mengajarmerdeka.id – Suatu pagi di laboratorium sekolah, Bu Nisa memulai kelas IPA dengan pertanyaan sederhana: “Mengapa es bisa mencair?” Tapi kali ini bukan hanya buku teks yang menjawabnya.
Di layar proyektor, sistem deep learning menampilkan simulasi molekul air yang bergerak cepat akibat peningkatan suhu. Siswa terdiam, lalu satu per satu mulai bertanya dengan antusias.
Inilah potret baru pembelajaran sains di era kecerdasan buatan. Perangkat ajar IPA berbasis deep learning bukan sekadar alat bantu digital, melainkan jembatan yang menghubungkan teori dengan pemahaman nyata.
Artikel ini akan membahas bagaimana Perangkat Ajar IPA Deep Learning Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka membantu guru dan siswa bertransformasi menuju pembelajaran yang lebih kontekstual, interaktif, dan berbasis data.
Untuk mendapatkan Perangkat Ajar IPA Deep Learning Kelas 9 SMP/MTs, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini untuk semua kelas:
Dapatkan juga: Modul Ajar IPA Deep Learning Kelas 9 SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata pelajaran yang menuntut pemahaman mendalam tentang fenomena alam. Namun, banyak siswa merasa kesulitan memahami konsep abstrak seperti gaya, energi, atau sistem organ tubuh. Di sinilah teknologi deep learning mengambil peran penting.
Menurut penelitian dari Science Education Review (2024), penggunaan sistem pembelajaran berbasis AI mampu meningkatkan pemahaman konsep sains hingga 41% dibandingkan metode tradisional. Hal ini karena deep learning memungkinkan analisis data yang kompleks untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan tiap siswa.
Model deep learning bekerja seperti otak manusia: mengenali pola, membuat prediksi, dan memberikan umpan balik. Dalam konteks IPA, algoritma ini bisa mengenali kesalahan konsep siswa dan menyesuaikan materi penguatan secara otomatis.
Misalnya, jika siswa sering salah memahami konsep gaya gravitasi, sistem akan menampilkan animasi dan eksperimen virtual yang relevan untuk memperkuat pemahaman.
Perangkat ajar ini disusun mengacu pada prinsip Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berdiferensiasi dan berbasis kompetensi. Tiga komponen utama dalam perangkat ajar ini meliputi:
Dengan sistem seperti ini, guru tidak perlu lagi menghabiskan waktu memeriksa satu per satu hasil kerja siswa. Semua dilakukan secara otomatis dan berbasis data, sementara guru dapat fokus memberikan bimbingan personal.
Di SMPN 4 Jember, Pak Arif guru IPA yang awalnya skeptis terhadap teknologi akhirnya mencoba menggunakan perangkat ajar deep learning. Ia mengintegrasikan modul “Sistem Tata Surya” ke dalam pembelajaran.
Sebelumnya, siswa hanya melihat gambar planet di buku teks. Namun kali ini, mereka dapat melihat simulasi orbit planet yang dihasilkan oleh model AI. Sistem memungkinkan siswa memprediksi kecepatan revolusi setiap planet dan melihat hasilnya dalam bentuk grafik interaktif.
“Awalnya saya pikir ini akan rumit,” kata Pak Arif. “Tapi ternyata justru membuat anak-anak lebih aktif. Mereka tidak hanya mendengarkan, tapi juga bereksperimen.”
Setelah dua bulan penerapan, nilai rata-rata IPA kelasnya naik dari 74 menjadi 89. Lebih dari itu, siswa mulai mengaitkan konsep fisika dengan fenomena sehari-hari sesuatu yang sulit dicapai dengan metode konvensional.
Kurikulum Merdeka menekankan profil pelajar Pancasila, salah satunya adalah “bernalar kritis dan kreatif.” Perangkat ajar deep learning menjadi sarana yang ideal untuk menumbuhkan dua kompetensi ini.
Setiap aktivitas pembelajaran IPA Kelas 9 diarahkan untuk mengembangkan empat kemampuan utama:
Misalnya, dalam topik “Ekosistem dan Lingkungan,” siswa dapat mengamati simulasi AI tentang perubahan populasi ikan akibat pencemaran air. Sistem deep learning kemudian menanyakan prediksi siswa tentang dampak jangka panjang terhadap rantai makanan.
Pendekatan seperti ini selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran.
Sistem ini bekerja dengan menggabungkan beberapa cabang kecerdasan buatan, antara lain:
Menurut AI in Education Journal (2025), sistem deep learning dengan neural network multilayer dapat meningkatkan akurasi penilaian pembelajaran hingga 94% dibandingkan metode manual.
Dengan kata lain, guru mendapatkan insight yang lebih akurat, sementara siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih personal.
Penerapan perangkat ajar berbasis deep learning tentu tidak tanpa hambatan. Beberapa sekolah masih menghadapi keterbatasan infrastruktur dan jaringan internet. Guru pun memerlukan pelatihan untuk memahami cara kerja sistem AI.
Namun pemerintah dan lembaga pendidikan kini mulai mendukung transformasi digital melalui program Guru Penggerak Digital dan Pelatihan Kurikulum Merdeka berbasis AI.
Selain itu, perangkat ajar seperti ini juga bisa digunakan secara offline dengan data lokal, sehingga tetap bisa berjalan di daerah yang belum memiliki koneksi stabil.
Ambil contoh topik “Tekanan dan Gaya.” Siswa diminta melakukan percobaan virtual untuk mengukur tekanan udara pada ketinggian berbeda. AI membantu menampilkan simulasi kondisi atmosfer dan memberikan data grafik tekanan terhadap ketinggian.
Kemudian siswa menganalisis hasilnya dan membuat kesimpulan berbasis data yang disediakan sistem. Guru dapat langsung melihat sejauh mana pemahaman siswa dari dashboard analitik.
Di sini, pembelajaran tidak lagi sekadar menghafal rumus P = F/A, tetapi benar-benar memahami maknanya dalam kehidupan nyata, seperti mengapa ban mobil dirancang dengan tekanan tertentu atau mengapa telinga terasa sakit saat mendaki gunung.
Perangkat ajar berbasis deep learning membuka jalan menuju pembelajaran sains yang lebih kontekstual, adaptif, dan berorientasi pada pemahaman mendalam.
Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, tetapi berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa berpikir kritis dan ilmiah.
Lebih jauh lagi, pendekatan ini melatih siswa untuk berpikir seperti ilmuwan: mengamati, menganalisis, memprediksi, dan bereksperimen.
Dengan dukungan teknologi AI, pembelajaran IPA kini menjadi petualangan ilmiah yang seru, bukan sekadar teori di atas kertas.
Perangkat Ajar IPA Deep Learning Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka adalah inovasi yang menggabungkan sains, teknologi, dan pedagogi modern.
Dengan sistem yang adaptif dan berbasis data, guru dapat memahami kebutuhan belajar setiap siswa, sementara siswa belajar lebih cepat, efektif, dan menyenangkan.
Bu Nisa menutup pelajarannya hari itu dengan tersenyum, “Ternyata deep learning bukan untuk menggantikan guru, tapi untuk membuat kita semua guru dan siswa lebih cerdas.”
Jika Anda guru IPA atau pengembang pembelajaran, saatnya menjelajahi dunia baru ini. Kunjungi mengajarmerdeka.id untuk mendapatkan panduan dan modul ajar lainnya seperti Modul Ajar IPA Fase D dan Strategi Pembelajaran AI dalam Kurikulum Merdeka.
Karena masa depan pendidikan Indonesia adalah saat sains dan kecerdasan buatan belajar berjalan berdampingan.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com