  • Bahasa Inggris ( UNDUH DI SINI )
  • Bahasa Jawa ( UNDUH DI SINI )
  • Biologi ( UNDUH DI SINI )
  • Ekonomi ( UNDUH DI SINI )
  • Fisika ( UNDUH DI SINI )
  • Geografi ( UNDUH DI SINI )
  • Informatika ( UNDUH DI SINI )
  • IPA ( UNDUH DI SINI )
  • IPAS ( UNDUH DI SINI )
  • Kimia ( UNDUH DI SINI )
  • Matematika ( UNDUH DI SINI )
  • PAI ( UNDUH DI SINI )
  • PJOK ( UNDUH DI SINI )
  • PPKN ( UNDUH DI SINI )
  • Prakarya ( UNDUH DI SINI )
  • Sejarah ( UNDUH DI SINI )
  • Seni Musik ( UNDUH DI SINI )
  • Seni Rupa ( UNDUH DI SINI )
  • Seni Tari ( UNDUH DI SINI )
  • Seni Teater ( UNDUH DI SINI )
  • Sosiologi ( UNDUH DI SINI )

Apa itu Deep Learning dalam Konteks Pendidikan?

Sebelum masuk teknis, kita samakan persepsi dulu.

Deep learning di konteks pendidikan bukanlah bidang kecerdasan buatan (AI), melainkan pendekatan pedagogis yang menekankan proses berpikir mendalam siswa: mindful (sadar akan proses belajar), meaningful (materi bermakna), dan durable (bertahan lama).

Beberapa prinsip dasar:

  • Kesadaran proses belajar: siswa menyadari mengapa mereka belajar, bukan sekadar apa yang harus diingat.
  • Makna dan koneksi: siswa menghubungkan ilmu dengan pengalaman hidupnya.
  • Pembelajaran berkelanjutan: hasil pembelajaran bukan sekadar nilai ujian, melainkan kemampuan berpikir, bertanya, dan mengembangkan diri.

Tirto mencatat bahwa modul pembelajaran deep learning diarahkan untuk memperkuat kompetensi penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, dan kemandirian.

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, deep learning bukan menggantikan kurikulum tetapi menjadi pendekatan yang bisa diterapkan di dalam kurikulum itu sendiri.

Kerangka Perangkat Ajar: Komponen Modul Deep Learning

Saat menyusun perangkat ajar, modul, atau RPP berbasis deep learning, kamu perlu memperhatikan komponen-komponen berikut agar modul menjadi utuh dan efektif:

  1. Capaian Pembelajaran & Kompetensi Inti
    Modul harus menghubungkan dengan capaian pembelajaran (CP) fase yang berlaku, dan kompetensi inti yang ditargetkan.
  2. Tujuan Pembelajaran Bermakna
    Tujuan bukan hanya “siswa bisa menyebutkan …” tapi “siswa bisa menjelaskan, mengaplikasikan, membandingkan, dan mempertanyakan …”.
  3. Kegiatan Pembelajaran Interaktif
    Gunakan strategi seperti diskusi, proyek mini, eksplorasi, eksperimen, refleksi. Gabungkan elemen kolaboratif dan personal.
  4. Bahan dan Sumber Belajar
    Buku teks, artikel, objek nyata, multimedia, sumber lokal semua bisa diintegrasikan agar siswa merasa dekat dengan materi.
  5. Asesmen Pembelajaran
    Bentuk asesmen tidak hanya tes tertulis; bisa melalui portofolio, observasi, tugas proyek, penilaian diri dan teman.
  6. Refleksi dan Umpan Balik
    Bagian refleksi penting agar siswa dan guru sama-sama mengevaluasi proses pembelajaran: apa yang berhasil, apa yang sulit, dan apa langkah berikutnya.

Modul yang ideal memadukan keenam elemen ini supaya pembelajaran benar-benar “mendalam.”

Filosofi “Perangkat Ajar Kelas 4 Semua Mata Pelajaran”

Kenapa kita fokus kelas 4 dan “semua mata pelajaran”? Karena kelas 4 adalah fase transisi siswa mulai lebih mandiri, dapat berpikir abstrak sederhana, dan bisa mengeksplorasi topik antar disiplin.

Jika guru sudah memiliki perangkat ajar deep learning di semua mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA/IPAS, IPS, PPKn, Seni Budaya, SBK, PJOK), maka integrasi lintas tema bisa sangat menarik.

Kita bisa merancang tema besar (misalnya “sumber daya alam lokal”) dan di setiap pelajaran dikaitkan dengan tema itu. Misalnya:

  • IPA: siklus air, energi, pelestarian
  • Matematika: pengukuran, persentase, data
  • Bahasa Indonesia: menulis laporan, membaca artikel
  • IPS: pemanfaatan sumber daya, interaksi manusia–alam
  • SBK: seni dari bahan alam
  • PPKn: tanggung jawab menjaga lingkungan
  • PJOK: aktivitas luar kelas (mengamati alam)

Dengan tema terpadu, siswa tidak lagi melihat mata pelajaran sebagai pulau terpisah, melainkan sebagai satu jalinan makna.

Contoh Perangkat Ajar Deep Learning untuk Kelas 4

Di bawah ini contoh kerangka modul ajar deep learning untuk kelas 4 masing-mata pelajaran. Kamu bebas modifikasi sesuai konteks sekolahmu.

Modul Bahasa Indonesia: Menulis Laporan Hasil Observasi

  • Capaian Pembelajaran: siswa mampu membaca dan menyajikan laporan sederhana berdasarkan observasi lingkungan sekitar.
  • Tujuan Bermakna: siswa akan membuat laporan hasil pengamatan (misalnya tumbuhan di sekolah) yang kaya makna dan bisa dipresentasikan ke teman.
  • Kegiatan:
    1. Brainstorming: siswa diskusi pengalaman mereka mengamati daun, pohon, bunga.
    2. Eksplorasi: keluar kelas, mencatat ciri daun, warna, tekstur.
    3. Diskusi pasangan: berbagi data pengamatan.
    4. Penyusunan laporan: siswa membuat draft laporan isi, foto/gambar, grafik.
    5. Presentasi dan umpan balik antar teman.
    6. Refleksi: apa tantangan saat menulis, bagaimana meningkatkan laporan berikutnya.
  • Asesmen: portofolio laporan siswa, rubrik penilaian isi, bahasa, struktur, presentasi.

Modul Matematika: Data dan Persentase Kebutuhan Air

  • Capaian Pembelajaran: siswa dapat menyajikan data penggunaan air keluarga dalam bentuk tabel dan prosentase.
  • Tujuan Bermakna: siswa akan menganalisis penggunaan air di rumah mereka dan membuat rekomendasi penghematan berdasarkan data.
  • Kegiatan:
    1. Siswa mencatat volume air konsumsi harian (kamar mandi, minum, mencuci).
    2. Guru bantu kelompok menghitung persentase setiap kategori.
    3. Diskusi: mana penggunaan terbesar? Kenapa?
    4. Siswa membuat rekomendasi penghematan dan mempresentasikan.
    5. Refleksi: apakah rekomendasi mereka realistis? Apa hambatannya?
  • Asesmen: tugas kelompok + presentasi + lembar kerja individu.

Modul IPA/IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam / Sains): Daur Air dan Perubahan Cuaca

  • Capaian: siswa memahami siklus air, proses penguapan, kondensasi, dan hujan.
  • Tujuan Bermakna: siswa akan menjelaskan dan mensimulasikan daur air kemudian mengaitkan dengan perubahan cuaca lokal.
  • Kegiatan:
    1. Demonstrasi mini: botol plastik, air, plastik bening, sinar matahari sebagai penguapan.
    2. Siswa jelaskan dengan bahasa sendiri fenomena yang terjadi.
    3. Membagi kelompok untuk membuat poster siklus air, menambahkan catatan pengamatan.
    4. Diskusi: bagaimana cuaca berubah jika manusia mengubah lingkungan?
    5. Refleksi: apakah modul ini membantu kamu lebih mengerti?
  • Asesmen: poster + penjelasan kelompok + pertanyaan tertulis.

Modul IPS: Pemanfaatan Sumber Daya Air Lokal

  • Capaian: siswa mengetahui cara manusia memanfaatkan air (irigasi, PLTA, air minum) serta dampaknya.
  • Tujuan Bermakna: siswa menyelidiki pemanfaatan air di lingkungan sekolah/kota dan mengusulkan perbaikan.
  • Kegiatan:
    1. Observasi lapangan: kunjungi sungai, saluran irigasi, atau fasilitas air minum sekolah.
    2. Diskusi: bagaimana air dimanfaatkan dan tantangannya?
    3. Siswa membuat peta konsep pemanfaatan air.
    4. Presentasi dan diskusi antar kelompok.
    5. Refleksi: bagaimana peran siswa dalam menjaga sumber daya air.
  • Asesmen: laporan lapangan + presentasi + penilaian rubrik.

Modul PPKn: Hak dan Tanggung Jawab dalam Pelestarian Lingkungan

  • Capaian: siswa mengidentifikasi hak dan tanggung jawab warga dalam menjaga lingkungan lokal.
  • Tujuan Bermakna: siswa akan merancang kampanye atau gerakan kecil di sekolah tentang pelestarian lingkungan.
  • Kegiatan:
    1. Diskusi nilai kewargaan: apa hak air bersih, apa tanggung jawab kita?
    2. Rancang slogan, poster kampanye, atau ajakan tindakan sederhana.
    3. Jalankan kampanye di sekolah selama seminggu.
    4. Observasi respons siswa lain dan evaluasi.
    5. Refleksi: apa yang berubah, apa tantangan?
  • Asesmen: kampanye + laporan + refleksi individu.

Modul Seni Budaya / SBK: Karya dari Material Alam

  • Capaian: siswa mampu menciptakan karya seni (misalnya kolase atau anyaman) dari bahan alam di lingkungan.
  • Tujuan Bermakna: siswa akan mengeksplorasi keindahan alam dan menjadikannya karya seni kritis (misalnya menyampaikan pesan kelestarian).
  • Kegiatan:
    1. Siswa mengumpulkan daun kering, ranting kecil, kulit kayu (yang sudah rontok).
    2. Diskusi desain kolase atau karya yang ingin dibuat.
    3. Produksi karya seni, lalu pamerkan di kelas/kegiatan sekolah.
    4. Siswa menjelaskan makna karya mereka kepada teman.
    5. Refleksi: apa ide yang muncul, tantangan bahan, apa pesan karyanya?
  • Asesmen: karya seni + presentasi + lembar refleksi.

Modul PJOK: Pengamatan Aktivitas dan Lingkungan

  • Capaian: siswa memahami hubungan antara aktivitas fisik dan lingkungan (misalnya pengaruh cuaca terhadap gerak).
  • Tujuan Bermakna: siswa akan melakukan pengukuran denyut jantung sebelum dan sesudah aktivitas di luar ruangan dan menghubungkannya dengan kondisi cuaca.
  • Kegiatan:
    1. Lakukan pemanasan ringan di dalam ruangan.
    2. Bawa siswa ke lapangan: berlari, lompat, berjalan cepat selama 5 menit.
    3. Ukur denyut jantung sebelum dan sesudah, catat cuaca (panas, lembap, angin).
    4. Diskusi: apakah cuaca mempengaruhi performa? Mengapa?
    5. Refleksi: apa hubungan antara tubuh manusia dan lingkungan sekitar?
  • Asesmen: catatan data + diskusi + refleksi tertulis.

Strategi Menyusun Modul Deep Learning yang Efektif (Langkah demi Langkah)

Berikut langkah praktis agar modul deep learning kamu bukan sekadar indah di kertas, tetapi hidup di kelas:

1. Analisis Konteks Sekolah & Siswa

Kenali karakteristik siswa: latar belakang, minat, kondisi lingkungan (apakah sekolah dekat alam, kota, desa). Modul harus “nyambung” dengan dunia nyata siswa.

2. Pilih Tema Terpadu

Tema besar (seperti air, energi, keberlanjutan) membantu menghubungkan semua mata pelajaran. Dengan tema, siswa bisa melihat keterkaitan antar ilmu.

3. Rancang Peta Kompetensi Terintegrasi

Buat peta kompetensi mata pelajaran dalam satu tema agar guru tiap mata punya benang merah. Ini juga memudahkan internal link antarmodul.

4. Buat Sketsa Alur Modul

Tentukan urutan kegiatan: eksplorasi → diskusi → aplikasi → refleksi → asesmen. Pastikan ada jeda refleksi.

5. Siapkan Bahan dan Media

Gunakan bahan lokal agar siswa merasa “ini milik kita”. Sumber belajar bisa dari lingkungan, internet, video, buku.

6. Susun Asesmen Holistik

Gunakan format penilaian beragam: rubrik, portofolio, observasi, penilaian diri/teman. Pastikan penilaian mendukung pembelajaran, bukan hanya mengukur.

7. Uji Coba & Revisi

Coba modul di satu kelas kecil atau kelompok percontohan, kumpulkan umpan balik siswa & rekan guru, lalu revisi modul.

8. Integrasikan Refleksi & Perbaikan

Setiap akhir modul, beri ruang bagi siswa dan guru untuk merefleksi pengalaman. Modul deep learning menekankan pembelajaran berkelanjutan.

Bukti Ilmiah & Data Pendukung

Beberapa hasil penelitian mendukung pendekatan pembelajaran mendalam:

  • Studi pendidikan menunjukkan bahwa siswa yang dilibatkan dalam aktivitas berpikir kritis dan reflektif cenderung mempertahankan pemahaman lebih lama dibandingkan yang hanya menghafal.
  • Menurut Balitbang Kemenag, deep learning bukan sebagai kurikulum baru, melainkan pendekatan pembelajaran yang memfokuskan mindful, meaningful, dan durable.
  • Modul pembelajaran deep learning pada mata pelajaran IPA/IPAS kelas 4 menunjukkan bahwa penggunaan modul ini membantu siswa menjelaskan fenomena perubahan wujud zat dan energi secara lebih bermakna.

Meskipun data kuantitatif spesifik untuk kelas 4 modul menyeluruh belum banyak dibahas di publik, tren riset dunia pendidikan mendukung bahwa penguatan kompetensi berpikir mendalam adalah kunci pendidikan abad ke-21.

Tantangan & Solusi dalam Implementasi

Tantangan 1: Waktu terbatas

Guru sering merasa “tak sempat” menyusun modul mendalam.
Solusi: mulai dari modul kecil, reuse modul antar tema, kerja sama antar guru kelas 4 mata pelajaran.

Tantangan 2: Sumber daya materi

Tidak semua sekolah punya fasilitas lengkap (internet, alat).
Solusi: gunakan bahan lokal, objek sehari-hari, kerja lapangan mini, materi cetak sederhana.

Tantangan 3: Penilaian konvensional

Jika sekolah masih mengandalkan ujian tulis murni, guru takut gagal di evaluasi tinggi.
Solusi: kombinasikan format penilaian baru dengan format lama, sosialisasi ke kepala sekolah dan pengawas agar mereka memahami nilai pendekatan ini.

Tantangan 4: Resistensi perubahan

Beberapa guru mungkin nyaman dengan metode lama (ceramah).
Solusi: pelatihan, pendampingan, kolaborasi guru, berbagi modul dan pengalaman sukses.

Membangun perangkat ajar kelas 4 semua mata pelajaran berbasis Deep Learning dalam Kurikulum Merdeka memang menantang, tetapi juga sangat kemungkinan dilakukan.

Dengan tema terpadu, modul yang kaya makna, asesmen holistik, dan refleksi, guru bisa mengubah pengalaman belajar siswa dari hafalan menjadi pemahaman mendalam.

Mulai dari contoh modul Bahasa Indonesia, Matematika, IPA/IPAS, IPS, PPKn, SBK, dan PJOK di atas, kamu bisa menyesuaikan dengan kondisi sekolahmu. Kuncinya: eksperimen kecil, evaluasi cepat, kolaborasi guru, dan revisi berkelanjutan.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.