
mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang siswa kelas 12 yang duduk di ruang praktik, menghadap bahan mentah hasil pertanian lokal. Di tangannya ada ubi jalar, singkong, dan pisang.
Guru kemudian menantangnya, “Bagaimana cara kamu mengolah bahan ini menjadi produk kreatif yang bisa dipasarkan?”
Pertanyaan sederhana itu bukan sekadar tugas prakarya, tetapi pintu masuk ke dunia pembelajaran kontekstual yang menyiapkan siswa menghadapi era digital. Di sinilah modul ajar Deep Learning untuk mata pelajaran Prakarya Pengolahan berperan besar.
Pembelajaran prakarya tidak lagi sebatas membuat kue atau produk rumah tangga. Dengan pendekatan deep learning, siswa diajak memahami konsep pengolahan dari hulu ke hilir, mulai dari riset bahan, uji coba resep, hingga strategi pemasaran digital.
Artikel ini akan mengajak Anda menelusuri bagaimana modul ajar Deep Learning Prakarya Pengolahan Kelas 12 SMA/MA bisa diterapkan secara efektif.
Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Prakarya Pengolahan untuk Kelas 12 SMA/MA, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Secara sederhana, modul ajar adalah panduan pembelajaran yang memuat alur tujuan, materi, aktivitas, hingga evaluasi.
Deep learning di sini bukan sekadar istilah teknologi kecerdasan buatan, tetapi juga filosofi pembelajaran mendalam. Siswa tidak hanya menghafal, tetapi benar-benar mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman nyata.
Menurut penelitian dari National Research Council, pembelajaran mendalam menekankan keterkaitan antar-konsep, keterampilan berpikir kritis, dan penerapan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks Prakarya, ini berarti siswa diajak memahami nilai gizi bahan, teknik pengolahan higienis, inovasi rasa, hingga dampak ekonominya bagi masyarakat.
Modul ajar deep learning untuk prakarya pengolahan harus memiliki struktur yang rapi agar guru dan siswa dapat mengikuti dengan mudah. Berikut adalah contoh kerangka yang sesuai Kurikulum Merdeka:
Salah satu kelemahan pembelajaran konvensional adalah siswa hanya berhenti pada pengetahuan permukaan.
Misalnya, mereka tahu cara membuat keripik singkong, tetapi tidak memahami bagaimana strategi branding agar produk itu bisa bersaing di marketplace.
Deep learning membantu siswa menyelami lapisan lebih dalam. Mereka tidak hanya belajar “cara membuat”, tetapi juga “mengapa dibuat”, “apa dampaknya”, dan “bagaimana menjadikannya peluang”. Dengan pendekatan ini, siswa terbiasa menghubungkan konsep lintas disiplin, dari ilmu gizi, sains, hingga digital marketing.
Agar lebih mudah dipahami, mari kita masuk ke sebuah cerita nyata. Di sebuah SMA di Jawa Tengah, guru memberikan proyek: mengolah singkong menjadi produk yang siap jual. Alih-alih hanya membuat keripik biasa, siswa berinovasi membuat “Keripik Singkong Rasa Kopi”.
Langkah pembelajaran:
Hasilnya? Produk siswa tersebut bahkan diminati UMKM lokal untuk dijadikan kolaborasi nyata. Inilah esensi deep learning: pembelajaran yang menembus batas ruang kelas.
Prakarya pengolahan tidak boleh ketinggalan zaman. Dengan integrasi teknologi digital, guru bisa menambahkan elemen berikut:
Penggunaan media digital ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik, tetapi juga selaras dengan kebiasaan generasi Z yang akrab dengan teknologi.
Guru memiliki peran penting sebagai fasilitator. Beberapa strategi yang bisa digunakan:
Dengan cara ini, siswa tidak merasa prakarya hanya sekadar tugas tambahan, tetapi bekal untuk masa depan.
Kurikulum Merdeka menekankan kebebasan belajar sesuai minat dan bakat. Modul ajar deep learning prakarya sangat sesuai karena memberi ruang eksplorasi.
Siswa dapat memilih bahan lokal yang mereka sukai, merancang produk sesuai kreativitas, dan mempresentasikan dengan gaya masing-masing.
Kebebasan ini membentuk mindset wirausaha sejak dini. Mereka belajar bahwa keterampilan kecil bisa menjadi sumber penghasilan jika dikelola dengan baik.
Evaluasi tidak hanya sebatas nilai angka, tetapi juga dampak nyata. Beberapa indikator keberhasilan modul ajar deep learning prakarya antara lain:
Dengan indikator ini, guru bisa memastikan bahwa pembelajaran memberikan manfaat langsung.
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Pengolahan Kelas 12 SMA/MA adalah jembatan penting menuju pembelajaran yang relevan, kreatif, dan aplikatif.
Melalui modul ini, siswa tidak hanya belajar mengolah bahan pangan, tetapi juga membangun mindset inovatif, kolaboratif, dan digital-ready.
Cerita tentang “Keripik Singkong Rasa Kopi” hanyalah satu contoh bagaimana pembelajaran prakarya bisa menginspirasi lahirnya wirausaha muda. Guru sebagai fasilitator dapat memanfaatkan modul ini untuk menumbuhkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman.
Dengan demikian, prakarya bukan lagi pelajaran pinggiran, melainkan laboratorium mini yang mengasah kreativitas, sains, dan bisnis. Modul ajar deep learning adalah kunci untuk membuka pintu pembelajaran bermakna.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com