
mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang siswa kelas 12 yang sedang memegang prototipe sederhana berupa alat sensor cahaya untuk menyalakan lampu otomatis.
Ia tersenyum bangga, bukan hanya karena berhasil merakitnya, tetapi juga karena tahu konsep ini bisa dikembangkan lebih jauh dengan teknologi modern seperti deep learning.
Inilah esensi pembelajaran prakarya rekayasa di era Kurikulum Merdeka: siswa tidak hanya tahu teori, tetapi juga mampu menciptakan solusi nyata.
Modul ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa hadir sebagai panduan praktis bagi guru SMA/MA dalam mengajar siswa untuk memahami, merancang, dan mengembangkan proyek inovatif.
Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana modul ini dirancang, apa saja isinya, hingga strategi agar pembelajaran lebih bermakna.
Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Prakarya Budidaya untuk Kelas 12 SMA/MA, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Modul ajar adalah perangkat pembelajaran yang disusun sistematis agar guru lebih mudah menyampaikan materi.
Deep learning di sini tidak sekadar istilah teknologi kecerdasan buatan, tetapi juga filosofi belajar mendalam: siswa diajak memahami konsep secara utuh, bukan hanya menghafal.
Pada mata pelajaran prakarya rekayasa kelas 12, deep learning diterapkan untuk membantu siswa memecahkan masalah dunia nyata.
Contohnya: membuat alat penghemat energi, merancang produk ramah lingkungan, atau mengembangkan aplikasi sederhana berbasis IoT (Internet of Things).
Modul ini juga disesuaikan dengan prinsip Kurikulum Merdeka, yang menekankan pada projek berbasis profil pelajar Pancasila, seperti gotong royong, kemandirian, dan kreativitas.
Menurut data UNESCO, 65% pekerjaan masa depan membutuhkan keterampilan teknologi, kreativitas, dan problem solving.
Dengan pembelajaran prakarya rekayasa berbasis deep learning, siswa tidak hanya diajarkan untuk bisa membuat karya, tetapi juga memahami logika, algoritma, dan dampak sosialnya.
Beberapa alasan pentingnya penerapan deep learning dalam modul prakarya rekayasa antara lain:
Agar mudah digunakan, modul ajar deep learning prakarya rekayasa disusun dengan kerangka yang jelas. Secara umum, modul mencakup:
Guru menetapkan capaian yang sesuai dengan fase akhir SMA, misalnya: siswa mampu merancang produk rekayasa dengan pendekatan teknologi ramah lingkungan.
Modul menghubungkan antara kompetensi inti, capaian pembelajaran, dan elemen profil pelajar Pancasila. Misalnya, proyek rekayasa berhubungan dengan dimensi kreatif, bernalar kritis, dan kolaboratif.
Materi tidak hanya teori dasar seperti elektronika, mekanika, atau desain produk, tetapi juga pengenalan pada kecerdasan buatan, pemrosesan data, dan penerapan teknologi digital sederhana.
Kegiatan dibuat berbasis proyek (Project Based Learning). Contohnya: siswa membuat sistem penyiram tanaman otomatis dengan sensor kelembapan tanah yang terhubung ke aplikasi Android sederhana.
Penilaian tidak hanya berupa tes, tetapi juga observasi, portofolio, presentasi, dan unjuk karya. Guru menilai proses, hasil, dan refleksi siswa.
Guru bisa memanfaatkan buku teks, artikel ilmiah, video edukasi, hingga platform digital seperti mengajarmerdeka.id untuk memperkaya materi.
Salah satu sekolah di Jawa Tengah pernah mengimplementasikan modul ajar prakarya rekayasa dengan pendekatan deep learning.
Siswa diminta membuat alat monitoring suhu ruangan berbasis Arduino. Awalnya, mereka hanya ingin memantau suhu kelas.
Namun setelah berdiskusi, ide berkembang menjadi sistem yang bisa terhubung ke aplikasi ponsel. Hasilnya, karya tersebut memenangkan lomba inovasi teknologi tingkat provinsi.
Cerita ini membuktikan bahwa modul ajar yang tepat mampu menginspirasi siswa untuk berinovasi lebih jauh.
Agar modul ajar berjalan efektif, guru bisa menerapkan beberapa strategi berikut:
Prakarya rekayasa berbasis deep learning tidak berdiri sendiri. Mata pelajaran ini bisa dikaitkan dengan:
Keterkaitan lintas disiplin ini membuat siswa semakin memahami bahwa ilmu pengetahuan saling berhubungan.
Tidak dapat dipungkiri, mengimplementasikan deep learning dalam prakarya rekayasa punya tantangan. Misalnya keterbatasan fasilitas, waktu, atau kemampuan guru dalam teknologi digital. Namun solusi dapat ditempuh, seperti:
Modul ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa kelas 12 SMA/MA adalah investasi penting untuk mencetak generasi inovator.
Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya bisa merakit, tetapi juga memahami bagaimana teknologi bekerja dan memberi dampak bagi masyarakat.
Guru berperan sebagai fasilitator, siswa menjadi pencipta, dan sekolah menjadi ruang tumbuhnya ide-ide besar. Dari proyek kecil di kelas, lahir solusi untuk masa depan.
Jika kita serius menerapkan modul ini, bukan tidak mungkin siswa SMA/MA hari ini akan menjadi penemu teknologi besar di masa depan.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com