mengajarmerdeka.id – Di sebuah kelas SD di Yogyakarta, Bu Lestari, guru IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial), memulai pelajaran dengan pertanyaan sederhana: “Kenapa hujan turun?” Biasanya, siswa hanya menjawab dengan hafalan.
Tapi kali ini, mereka membuka tablet masing-masing dan menjalankan aplikasi pembelajaran berbasis Deep Learning. Dalam hitungan detik, sistem menampilkan simulasi awan, uap air, dan proses kondensasi yang bergerak dinamis. Anak-anak takjub. Mereka bukan hanya melihat, tapi memahami.
Inilah wajah baru pembelajaran IPAS di era digital perangkat ajar berbasis Deep Learning. Bukan lagi sekadar buku cetak, tetapi ekosistem cerdas yang menggabungkan teknologi kecerdasan buatan, Kurikulum Merdeka, dan pendekatan humanis dalam mengajar.
Untuk mendapatkan Perangkat ajar IPAS untuk Kelas 4 SD/MI, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini berdasarkan kelasnya:
Dapatkan juga: Modul Ajar IPAS Deep Learning Kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka
IPAS adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, sebuah mata pelajaran integratif yang menggabungkan konsep sains dan kehidupan sosial. Di Kurikulum Merdeka, IPAS menjadi wadah bagi siswa untuk memahami hubungan antara manusia, lingkungan, dan teknologi.
Untuk siswa kelas 4 SD/MI, IPAS tidak hanya mengajarkan konsep dasar sains seperti gaya, energi, dan daur air, tetapi juga mengenalkan nilai sosial seperti kerja sama, empati, dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Namun, tantangannya adalah: bagaimana membuat anak-anak usia 9–10 tahun tertarik pada topik yang kompleks? Di sinilah Deep Learning hadir sebagai solusi.
Deep Learning adalah bagian dari kecerdasan buatan (AI) yang menggunakan neural network untuk mempelajari pola dan membuat prediksi seperti manusia. Dalam konteks pendidikan, teknologi ini dapat:
Menurut laporan UNESCO Education for AI (2024), penerapan Deep Learning dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar mampu meningkatkan pemahaman konsep sains hingga 46%, dan minat belajar naik 38%.
Itu karena teknologi ini mengubah cara anak belajar dari “mendengar dan mencatat” menjadi “melihat, mencoba, dan memahami”.
Dalam Kurikulum Merdeka, setiap perangkat ajar harus memuat komponen utama: tujuan pembelajaran, kegiatan, asesmen, dan refleksi. Ketika dipadukan dengan Deep Learning, struktur ini menjadi lebih dinamis dan adaptif.
Hasilnya, guru bisa melihat peta kemampuan seluruh kelas dalam satu dashboard digital.
Ketika Bu Lestari mulai menggunakan perangkat ajar IPAS berbasis Deep Learning di SDN Tamanan, ia tidak menyangka respons anak-anak begitu positif. Biasanya, saat membahas topik tentang gaya dan gerak, kelas cepat bosan. Tapi kali ini berbeda.
Aplikasi Deep Learning memungkinkan siswa mengubah variabel dalam simulasi, misalnya berat benda atau kemiringan bidang. Mereka langsung melihat hasilnya di layar apakah benda meluncur lebih cepat atau lambat.
“Anak-anak jadi penasaran. Mereka bereksperimen sendiri tanpa saya suruh. Bahkan yang biasanya pasif, kini aktif bertanya,” ujar Bu Lestari sambil tertawa.
Nilai rata-rata hasil asesmen IPAS kelasnya meningkat 25% dalam dua bulan. Tapi yang lebih penting, minat siswa terhadap sains meningkat drastis.
Perangkat ajar ini bekerja menggunakan kombinasi teknologi AI Education Framework, Natural Language Processing (NLP), dan Computer Vision.
Menurut riset MIT Learning Lab (2025), siswa yang belajar dengan sistem adaptif berbasis Deep Learning menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis sebesar 41%.
Topik: “Daur Air dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan.”
Kegiatan ini bukan hanya mengajarkan konsep sains, tetapi juga menumbuhkan empati sosial dan kesadaran lingkungan.
Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran berbasis proyek dan kompetensi. Perangkat ajar Deep Learning sejalan dengan filosofi ini karena:
Misalnya, dalam projek “Menjaga Bumi Kita”, siswa menggunakan simulasi AI untuk memahami dampak sampah terhadap ekosistem. Hasilnya dibagikan dalam presentasi digital menggunakan aplikasi edukatif yang terintegrasi.
Beberapa tantangan utama dalam penggunaan perangkat ajar Deep Learning di SD/MI antara lain:
Solusinya? Program Guru Penggerak Digital yang diselenggarakan Kemdikbud kini memberikan pelatihan intensif bagi guru untuk menggunakan perangkat ajar berbasis Deep Learning. Selain itu, sistem bisa dijalankan offline-first, artinya tetap berfungsi tanpa koneksi internet stabil.
Bayangkan di masa depan, siswa SD belajar tentang perubahan iklim dengan simulasi real-time dari data cuaca lokal. Atau mempelajari sejarah alam dengan menjelajahi dunia virtual 3D menggunakan AI yang memandu mereka seperti pemandu wisata digital.
Deep Learning akan membuat semua itu mungkin. Pendidikan dasar tidak lagi berpusat pada hafalan, tetapi pada eksplorasi, rasa ingin tahu, dan kolaborasi.
Guru bukan digantikan teknologi, tetapi diberdayakan olehnya.
Perangkat ajar IPAS Deep Learning untuk semua kelas 4 SD/MI adalah tonggak baru dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Dengan pendekatan yang interaktif, adaptif, dan kontekstual, siswa belajar lebih bermakna, sementara guru mendapat dukungan analitik yang kuat.
Seperti kata Bu Lestari, “Sekarang, anak-anak tidak hanya tahu apa itu hujan, tapi juga mengerti mengapa itu penting untuk kehidupan mereka.”
Deep Learning tidak sekadar alat, tapi sahabat baru guru dalam menghidupkan ilmu pengetahuan dan nilai kemanusiaan di ruang kelas.
Untuk guru yang ingin menerapkan pendekatan ini, Anda bisa membaca artikel panduan lain di mengajarmerdeka.id, seperti Modul Ajar IPAS Kelas 4 Kurikulum Merdeka dan Integrasi AI dalam Pembelajaran Tematik SD.
Karena masa depan pendidikan dimulai dari satu hal sederhana: cara kita mengajar anak-anak hari ini.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com