mengajarmerdeka.id – Bayangkan sebuah kelas Matematika di mana setiap siswa memiliki jalur pembelajaran sendiri. Ada yang mempelajari limit fungsi dengan simulasi visual 3D, sementara lainnya memecahkan soal trigonometri dengan bantuan algoritma kecerdasan buatan yang menyesuaikan tingkat kesulitan.
Inilah gambaran nyata dari perangkat ajar Deep Learning Matematika Kelas 10 SMA/MA berbasis Kurikulum Merdeka perpaduan antara sains, teknologi, dan seni mengajar.
Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Matematika untuk Kelas 10 SMA/MA, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 10 SMA
Matematika sering kali dianggap sebagai mata pelajaran yang kaku dan sulit dipahami. Banyak siswa merasa tertekan karena harus menghafal rumus tanpa benar-benar memahami konsepnya. Di sinilah teknologi deep learning hadir untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
Menurut riset dari International Journal of Artificial Intelligence in Education (2024), penerapan deep learning dalam pembelajaran matematika mampu meningkatkan tingkat retensi siswa hingga 46% dan kemampuan pemecahan masalah hingga 39%.
Deep learning tidak hanya membantu komputer “menghitung”, tetapi juga memahami pola berpikir manusia dalam memecahkan persoalan matematika.
Dengan kemampuan ini, sistem pembelajaran bisa mengenali kesulitan spesifik setiap siswa. Misalnya, jika seorang siswa selalu salah dalam memahami grafik fungsi kuadrat, sistem akan memberikan penjelasan visual tambahan atau simulasi interaktif hingga konsep itu benar-benar dipahami.
Dalam Kurikulum Merdeka, perangkat ajar berfungsi sebagai panduan dinamis yang bisa disesuaikan dengan konteks dan karakteristik siswa.
Untuk mata pelajaran Matematika Kelas 10, perangkat ajar berbasis deep learning mencakup tiga komponen utama: materi ajar adaptif, aktivitas interaktif, dan evaluasi berbasis data.
Dengan pendekatan ini, perangkat ajar deep learning tidak hanya berperan sebagai alat bantu, tetapi sebagai mitra guru dalam memahami bagaimana siswa berpikir dan belajar.
Di SMA Negeri 1 Bandung, Pak Aryo guru matematika berpengalaman 20 tahun mulai menggunakan perangkat ajar deep learning di kelasnya pada semester ganjil tahun ajaran 2025. Awalnya ia ragu, karena terbiasa dengan metode konvensional.
Namun, ketika ia melihat bagaimana siswa bereaksi terhadap pembelajaran berbasis AI, pandangannya berubah total.
“Saya perhatikan anak-anak yang biasanya diam, mulai aktif bertanya. Mereka senang melihat grafik berubah seiring mereka mengganti nilai dalam fungsi. Matematika tiba-tiba terasa hidup,” ujarnya sambil tersenyum.
Dalam dua bulan pertama, nilai rata-rata kelas meningkat dari 74 menjadi 89. Siswa yang dulu kesulitan memahami konsep fungsi trigonometri kini bisa menjelaskan hubungan antar sudut dan rasio dengan percaya diri.
Pak Aryo mengakui, “Deep learning bukan menggantikan guru, tapi memperluas jangkauan saya. Saya bisa tahu siswa mana yang butuh penguatan, tanpa harus memeriksa satu per satu lembar jawaban.”
Kurikulum Merdeka menekankan fleksibilitas dan diferensiasi dalam pembelajaran. Artinya, setiap siswa bisa belajar sesuai minat, kecepatan, dan kemampuan mereka. Deep learning mendukung filosofi ini dengan kemampuan adaptasinya.
Dalam konteks Matematika Kelas 10, perangkat ajar deep learning diintegrasikan dengan capaian pembelajaran (CP) yang mencakup:
Sistem deep learning membantu guru memetakan capaian tersebut dengan presisi. Melalui dashboard analitik, guru dapat memantau perkembangan tiap siswa secara real time siapa yang sudah memahami materi, siapa yang masih perlu pengulangan, dan siapa yang siap tantangan lanjutan.
Deep learning bekerja dengan Artificial Neural Networks (ANN) jaringan saraf tiruan yang meniru cara kerja otak manusia.
Dalam konteks pendidikan, sistem ini memproses ribuan data interaksi siswa, seperti jawaban kuis, waktu pengerjaan, dan pola kesalahan, untuk memprediksi tingkat pemahaman mereka.
Beberapa teknologi yang sering digunakan antara lain:
Menurut laporan World Economic Forum 2025, penerapan deep learning di pendidikan sains dan matematika berpotensi meningkatkan efisiensi pengajaran hingga 60% dan mengurangi kesenjangan capaian belajar antar siswa.
Beberapa sekolah menghadapi kendala dalam penerapan perangkat ajar deep learning, seperti keterbatasan perangkat digital dan kurangnya pelatihan guru. Namun, solusi inovatif terus bermunculan.
Kementerian Pendidikan melalui program Sekolah Digital Merdeka telah meluncurkan pelatihan literasi AI untuk guru matematika. Selain itu, platform seperti MengajarMerdeka.id menyediakan modul pembelajaran daring yang membantu guru memahami cara menggunakan teknologi deep learning dalam perangkat ajar.
Untuk sekolah dengan keterbatasan internet, perangkat ajar dapat diinstal secara lokal menggunakan sistem offline berbasis AI ringan. Dengan demikian, pembelajaran adaptif tetap bisa dilakukan tanpa koneksi konstan ke server pusat.
Misalnya dalam topik “Limit Fungsi”, langkah pembelajaran bisa seperti berikut:
Pendekatan seperti ini membuat pembelajaran matematika terasa seperti perjalanan penemuan, bukan sekadar proses menghafal rumus.
Perangkat ajar Deep Learning Matematika Kelas 10 SMA/MA bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi representasi dari filosofi Kurikulum Merdeka: pembelajaran yang berpihak pada siswa.
Teknologi AI memberi ruang bagi guru untuk fokus pada hal yang paling penting memandu siswa berpikir kritis, memahami konsep mendalam, dan menerapkan matematika dalam kehidupan nyata.
Matematika tidak lagi menjadi momok menakutkan, melainkan bahasa universal yang bisa dipahami semua orang dengan bantuan teknologi yang tepat. Seperti kata Pak Aryo, “Dengan deep learning, saya bukan hanya mengajar angka, tapi membantu anak-anak memahami makna di balik angka.”
Jika Anda seorang guru atau pengembang pendidikan, saatnya mengeksplorasi potensi perangkat ajar berbasis AI di kelas Anda. Kunjungi mengajarmerdeka.id untuk menemukan panduan dan contoh modul ajar matematika lainnya yang telah disesuaikan dengan prinsip Kurikulum Merdeka dan teknologi pembelajaran masa depan.
Karena masa depan pendidikan bukan tentang mengganti guru dengan mesin, tetapi menguatkan guru dengan kecerdasan buatan.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com