mengajarmerdeka.id – Ketika dunia digital berkembang pesat dan kecerdasan buatan (AI) menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, pendidikan pun harus beradaptasi. Di sinilah muncul konsep baru yang menarik: perangkat ajar Deep Learning untuk mata pelajaran Informatika Kelas 9 SMP/MTs.
Melalui pendekatan ini, pembelajaran tidak lagi terbatas pada teori semata, tetapi mengajak siswa memahami bagaimana teknologi berpikir dan belajar layaknya manusia.
Bayangkan seorang siswa yang bisa membuat model AI sederhana untuk mengenali gambar buah, atau menulis program kecil yang bisa belajar dari kesalahan. Itulah gambaran pembelajaran Informatika berbasis Deep Learning dalam Kurikulum Merdeka, di mana kreativitas, berpikir komputasional, dan kecerdasan digital bersatu.
Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Informatika untuk Kelas 9 SMP/MTs, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 9 SMP/MTs
Deep Learning adalah bagian dari cabang Artificial Intelligence (AI) yang memungkinkan komputer belajar dari data tanpa perlu diprogram secara eksplisit. Model ini meniru cara kerja otak manusia melalui jaringan saraf buatan (artificial neural networks).
Menurut riset yang diterbitkan oleh MIT Teaching Lab (2024), penerapan AI dalam pembelajaran Informatika tingkat SMP dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa hingga 45% dan keterampilan pemecahan masalah hingga 38%. Hal ini karena deep learning melatih siswa untuk berpikir berbasis data, bukan sekadar hafalan.
Di jenjang SMP/MTs, khususnya Kelas 9, pembelajaran Informatika tidak lagi hanya mengenal komputer atau coding dasar, tetapi sudah mengarah pada pemanfaatan kecerdasan buatan untuk kehidupan nyata.
Dalam Kurikulum Merdeka, perangkat ajar Informatika dirancang agar siswa tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga mampu menciptakannya. Perangkat ajar ini mencakup komponen berikut:
Dengan perangkat ajar ini, pembelajaran Informatika menjadi hidup dan bermakna, karena setiap siswa dapat merasakan langsung bagaimana teknologi “belajar” dari mereka.
Di SMPN 3 Malang, Bu Dwi guru Informatika memutuskan untuk mengintegrasikan perangkat ajar Deep Learning ke dalam kelasnya. Ia memulai dengan proyek sederhana: “AI mengenali suara siswa.”
Setiap siswa merekam suara mereka menyebutkan kata “Halo.” Lalu sistem deep learning mempelajari pola gelombang suara masing-masing siswa. Dalam beberapa menit, model tersebut dapat mengenali siapa yang berbicara hanya dari suara!
Bu Dwi menceritakan, “Anak-anak jadi penasaran, bagaimana komputer bisa tahu siapa yang bicara. Dari situ saya jelaskan konsep neural network dan data training. Mereka antusias karena melihat langsung hasilnya.”
Setelah enam minggu, siswa tidak hanya paham konsep AI, tetapi juga mampu menjelaskan etika data, privasi, dan potensi deep learning dalam kehidupan.
Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) dan profil Pelajar Pancasila. Maka perangkat ajar Deep Learning Informatika dirancang agar:
Sebagai contoh, dalam tema “Technology for Humanity”, siswa diminta merancang ide aplikasi AI sederhana yang bisa membantu masyarakat, seperti sistem pendeteksi banjir berbasis sensor. Guru berperan sebagai fasilitator, sementara deep learning menjadi alat bantu eksplorasi.
Beberapa platform yang mendukung perangkat ajar Informatika berbasis Deep Learning di jenjang SMP antara lain:
Melalui platform tersebut, siswa dapat memahami cara kerja AI secara intuitif tanpa harus menulis kode kompleks.
Penelitian dari Journal of Computer-Assisted Learning (2025) menunjukkan bahwa pembelajaran deep learning pada siswa usia 13–15 tahun dapat:
Faktor kuncinya adalah interaktivitas dan relevansi kontekstual dua hal yang sangat ditekankan dalam perangkat ajar Kurikulum Merdeka.
Tantangan utama dalam penerapan deep learning di kelas adalah keterbatasan perangkat keras dan kesiapan guru. Tidak semua sekolah memiliki komputer mumpuni atau jaringan internet stabil. Namun, solusi mulai dikembangkan melalui pendekatan hybrid learning dan modul offline-adaptif.
Guru dapat menggunakan simulasi sederhana dengan bahan ajar yang sudah disediakan oleh Kemendikbudristek. Selain itu, pelatihan guru berbasis digital melalui platform Merdeka Mengajar juga membantu meningkatkan kompetensi mereka dalam memahami konsep AI dan data.
Meskipun teknologi berperan besar, guru tetap menjadi “jantung” pembelajaran. Perangkat ajar deep learning tidak menggantikan guru, melainkan memperluas kemampuannya. Guru menjadi mentor yang menuntun siswa berpikir kritis, kreatif, dan etis dalam memanfaatkan teknologi.
Sebagai contoh, guru dapat mengarahkan siswa untuk menganalisis bias data saat membuat model deep learning. Mereka belajar bahwa AI tidak selalu netral ia tergantung pada data yang digunakan.
Berikut contoh kegiatan dari perangkat ajar Deep Learning Informatika Kelas 9:
Aktivitas-aktivitas ini mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan kolaboratif, sesuai dengan prinsip student-centered learning.
Suatu pagi di laboratorium komputer, Rafi siswa kelas 9 duduk di depan laptopnya sambil tersenyum. Ia baru saja menyelesaikan proyeknya: “Smart Plant Monitor,” sebuah sistem sederhana yang bisa mendeteksi tingkat kelembaban tanah menggunakan AI.
“Bu, AI-nya belajar dari data yang saya kasih! Sekarang dia tahu kapan tanaman saya butuh air!” katanya bangga.
Guru hanya tersenyum. Di momen itu, ia tahu bahwa pembelajaran Informatika telah melampaui batas teori. Anak-anak tidak hanya belajar teknologi, tetapi menciptakan solusi nyata.
Perangkat ajar Deep Learning Informatika Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka bukan sekadar alat bantu belajar, melainkan pintu menuju masa depan pendidikan digital di Indonesia.
Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga menjadi pencipta teknologi yang bertanggung jawab.
Dengan integrasi AI dan prinsip Kurikulum Merdeka, pembelajaran Informatika menjadi lebih kontekstual, kreatif, dan relevan. Guru berperan sebagai fasilitator inovatif, sementara siswa menjadi penjelajah dunia digital yang cerdas dan beretika.
Seperti kata pepatah baru di dunia pendidikan: “AI tidak menggantikan guru, tetapi guru yang menggunakan AI akan menggantikan mereka yang tidak.”
Untuk panduan perangkat ajar dan modul pembelajaran lainnya, Anda dapat mengunjungi artikel terkait di mengajarmerdeka.id, seperti Modul Ajar Informatika Fase D, Pembelajaran Machine Learning di SMP, dan Etika Digital dalam Kurikulum Merdeka.
Karena masa depan pendidikan ada di tangan mereka yang berani mengajar dengan teknologi dan berpikir dengan hati.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com