
mengajarmerdeka.id – Di sebuah laboratorium sederhana di SMA Negeri 4 Bandung, Bu Sinta tersenyum melihat siswanya yang begitu antusias mempelajari hukum Newton. Mereka tak lagi sekadar menghafal rumus F = m × a, tetapi benar-benar memahami bagaimana gaya bekerja di dunia nyata.
Bukan karena buku tebal atau papan tulis penuh rumus, melainkan karena perangkat ajar Fisika berbasis deep learning yang mampu menjelaskan konsep secara visual, interaktif, dan personal.
Cerita Bu Sinta hanyalah satu contoh kecil dari transformasi besar yang sedang terjadi di dunia pendidikan. Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk berinovasi, dan teknologi deep learning kini menjadi sekutu terbaik dalam memahami dunia fisika secara lebih mendalam.
Untuk mendapatkan contoh Perangkat Ajar Deep Learning Fisika untuk Kelas 10 SMA/MA, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 10 SMA/MA: Cara Kreatif Menghidupkan Konsep Sains di Kelas
Perangkat ajar deep learning Fisika adalah seperangkat bahan ajar digital yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mempersonalisasi proses belajar siswa. Dengan dukungan teknologi seperti Neural Network dan Natural Language Processing (NLP), sistem ini dapat memahami kesulitan siswa, menyesuaikan tingkat kesulitan materi, serta memberikan umpan balik secara real time.
Sebagai contoh, ketika siswa mempelajari konsep gaya gravitasi, sistem deep learning dapat menganalisis respons siswa dari latihan soal, mendeteksi kesalahan umum, lalu memberikan penjelasan tambahan menggunakan animasi tiga dimensi. Dengan cara ini, pemahaman konsep menjadi lebih konkret dan bermakna.
Menurut data dari EdTech Review (2024), penggunaan deep learning dalam pembelajaran sains meningkatkan pemahaman konseptual siswa hingga 48%, serta mempercepat penguasaan materi abstrak seperti vektor, gaya, dan energi.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar Fisika Kelas 10 terdiri dari empat komponen utama:
Dengan demikian, guru dapat memantau perkembangan tiap siswa secara akurat tanpa harus memeriksa setiap lembar tugas secara manual.
Fisika dan deep learning sebenarnya memiliki kesamaan fundamental: keduanya mempelajari pola. Dalam fisika, pola muncul dalam bentuk hukum-hukum alam. Dalam deep learning, pola muncul dalam bentuk data yang diolah oleh algoritma.
Ketika siswa mempelajari hukum Ohm, mereka mempelajari hubungan antara tegangan, arus, dan resistansi. Sistem deep learning dapat mengajarkan ini dengan cara yang interaktif menampilkan grafik hubungan V = I × R yang berubah secara dinamis sesuai input siswa.
Teknologi seperti TensorFlow atau PyTorch, yang biasanya digunakan dalam riset AI, kini juga bisa diterapkan dalam aplikasi pendidikan. Sistem dapat mengenali kesalahan berpikir siswa misalnya ketika mereka salah menafsirkan arah gaya atau arah arus listrik dan langsung memberikan simulasi pembetulan.
Di SMA Muhammadiyah 1 Surabaya, sebuah proyek pilot “AI in Physics Class” diluncurkan tahun 2025. Guru Fisika, Pak Eko, menggunakan perangkat ajar berbasis deep learning yang dikembangkan oleh platform pendidikan nasional.
Dalam topik Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), siswa diajak menggunakan aplikasi pembelajaran AI yang bisa menampilkan lintasan gerak benda dalam bentuk visual 3D. Sistem membaca kecepatan input siswa dan langsung memperlihatkan bagaimana percepatan mempengaruhi jarak tempuh.
“Dulu anak-anak hanya hafal rumus v = v0 + at. Sekarang mereka benar-benar tahu kenapa percepatan itu penting,” kata Pak Eko. “Ketika mereka mengubah nilai percepatan, mereka langsung melihat hasilnya di layar. Itu membuat konsep fisika jadi nyata.”
Kurikulum Merdeka memberi kebebasan bagi guru untuk berinovasi dan menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa. Deep learning sangat mendukung filosofi ini.
Dalam konteks fase E (SMA Kelas 10), pembelajaran fisika menekankan pada:
Dengan perangkat ajar deep learning, setiap siswa dapat belajar sesuai kecepatannya. Sistem mampu mengidentifikasi apakah siswa lebih kuat dalam aspek numerik atau visual, lalu menyesuaikan aktivitas pembelajaran secara otomatis.
Guru tetap berperan sebagai fasilitator—mengamati, membimbing, dan memotivasi siswa, sementara teknologi menangani analisis data dan evaluasi otomatis.
Menurut laporan International Journal of Science Education (2024), penerapan deep learning dalam fisika sekolah menengah mampu meningkatkan kemampuan problem solving hingga 55% karena sistem adaptif membantu siswa mengidentifikasi kesalahan logika lebih cepat.
Tantangan utama adalah kesiapan infrastruktur dan kemampuan digital guru. Banyak sekolah belum memiliki perangkat memadai untuk menjalankan sistem deep learning.
Namun, solusi mulai bermunculan. Pemerintah melalui Platform Merdeka Mengajar Digital menyediakan akses ke modul ajar adaptif berbasis AI yang bisa dijalankan di perangkat ringan seperti Chromebook. Selain itu, pelatihan guru tentang AI education kini menjadi bagian dari program Guru Penggerak Digital.
Beberapa sekolah juga menggabungkan pembelajaran deep learning dengan metode konvensional dalam model blended learning—memanfaatkan kekuatan teknologi tanpa meninggalkan aspek humanistik dari proses belajar.
Misalnya dalam topik Hukum Newton tentang Gerak, langkah-langkah pembelajaran dapat diatur sebagai berikut:
Perangkat ajar deep learning Fisika Kelas 10 SMA/MA bukan sekadar alat bantu digital, melainkan representasi nyata dari transformasi pendidikan sains di Indonesia. Dengan dukungan Kurikulum Merdeka, pembelajaran kini lebih humanis, ilmiah, dan adaptif terhadap kebutuhan tiap individu.
Fisika yang dulu dianggap sulit kini menjadi eksplorasi menyenangkan karena siswa bisa “melihat” gaya, energi, dan momentum bekerja secara visual. Guru pun lebih mudah memahami dinamika kelas dengan data akurat dari sistem AI.
Seperti kata Bu Sinta, “Anak-anak sekarang tidak hanya menghitung gaya, mereka bisa merasakannya. Itulah bedanya ketika deep learning hadir di kelas.”
Untuk panduan lain seputar implementasi teknologi AI dalam pendidikan, kunjungi artikel di mengajarmerdeka.id seperti Modul Ajar Deep Learning Kimia Kelas 10 dan Strategi Pembelajaran Digital Kurikulum Merdeka SMA.
Karena masa depan pendidikan bukan lagi tentang banyaknya teori yang dihafal, tetapi tentang bagaimana kita belajar memahami dunia dengan cara yang lebih cerdas.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com