
mengajarmerdeka.id – Pernahkah Anda membayangkan bagaimana anak-anak kelas 6 SD/MI belajar seni tari dengan cara yang bukan hanya menghafal gerakan, tetapi juga memahami makna, nilai budaya, dan ekspresi di baliknya?
Modul Ajar Deep Learning Seni Tari hadir untuk menjawab tantangan ini. Dengan pendekatan Kurikulum Merdeka, guru tidak hanya mengajarkan langkah tari, tetapi juga membimbing siswa agar mampu menghubungkan pengalaman personal, budaya lokal, hingga teknologi digital dalam satu kesatuan pembelajaran.
Di era digital, pembelajaran seni tari tidak bisa lagi hanya terbatas pada ruang kelas. Anak-anak dapat belajar dari video, simulasi interaktif, bahkan kolaborasi daring.
Karena itu, modul ajar deep learning seni tari kelas 6 menjadi jembatan penting untuk mencetak generasi yang kreatif, percaya diri, dan tetap mencintai warisan budaya bangsa.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Seni Tari untuk Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Modul ajar adalah panduan mengajar yang dirancang untuk mempermudah guru melaksanakan proses pembelajaran.
Ketika dipadukan dengan prinsip deep learning, modul ajar seni tari tidak hanya fokus pada keterampilan motorik, tetapi juga membangun pemahaman mendalam tentang seni sebagai media komunikasi, identitas, dan ekspresi.
Deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar teknologi kecerdasan buatan, tetapi sebuah filosofi pembelajaran bermakna.
Siswa didorong untuk mengeksplorasi lebih dalam, mengaitkan pengalaman belajar dengan kehidupan sehari-hari, dan menciptakan karya seni yang orisinal.
Dalam Kurikulum Merdeka, capaian pembelajaran seni tari untuk kelas 6 memiliki fokus pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Beberapa tujuan yang bisa dicapai melalui modul ajar ini antara lain:
Dengan tujuan ini, guru dapat mengukur perkembangan siswa secara holistik, bukan hanya sebatas bisa menirukan gerakan.
Modul ajar seni tari kelas 6 dapat dibagi ke dalam beberapa komponen utama:
Siswa mampu mengekspresikan gerakan tari secara kreatif, memahami makna budaya, serta menyajikan karya tari dalam bentuk pertunjukan sederhana.
Modul deep learning menggunakan pendekatan aktif, partisipatif, dan reflektif. Guru dapat memadukan metode demonstrasi, diskusi, eksplorasi, hingga project-based learning.
Agar modul ajar lebih hidup, berikut contoh aktivitas yang bisa digunakan guru:
Aktivitas 1: Mengenal Gerakan Dasar
Guru menayangkan video tari daerah kemudian mengajak siswa mencoba menirukan gerak dasar. Setelah itu, siswa berdiskusi tentang makna tarian tersebut.
Aktivitas 2: Eksperimen Gerak
Siswa diminta mengeksplorasi gerakan sesuai tema tertentu, misalnya “gerakan air” atau “gerakan pohon tertiup angin”. Kegiatan ini melatih kreativitas sekaligus pemahaman konsep alam dalam seni tari.
Aktivitas 3: Kolaborasi Kelompok
Siswa dibagi menjadi kelompok kecil untuk menciptakan koreografi singkat berdurasi 2–3 menit. Mereka bebas memilih musik pengiring, kostum sederhana, dan alur cerita.
Aktivitas 4: Pentas Mini
Hasil karya kelompok dipresentasikan dalam bentuk pertunjukan kelas. Guru dan siswa lain memberikan apresiasi dan refleksi.
Era digital memberi banyak peluang untuk memperkaya pembelajaran seni tari. Guru bisa memanfaatkan:
Dengan teknologi, pembelajaran tari tidak hanya interaktif, tetapi juga relevan dengan dunia siswa.
Selain aspek keterampilan, modul ajar seni tari juga menanamkan nilai penting seperti:
Nilai-nilai ini selaras dengan Profil Pelajar Pancasila yang menjadi roh Kurikulum Merdeka.
Beberapa guru mungkin menghadapi kendala seperti keterbatasan ruang, kurangnya media, atau rasa malu siswa saat menari. Solusi yang bisa diterapkan antara lain:
Penilaian dalam modul ajar deep learning tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga proses. Guru bisa menilai:
Rubrik penilaian bisa disusun sederhana agar siswa merasa penilaian adalah bagian dari pembelajaran, bukan beban.
Modul Ajar Deep Learning Seni Tari Kelas 6 SD/MI bukan hanya sekadar panduan mengajar, tetapi juga sebuah jembatan untuk mencetak generasi kreatif yang mencintai budaya.
Dengan pendekatan Kurikulum Merdeka, pembelajaran tari dapat menjadi sarana pengembangan diri, pembentukan karakter, sekaligus pelestarian warisan bangsa.
Guru, siswa, dan teknologi bisa berkolaborasi menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan, bermakna, dan membekas.
Pembelajaran seni tari sebaiknya tidak hanya berhenti di ruang kelas. Kegiatan pentas sekolah, lomba, hingga festival budaya dapat menjadi ruang ekspresi yang lebih luas. Dengan modul ajar deep learning, siswa tidak hanya belajar menari, tetapi juga belajar hidup melalui seni.